Hingga saat ini, sekitar 85 persen bahan baku obat tradisional termasuk kosmetika dan produk suplemen berasal dari hutan atau habitat alami. Dan sisanya merupakan hasil budidaya. ‘’Karena itulah, dukungan teknologi budidaya tanaman obat diperlukan dan penting untuk pembakuan proses produksi, sejalan dengan upaya mewujudkan penerapan cara budidaya yang baik atau Good Agricultural Practices (GAP),’’ ujar Meri Ariyantini, SP MSi, ASN Bappeda Litbang Kota Palembang.nya.Kualitas tanaman obat tidak hanya diukur dari hasil biomassanya saja, namun juga kandungan senyawa aktif. Produktivitas tanaman obat dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor luar, misalnya perlakuan budidaya. Pengetahuan faktor genetis yang berkaitan dengan biosintesa serta dipadu dengan pengetahuan budidaya yang terkait dengan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman dapat diupayakan untuk mendapatkan hasil tanaman obat yang baik. Keberhasilan budidaya tanaman obat perlu dukungan ketersediaan bibit unggul yang jelas kebenaran spesiesnya. Selain itu, beberapa faktor yang menentukan kualitas hasil antara lain Lingkungan tempat tumbuh yang sesuai, dan teknik budidaya yang baik dan tepat. Seperti pengolahan tanah, waktu tanam, penetapan jarak tanam, pemeliharaan sampai dengan pengumpulan hasil panen. Nantinya, diharapkan setiap keluarga dapat membudidayakan tanaman obat secara mandiri dan memanfaatkannya, sehingga akan terwujud prinsip kemandirian dalam pengobatan keluarga.(*)
Kategori :