Butuh Tinggal Ambil, Tak Patok Harga Jual

Minggu 21 May 2023 - 19:50 WIB
Reporter : Widhy Sumeks
Editor : Widhy Sumeks

MUARADUA - Ikut menjalankan program Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) memang membawa manfaat. Sekecil-kecilnya bahan memasak kebutuhan sehari-hari bisa ditekan pengeluaran. Hal ini juga diungkapkan Yupita Siska Wiyanti, warga Gunung Terang Buay Sandang Aji OKU Selatan. Siska sejak dua tahun terakhir telah menjalankan program GSMP. "Sejak kami membuka kebun sendiri, tidak perlu lagi beli sayur-sayuran. Bumbu-bumbu masakan, karena semua tinggal petik di kebun," ungkapnya. Lanjutnya, manfaat atau keuntungan yang didapat sebenarnya tidak hanya dirasakan dia pribadi. Tetapi juga sebagian besar keluarga di sekitar rumahnya. Karena dia tidak mematok harga jual jika ada yang ingin mengambil sayur-sayuran di kebunnya.

"Seperti sayur kangkung, daun singkong, kacang panjang, cabai, tomat atau lainnya untuk keluarga ya tentu gratis. Sebagian lagi seperti singkong, kacang tanah, pinang, dan lainnya itu memang kita jual setiap panen," jelasnya.
Sejak membuka lahan kosong menjadi kebun, income bisnis  ekonominya memang berjalan. Salah satunya penjualan singkongnya yang saat bulan Ramadan tahun ini laris manis dibeli warga. Bahkan, hampir setiap hari ada saja pembeli yang datang untuk membeli. "Alhamdulilah, saat itu setiap hari minimal paling kecil sekitar 20 kg itu terjual. Kalau harga sebenarnya saya jual murah saja Rp2.000 per kilo," ungkapnya. Untuk yang membeli dia mengaku yang datang tidak hanya dari sekitar desanya. Tetapi juga ada sebagian dari luar desa. "Biasanya untuk bahan membuat kue, ada yang digoreng, dibuat untuk jajanan jualan buka puasa, ada juga yang persiapan untuk bahan keripik untuk Lebaran," ujarnya. Jika bicara berkebun, atau mengimplementasikan dukungan ke program GSMP, dia mengaku sangat bersemangat. Karena tentu ada banyak manfaat yang sudah dari awal dia rasakan. Siska mengimplementasikan program GSMP dengan cara membuka lahan tidur lebak sekitar 1,5 hektare tidak jauh di belakang rumahnya. Lahan yang sebelumnya belum terpakai tersebut  disulap menjadi perkebunan bermacam-macam tanaman.
Lahan tersebut diisinya mulai dari kacang tanah, singkong, labu sayur, kisik, kacang panjang, cabai, ranggam tomat, pinang dan tanaman-tanaman lainya. "Kalau untuk tanah, saat ini usianya sekitar 1,5 bulan.  Bibit tanam 10 kg, lahan tanam yakni 1,4 hektar," ungkapnya.
Untuk tanaman kacang tanah, diceritakannya dia mengaku sudah pernah merasakan satu kali panen. Untuk hasil panen saat itu, dia mengaku tidak untuk dijual. Namun hanya dibagi-bagikan untuk keluarga besar. "Untuk kacang tanah, setiap tiga bulan tanam bisa dipanen. Sebagian besar sengaja untuk dijual," bebernya. Setelah merasakan dampak hasil dari berkebun, ke depan Siska akan terus memperluas lahan kebun miliknya. Salah satu tanaman yang akan jadi uji coba pengembangannya yaitu tanaman semangka inul. "Semangka inul ini sedang persiapan mencari bibit dan nanti akan kita tanam,  " tukasnya. (end/)
Tags :
Kategori :

Terkait