Rumah Adat dan Gedung Dekranasda PALI Diresmikan, Pakaian Adat Khas PALI Di-launching

 

Bupati Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), DR. Ir. H. Heri Amalindo, MM didampingi Ketua TP Dekranasda Kabupaten PALI, Ir Hj Sri Kustina meresmikan Gedung Dekranasda dan Rumah Adat Kabupaten PALI. Tidak hanya itu, orang nomor satu di Bumi Serepat Serasan ini juga me-launching baju adat khas Kabupaten PALI, ciptaan langsung Ketua Dekranasda Kabupaten PALI, Ir Hj Sri Kustina.

Acara tersebut digelar, Selasa (2/5) di Halaman Gedung Dekranasda Kabupaten PALI di Jalan Merdeka, Kelurahan Handayani Mulya, Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten PALI.

Tampak hadir dalam kegiatan tersebut Ketua DPRD PALI, H Asri AG, Kapolres PALI, AKBP Khairu Nasrudin SIK MH, perwakilan Kajari PALI, Ketua Pemangku Adat Kabupaten PALI, H Sedi Suhardi beserta pengurus, perwakilan Bank Sumsel Babel Cabang Pendopo, sejumlah Kepala OPD di lingkungan Pemkab PALI, serta seluruh Kepala Desa dan istri di Kabupaten PALI.

Bupati PALI, DR Ir H Heri Amalindo MM mengapresiasi dan bangga, atas telah diresmikannya Gedung Dekranasda dan Rumah Adat Kabupaten PALI. Selain juga launching pakaian adat khas Kabupaten PALI.

Diterangkannya, pembangunan Rumah Adat Kabupaten PALI dilaksanakan setelah sebelumnya berkomunikasi dengan tokoh adat di Kabupaten PALI serta menggabungkan nilai-nilai budaya yang ada di kecamatan- kecamatan di Bumi Serepat Serasan. “Setelah melalui proses diskusi dengan sejumlah pihak, Alhamdulillah hari ini telah diresmikan Rumah Adat Kabupaten PALI. Tentu kami sangat mengapresiasi dan bangga atas karya budaya yang kini berdiri kokoh dan megah seperti sekarang,” ujarnya.

Lebih lanjut dirinya juga berharap Rumah Adat Kabupaten PALI nantinya bisa menarik wisatawan baik lokal maupun regional untuk bisa berkunjung dan mengenal tentang budaya serta adat Kabupaten PALI.

Nantinya Rumah Adat ini terbuka untuk umum. “Namun kendati demikian, kami himbau untuk semua masyarakat yang berkunjung agar bisa menjaga dan merawatnya. Karena ini merupakan titipan untuk diwariskan ke anak cucu kita. Jadi tolong dijaga,” pesannya.

Bupati Dr Ir H Heri Amalindo MM mengungkapkan, kedepan di Kabupaten PALI setiap hari Kamis diminta kepada seluruh pegawai untuk memakai batik khas PALI. Bukan hanya batik saja, nanti akan dibuat regulasi sehingga bisa dianggarkan.

“Untuk tahap awal ini dimulai dari kades dan perangkat-parangkatnya. Untuk kades kita minta suoaya memakai batik tulis. Tapi, kalau untuk perangkat bisa memakai batik cap. Dan mulai sekarang kita juga harus punya baju adat sendiri,” ungkapnya.

Sementara, Ketua Dekranasda Kabupaten PALI, Ir Hj Sri Kustina menceritakan terbentuknya Dekranasda Kabupaten PALI pada tahun 2018. Saat itu, dibantu oleh Tim Penggerak PKK Kabupaten PALI melalui Pokja 2 dan Pokja 3.

Ketika itu, mereka mengenalkan program dan mendatangi desa-desa di Kabupaten PALI untuk mencari para pengrajin. “Tapi, saat itu sangat susah sekali dapat pengrajin. Karena rata-rata para pengrajin itu pekerjaannya sebagai petani,” tuturnya.

“Karena pengehasilan mereka itu dari bertani, jadi kalau disuruh membuat kerajinan mereka meminta biaya sebagai ganti mereka tidak pergi ke kebun,” ceritanya.

Anggota DPR-RI dari Partai NasDem ini menerangkan, para pengrajin itu terutama istri Kepala Desa (Kades) kemudian diajak dan diberi pemahaman mengenai kerajinan khas Kabupaten PALI. “Pengrajin itu dilatih dan ikut sekolah sehingga mempunyai sertifikasi. Sudah ada beberapa pengrajin yang sudah kita latih dan punya sertifikasi,” terangnya.

Menurutnya, dengan adanya Dekranasda itu maka bisa memperkenalkan kerajinan asal Kabupaten PALI ke para tamu-tamu yang berkunjung ke Kabupaten PALI. “Paling tidak biss menjadi sovenir dari Kabupaten PALI. Di Dekranasda menampung kerajinan-kerajinan dari PALI, juga sebagai tempat wisata bagi para tamu-tamu yang datang,” jelasnya.

Hj Sri Kustina membeberkan, jika bahan baku kerajinan tersebut dari bahan lokal PALI seperti tumbuh-tumbuhan, batok dan batang kelapa, resam, rumpu ribu-ribu. Termasuk juga pewarnaan dari tumbuh-tumbuhan seperti pinang dan lainnya. “Semua bahan-bahan tidak sama sekali yang menggunakan plastik dan tidak ada juga yang membeli,” tegasnya.

Namun, Hj Sri Kustina mengaku, jika untuk batik tulis khas PALI masih kurang diminati walaupun sudah dikembangkan. Hal itu dimungkinan karena harganya terlalu mahal. “Makanya sekarang sudah mulai dibuat batik cap dan harganya lebih murah. Kedepan, kami berharap di Kabupaten PALI dalam seminggu ada satu hari khusus memakai batik khas PALI. Kita juga harus ada baju adat, karena digunakan untuk parade saat ada kegiatan nasional,” harapnya.

Ketua panitia pelaksana peresmian gedung Dekranasda dan Rumah Adat PALI, Brisvo Diansyah mengatakan, tujuan dari adanya Dekranasda dan Rumah Adat PALI untuk mengajak masyarakat sadar betapa pentingnya suatu kerajinan khas daerah.

Selain itu, juga untuk melestarikan kehidupan lama dan budaya daerah yang mempunyai ciri khas. Serta bisa ikut membina dan membimbing para pengrajin. “Termasuk juga memperharikan dan memperjuangkan kepentingan pengusaha kecil serta pengrajin lokal dengan semangat kewirausahaan,” terangnya. (adv/ebi)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan