Kurma Santapan Lezat bagi Eksistensi Pendidikan Indonesia

Kurma merupakan akronim dari Kurikulum Merdeka. Akronim Kurma tersebut dipilih sebagai padanan untuk santapan lezat di saat berbuka puasa pada Ramadan ini. Judul yang dpilih adalah Kurma (Kurikulum Merdeka) Santapan Lezat bagi Eksistensi Pendidikan Indonesia. Judul dipilih sebagai perwujudan untuk menyelaraskan tema Kebermanfaatan dan Praktik Baik Merdeka Belajar dan Merdeka Berbudaya.

Kurma (Kurikulum Merdeka) mulai didengungkan kini merupakan kurikulum new entry dalam pelaksanaannya. Kurma memberikan hembusan angin segar yang mengalami perkembangan dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya. Kurikulum sebelumnya, seperti Kurtilas (Kurikulun 2013, KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), dan kurikulum lainnya. Kelezatan nutrisi yang dimiliki Kurma dalam pembelajaran sangat istimewa dan lezat.

Kurma meneruskan proses peningkatan kualitas pembelajaran yang telah diinisiasi kurikulum-kurikulum sebelumnya. Kurma berbasis kompetensi berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap dirangkaikan sebagai satu kesatuan proses yang berkelanjutan sehingga membangun kompetensi yang utuh, dinyatakan sebagai CP (Capaian Pembelajaran). Pembelajaran yang fleksibel maksudnya CP disusun dalam fase-fase (2- 3 tahun per fase), sehingga peserta didik memiliki kesempatan untuk belajar sesuai dengan tingkat pencapaian (TaRL), kebutuhan, kecepatan, dan gaya belajarnya. Selanjutnya Kurma memiliki muatan atau konten dikurangi agar peserta didik memiliki waktu yang memadai untuk menguasai kompetensi yang ditargetkan.

Kenikmatan khas Kurma adalah adanya Karakter Pancasila. Hal ini disinergikan antara kegiatan pembelajaran rutin sehari-hari di kelas dengan kegiatan nonrutin dalam bentuk projek. Interdisipliner pengetahuan yang berorientasi pada pembentukan dan penguatan karakter berdasarkan kerangka Profil Pelajar Pancasila.

Kurma menguatkan praktik kurikulum berbasis konteks satuan pendidikan yang sudah diatur dalam kurikulum-kurikulum sebelumnya. Struktur minimum adalah pemerintah menetapkan struktur kurikulum minimum dan satuan pendidikan. Selanjutnya,kurikulum dapat dikembangkan dengan program dan kegiatan tambahan sesuai dengan visi misi dan sumber daya yang tersedia. Otonomi Kurma memberikan kemerdekaan pada satuan pendidikan dan pendidik untuk merancang proses dan materi pembelajaran yang relevan dan kontekstual.

Dalam pelaksanaan Kurma, pemerintah menyediakan buku teks dan perangkat ajar untuk membantu pendidik yang membutuhkan panduan dalam merancang pembelajaran. Kurma bersifatsederhana dengan perubahan yang seminimal mungkin. Namun, beberapa aspek berubah secara signifikan dari kurikulum sebelumnya. Tujuan, arah perubahan, dan rancangannya jelas dan mudah dipahami sekolah dan pemangku kepentingan. Santapan lezat berikutnya adalah gotong royong dalam mengembangkan Kurma. Wujud nyatanya pengembangan tersebut berupa perangkat ajarnya dilakukan dengan melibatkan puluhan institusi termasuk Kemenag, universitas, sekolah, dan lembaga pendidikan lainnya.

Kelezatan Kurma lainnya adalah Penguatan literasi dan numerasi membutuhkan pembelajaran yang efektif dan menyeluruh di semua mata pelajaran. Literasi dan numerasi adalah kompetensi dasar yang akan diperkuat serta memperkuat kompetensi lain yang dibangun di semua mata pelajaran. Contoh: kemampuan memahami informasi berupa teks yang dipadukan dengan grafik dibangun melalui beberapa mata pelajaran. Oleh karena itu, tidak benar bahwa literasi dan numerasi hanya terkait dengan mapel Bahasa Indonesia dan Matematika

Adapun implementasi Kurma untuk pemulihan pembelajaran dilakukan berdasarkan kebijakan berikut. Pertama, Permendikbudristek No 5/2022 SKL pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah. Standar kompetensi lulusan merupakan kriteria minimal tentang kesatuan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang menunjukkan capaian kemampuan peserta didik dari hasil pembelajarannya pada akhir jenjang pendidikan. SKL menjadi acuan untuk Kurikulum 2013, Kurikulum darurat, dan Kurikulum Merdeka.

Kedua,Permendikbudristek No 7/2022 Standar Isi pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah. Standar Isi dikembangkan melalui perumusan ruang lingkup materi yang sesuai dengan kompetensi lulusan. Ruang lingkup materi merupakan bahan kajian dalam muatan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan: muatan wajib sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; konsep keilmuan; dan jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Standar Isi menjadi acuan untuk Kurikulum 2013, Kurikulum darurat, dan Kurikulum Merdeka.

Ketiga, Kepmendikbudristek No 56/2022 Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran. Memuat 3 opsi kurikulum yang dapat digunakan di satuan pendidikan dalam rangka pemulihan pembelajaran beserta struktur Kurikulum Merdeka, aturan terkait pembelajaran dan asesmen, serta beban kerja guru.

Keempat, Keputusan Kepala BSKAP No.008/H/KR/2022 Tahun 2022 Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Pada Kurikulum Merdeka. Memuat Capaian Pembelajaran untuk semua jenjang dan mata pelajaran dalam struktur Kurikulum Merdeka.

Kelima, Keputusan Kepala BSKAP No.009/H/KR/2022 Tahun 2022 Dimensi, Elemen dan Subelemen Profil Pelajar Pancasila Pada Kurikulum Merdeka. Memuat penjelasan dan tahap-tahap perkembangan profil pelajar Pancasila yang dapat digunakan terutama untuk projek penguatan profil pelajar Pancasila.

Tiga pilihan yang dapat diputuskan satuan pendidikan tentang implementasi Kurikulum Merdeka pada Tahun Ajaran 2022/2023: Pertama, Menerapkan beberapa bagian dan prinsip Kurikulum Merdeka, tanpa mengganti kurikulum satuan pendidikan yang sedang diterapkan. Kedua, Menerapkan Kurikulum Merdeka menggunakan perangkat ajar yang sudah disediakan dan Ketiga, Menerapkan Kurikulum Merdeka dengan mengembangkan sendiri berbagai perangkat ajar.

Kurma menganggap pembelajaran merupakan satu siklus. Siklus ini berawal dari pemetaan standar kompetensi, perencanaan proses pembelajaran, dan pelaksanaan asesmen. Kesemuanya itu bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran. Pada akhirnya diharapkan kepadapeserta didik dapat mencapai kompetensi yang diharapkan.

Pembelajaran dalam Kurma memberikan keleluasaan bagi pendidik untuk merumuskan rancangan pembelajaran dan asesmen sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik. Pada pembelajaran Kurma ada istilah Profil Pelajar Pancasila berperan menjadi penuntun arah yang memandu segala kebijakan dan pembaharuan dalam sistem pendidikan Indonesia, termasuk pembelajaran, dan asesmen.

Prinsip Pembelajaran dalam Kurma ada lima, yaitu: pertama, dirancang dengan mempertimbangkan tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakter dan perkembangan mereka. Kedua, dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas belajar peserta didik dan kapasitas mereka untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat, mendorong pengembangan kapasitas belajar; Ketiga, Kegiatan belajar mendukung perkembangan kognitif dan karakter peserta didik secara berkelanjutan dan holistik. Keempat, Pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks kehidupan dan budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua dan komunitas sebagai mitra dan yang kelima adalah pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.

Selanjutnya, kelezatan santapan yang disajikan dalam Kurma berupa asesmen. Lima Prinsip Asesmen adalah sebagai berikut. Pertama, asesmen merupakan bagian terpadu dari prosespembelajaran, memfasilitasi pembelajaran, menyediakan informasi sebagai umpan balik untuk guru, peserta didik, dan orang tua. Kedua, Asesmen perlu dirancang dan dilakukan sesuai dengan tujuan. Ketiga, Asesmen dirancang secara adil, valid dan dapat dipercaya, memberikan informasi yang kaya bagi guru, peserta didik dan orang tua mengenai kemajuan dan pencapaian pembelajaran, serta keputusan tentang langkah selanjutnya. Keempat, Asesmen sebaiknya meliputi berbagai bentuk tugas, instrumen, dan teknik yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditargetkan. Kelima, Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif, memberikan informasi yang bermanfaat untuk peserta didik dan orang tua, dan data yang berguna untuk penjaminan dan peningkatan mutu pembelajaran.

Pendidik melakukan asesmen di awal pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk menilai level pemahaman peserta didik.Asesmen diagnostik dilakukan oleh pendidik sebelum KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) berlangsung. Asesmen diagnostik bertujuan untuk menggali informasi mengenai peserta didiksebelum masuk kegiatan pembelajaran. Informasi yang diperoleh seperti kondisi kesejahteraan sosial emosinya, latar belakang keluarganya, gaya belajarnya, minatnya, maupun pemahaman dasar yang telah dimiliki terkait materi yang akan dipelajari.

Ada tiga keunggulan lezat yang dimiliki Kurma. Pertama, fokus pada materi pembelajaran yang esensial dan pengembangan potensi peserta didik pada fasenya, belajar menjadi lebih mendalam, bermakna tidak terburu-buru, dan menyenangkan. Kedua, peserta didik, pendidik, dan sekolah lebih merdeka. Ketiga, Kurma lebih relevan dan interaktif, hal ini karena pembelajaran memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk mengekploasi isu-isu faktual melalui kegiatan untuk mengembangkan karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan