Dulu Airnya Jernih dan Jadi Tempat Mancing, Sungai Tembok Baru Hilang Kini Ditelan Jalan dan Ratusan Rumah

Reporter: Dudun |

Editor: Rian Sumeks |

Rabu , 30 Oct 2024 - 17:48

Dulu Airnya Jernih dan Jadi Incaran Pemancing, Sungai Tembok Hilang Ditelan Jalan dan Ratusan Rumah-Foto: Dudun-

SUMATERAEKSPRES.ID - Sungai yang berubah menjadi nama lorong adalah Sungai Tembok Baru, sungai ini berubah menjadi Jalan Tembok Baru di kawasan 9/10 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu 2 Palembang.

Melansir dari google Map, Jalan Tembok Baru berada di ordinat -2.9949232581845977, 104.77059779814908.

Panjang jalan Tembok Baru ini mencapai 867,65 meter dari Simpang Jalan KH Azhari hingga Jalan Jendral Ahmad Yani Palembang.

Jalan Tembok Baru di kawasan 9/10 Ulu, Palembang, memiliki sejarah yang kaya dan erat kaitannya dengan perkembangan kota Palembang.

Khususnya dalam hal tradisi, budaya, dan dinamika sosial masyarakat pesisir Sungai Musi.

Dulunya dikenal dengan nama "Sungai Tembok Baru," kawasan ini adalah salah satu dari banyak anak sungai yang mengalir menuju Sungai Musi, yang menjadi urat nadi kehidupan ekonomi dan transportasi di Palembang.

Panjang jalan Tembok Baru ini mencapai 867,65 meter dari Simpang Jalan KH Azhari hingga Jalan Jendral Ahmad Yani Palembang. -Foto: Dudun-

Warga lingkungan RT.11 kelurahan 9/10 ulu kecamatan Seberang Ulu II, kota Palembang, Tjiknung, dibincangi koran ini siang tadi menjelaskan nama Tembok Baru, sendiri sudah puluhan tahun yang lalu.

“Kalau dikatakan satu abad, kita belum tahu. Tetapi semenjak saya kecil dan umur saya sekarang masuk 72 tahun, sudah ada nama Tembok Baru,” katanya kepada koran ini.

dulu airnya jernih dan jadi tempat mancing, sungai tembok baru hilang kini ditelan jalan dan ratusan rumah                            sumateraekspres.id - sungai yang berubah menjadi nama lorong adalah sungai tembok baru, sungai ini berubah menjadi jalan tembok baru di kawasan 9/10 ulu, kecamatan seberang ulu 2 palembang.
melansir dari google map, jalan tembok baru berada di ordinat -2.9949232581845977, 104.77059779814908.
panjang jalan tembok baru ini mencapai 867,65 meter dari simpang jalan kh azhari hingga jalan jendral ahmad yani palembang. 
jalan tembok baru di kawasan 9/10 ulu, palembang, memiliki sejarah yang kaya dan erat kaitannya dengan perkembangan kota palembang.
baca juga:dari 700 anak sungai, kini sisa 114, namai kembali dan buat penanda 
baca juga:sungai tapak nyari berubah jadi lorong bersejarah, benarkah menyimpan legenda pahlawan dan harta karun?
khususnya dalam hal tradisi, budaya, dan dinamika sosial masyarakat pesisir sungai musi.
dulunya dikenal dengan nama "sungai tembok baru," kawasan ini adalah salah satu dari banyak anak sungai yang mengalir menuju sungai musi, yang menjadi urat nadi kehidupan ekonomi dan transportasi di palembang.
panjang jalan tembok baru ini mencapai 867,65 meter dari simpang jalan kh azhari hingga jalan jendral ahmad yani palembang. -foto: dudun-
 
warga lingkungan rt.11 kelurahan 9/10 ulu kecamatan seberang ulu ii, kota palembang, tjiknung, dibincangi koran ini siang tadi menjelaskan nama tembok baru, sendiri sudah puluhan tahun yang lalu.
“kalau dikatakan satu abad, kita belum tahu. tetapi semenjak saya kecil dan umur saya sekarang masuk 72 tahun, sudah ada nama tembok baru,” katanya kepada koran ini. 
baca juga:jazad adenan, korban tenggelam di sungai ogan, ditemukan oleh penyelam tradisional setelah operasi sar
baca juga:sejarah dan makna sungai sei semajid, dari jalur transportasi hingga warisan budaya palembang
menurutnya, tembok baru sendiri dahulu wilayah perairan. “masih banyak sawah dan rawa dilingkungan tempat ini. selain dekat dengan sungai musi, juga berada sungai kecil lainnya yang dekat dengan sungai tembok baru."
"namun saat ini sudah banyak penduduk. dan tempat ini semakin ramai, hingga untuk daerah rawa tersisa sedikit. itupun diatasnya sudah dibangun rumah warga,” kata tjiknung. 
jalan tembok baru didepan merupakan jalan ahmad yani menuju plaju.
sedangkan untuk bagian kedalam tembus ke jalan kh azhari 9/10 ulu. untuk warga yang tinggal disebantaran sisa sungai tembok baru sendiri ratusan.
baca juga:kisah menarik sungai jeruju, ketika alam dan sejarah berpadu, abadi menjadi nama lorong di palembang!
baca juga:kecil tapi punya sejarah besar, sungai ketandan ternyata jadi saksi bisu peradaban palembang
bahkan kantor kelurahan 9/10 ulu, juga konon katanya dibangun dipinggir sungai.
“masih ada sisa selokan yang cukup luas. dulu air disitu jernih, selain tempat mancing juga tempat mandi dan bermain ketika kami masih kanak-kanak,” aku tjiknang. 
sedikit bercerita, menurutnya nama "tembok baru" berasal dari konstruksi tanggul dan tembok penahan yang dibangun di sepanjang bantaran sungai ini pada zaman kolonial belanda.
konstruksi ini bertujuan untuk mengatasi erosi dan banjir yang sering melanda daerah pesisir sungai.
saat itu, sungai tembok baru bukan sekadar jalur air, tetapi juga pusat aktivitas masyarakat, di mana banyak perahu nelayan, pedagang, dan pengrajin mengakses sungai untuk perdagangan lokal.
seiring waktu, sungai tembok baru mengalami pendangkalan akibat sedimentasi dan pembangunan yang mengubah aliran airnya.
fenomena ini didorong oleh urbanisasi pesat, serta perubahan pola hidup masyarakat yang beralih dari kehidupan berbasis sungai ke daratan.
baca juga:sedimentasi mengubur sungai durian, namun sejarahnya tetap abadi menjadi nama jalan
baca juga:gunakan limbah palet plastik untuk perikanan, permasalahan budidaya ikan di sungai gerong 
pada pertengahan abad ke-20, pemerintah daerah memutuskan untuk melakukan revitalisasi kawasan ini dan mengubah jalur sungai yang sempit menjadi lorong pejalan kaki.
pengubahan ini bertujuan untuk memanfaatkan lahan kosong akibat pendangkalan sungai sekaligus memperbaiki aksesibilitas bagi warga setempat.
jalan  tembok baru kini menjadi akses utama bagi masyarakat setempat, terutama dalam aktivitas sosial dan ekonomi sehari-hari.
banyak rumah, warung, serta tempat usaha yang berjajar di sepanjang lorong ini, yang menjadikannya pusat interaksi dan kehidupan bagi masyarakat palembang, khususnya di kawasan ulu.
lorong ini tidak hanya menjadi bagian dari infrastruktur kota, tetapi juga bagian dari identitas budaya masyarakat palembang.
tradisi seperti gotong royong, kegiatan keagamaan, serta perayaan hari besar masih dilestarikan di sini. masyarakat di tembok baru dikenal sangat menjunjung tinggi adat istiadat serta kebersamaan.
baca juga:merinding! kisah lettu rifai yang masih terluka bangkit dari rumah sakit, lalu tembaki belanda di sungai musi
baca juga:menguak sejarah sungai kedukan: sungai legendaris penghubung masa lalu palembang, abadi jadi nama lorong
setiap tahun, lorong ini sering dijadikan tempat perayaan dan festival yang melibatkan seluruh warga, menjadikannya bagian tak terpisahkan dari budaya palembang yang kaya dan dinamis.
seiring dengan perkembangan kota palembang, jalan tembok baru menghadapi berbagai tantangan, mulai dari masalah lingkungan hingga pengembangan infrastruktur modern yang kerap kali mengabaikan nilai-nilai sejarah.
upaya pelestarian jalan tembok baru kini menjadi perhatian, baik dari pemerintah kota maupun komunitas lokal, agar sejarah dan budaya yang melekat di kawasan ini tetap terjaga.
jalan tembok baru adalah bukti bagaimana masyarakat palembang mampu beradaptasi dan menjaga tradisi di tengah perubahan zaman.
jalan  ini tidak hanya menjadi saksi bisu perkembangan kota, tetapi juga menjadi lambang kehidupan yang mengakar pada sejarah panjang kota palembang yang berada di tepian sungai musi. (*)