Pengelolaan BUMD Sei Sembilang Dipertanyakan. Kurang Optimal dan Memicu Kritik
Kritik Terhadap Pengelolaan BUMD Sei Sembilang. Pengelolaan beras "Petani Bangkit" dan air minum "Tuahqu" oleh BUMD Sei Sembilang dianggap tidak memadai, kurangnya profesionalisme dalam manajemen mengakibatkan kondisi saat ini "mati suri." --
BANYUASIN, SUMATERAEKSPRES.ID – Pengelolaan beras dan air minum yang dilakukan oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Sei Sembilang kini tengah dipertanyakan banyak pihak.
Masyarakat mempertanyakan keberlanjutan produk-produk unggulan seperti beras "Petani Bangkit" dan air minum kemasan "Tuahqu" yang kini seolah hilang dari peredaran.
"Ke mana beras Petani Bangkit dan air minum Tuahqu sekarang?" ungkap salah seorang sumber yang enggan disebutkan namanya, merujuk pada kondisi bisnis BUMD tersebut yang dinilai sedang dalam kondisi mati suri.
Menurut sumber tersebut, penyebab dari tidak optimalnya pengelolaan ini adalah kurangnya profesionalisme dalam manajemen BUMD.
"Harusnya yang mengelola BUMD itu adalah sumber daya manusia yang kompeten dan ahli di bidangnya, jangan asal tunjuk," tegasnya.
BACA JUGA:Asal Usul Kepopuleran Keris Semar Mesem: Simbol Kebijaksanaan dan Daya Tarik
BACA JUGA:Mobil Anti Peluru Terbaik. Gabungan Perlindungan Maksimal dan Kenyamanan Superior
Dia menambahkan bahwa dengan pengelolaan yang lebih profesional, BUMD Sei Sembilang seharusnya dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah, khususnya dalam mengelola sumber daya alam Banyuasin.
"BUMD yang dikelola dengan baik seharusnya bisa meningkatkan pendapatan daerah," ujarnya.
Kritik ini juga memunculkan kekhawatiran akan potensi kerugian besar jika manajemen BUMD terus berada di tangan yang tidak tepat.
Menurut narasumber tersebut, salah pengelolaan dapat mengakibatkan kerugian hingga miliaran rupiah, yang tentunya akan sangat merugikan daerah.
Di sisi lain, Erwin Ibrahim, Sekretaris Daerah Banyuasin, memberikan penjelasan terkait masalah tersebut.
Ia mengatakan bahwa untuk produk air minum dalam kemasan "Tuahqu," BUMD Sei Sembilang masih dalam proses mengurus berbagai perizinan, termasuk izin penggunaan air tanah, pendaftaran merek, sertifikasi BPOM, dan sertifikat halal.
BACA JUGA:Puri-Puri Prisoner, Pahlawan Flamboyan dan Kuat di One Punch Man