Ditantang, Kades Bacok Warga Hingga Luka
Ambok Anang, yang mengalami luka serius di seluruh tubuhnya, saat ini sedang menjalani perawatan intensif di RSMH Palembang.--
BANYUASIN, SUMATERAEKSPRES.ID- - Kecaman yang berubah menjadi aksi kekerasan terjadi di Air Solok Batu, ketika Ibrahim (57), kepala desa setempat, menghabisi Ambok Anang dengan sebilah parang setelah ditantang untuk berkelahi.
Kejadian tragis ini menggemparkan warga pada Jumat (28/6) sekitar pukul 13.30 WIB di depan kediaman kades.
Ambok Anang, yang mengalami luka serius di seluruh tubuhnya, saat ini sedang menjalani perawatan intensif di RSMH Palembang.
Menurut Kasi Humas Polres Banyuasin, AKP Sutedjo, kejadian bermula saat Ambok Anang bersama Sugeng mendatangi rumah kepala desa untuk meminta tanda tangan terkait surat pelimpahan penguasaan parit dari mertuanya kepada Ambok Anang.
"Pelaku menolak menandatangani surat tersebut dengan alasan khawatir disalahgunakan untuk kepentingan pribadi Ambok Anang, serta karena ada ketegangan dalam hubungan dengan mertuanya yang masih dalam keadaan sehat," jelas Sutedjo.
Penolakan itu memicu kemarahan Ambok Anang, yang menuduh kepala desa terlibat dalam konflik tersebut. Saat ditegur dan ditantang untuk keluar, Ibrahim secara spontan mengambil parang dari dapur dan menyerang Ambok Anang hingga terluka parah.
BACA JUGA:Kapolres Banyuasin AKBP Ruri Prastowo Silaturahmi Dengan Penyelenggara Pemilu
BACA JUGA:Alhamdulillah, Pembangunan Jalan Tegal Binangun Dimulai Agustus: Pemkab Banyuasin Siapkan Tender
"Saat kejadian, Ambok Anang berteriak memprovokasi dengan kata-kata 'KELUAR KAU KADES, KELUAR KAU KADES'," tambah Sutedjo.
Reaksi emosional ini membuat Ibrahim tidak dapat mengendalikan diri, sehingga dia melancarkan serangan mematikan terhadap Ambok Anang, yang berusaha melarikan diri namun akhirnya terluka parah di pinggir parit sambil berteriak "ALLAHUAKBAR".
"Pelaku melarikan diri setelah kejadian, tetapi kemudian menyerahkan diri ke polisi keesokan harinya," tutur Sutedjo.
Kepala Polres Banyuasin, AKBP Ruri Prastowo Sik, menegaskan bahwa kasus ini sedang dalam proses penyelidikan dan pelaku akan dihadapkan pada proses hukum yang berlaku.
Kejadian ini memberikan pelajaran penting akan dampak serius dari konflik yang tidak terselesaikan dengan damai, serta perlu adanya upaya pencegahan kekerasan dalam penyelesaian sengketa di masyarakat.