Usung Brand Bederup, Oleh-Oleh Produk UMKM OKU Timur di Palembang Expo 2024. Niat Awal Bantu Petani

UMKM: Rina Noni Diana menunjukkan aneka produk hasil olahan pertanian yang jadi usahanya.-FOTO: AGUSTINA/SUMEKS-

SUMATERAEKSPRES.ID - Rina Noni Diana, sosok wanita inovatif yang jeli melihat peluang. Lewat brand Bederup yang diciptakannya pada 2020 lalu, dia mampu memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar tempat tinggalnya yang mayoritas merupakan petani.

Dibincangi di Stand Kabupaten OKU Timur pada areal Palembang Expo 2024, Rina bersama-sama rekannya tampak bersemangat memperkenalkan produk dari daerahnya. Di antara produk UMKM yang dipajang, ada brand Bederup.

BACA JUGA:Mau Tahu Apa Syarat KUR Bank BJB 2024? Mudahnya Mendapatkan Pendanaan untuk UMKM, Yuk Simak

BACA JUGA:Sri Mulyani Dorong Semangat Pelaku UMKM untuk Berdaya

Seperti stik sukun, keripik terong balado, keripik pare dan lainnya. Semua dalam kemasan yang bagus. Itu produk UMKM milik Rina. Dia merintis usaha makanan olahan itu sejak 2020. Berangkat dari keprihatinannya dengan kondisi petani saat harga anjlok.

"Saat itu harga terong petani sangat jatuh, sekilo hanya  Rp1.000 bahkan banyak juga yang sudah susah-susah memikul ke pasar harus balik lagi karena tidak laku," ungkapnya. 

Dia lalu berpikir untuk menjadikan itu bahan baku produk olahan keripik terong balado dengan nilai jual lebih tinggi. "Maka terciptalah keripik terong Balado.

Seiring berjalan waktu, kami lengkapi dengan izin baik halal MUI, P-IRT dari Dinas Kesehatan hingga pengemasan dan produksi yang lebih sehat karena minim minyak," jelas wanita yang juga guru di SMPN 2 Semedawai 3 BK 16, Kecamatan Semedawai Suku 3, Kabupaten OKUT ini. 

Berkat kegigihannya, Rina akhirnya dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitarnya yang mayoritas petani. "Mereka kalau sedang tidak musim panen belum punya penghasilan.

Maka, saya libatkan masyarakat sekitar, utamanya yang kurang mampu atau penghasilannya hanya ada saat panen. Mereka ikut bekerja di Bederup,"  bebernya.

Dengan dijadikan makanan olahan, harga hasil pertanian petani juga stabil dan tidak jatuh sampai anjlok. "Kalau sekarang rata-rata terong dijual Rp12 ribu per kg," ucap Rina.

Untuk produksi keripik terong balado kini butuh 100 kg terong per 3 hari. Kalau sukun bisa 40 buah yang besar dalam satu hari.

"Kami proses produksi sudah menggunakan mesin, sehingga minyaknya benar-benar sudah dipress. Lebih sehat," ujarnya.  

Untuk harga jual, satu kemasan keripik jika dibeli langsung di tempatnya hanya Rp13 ribu per pcs. Tapi kalau sudah dipasarkan, seperti dalam pameran atau ekspo, dijual Rp15 ribu per pcs, untuk berat netto 100 gr.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan