IKLIM OKI SANGAT IDEAL UNTUK PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

--

BPDPKS & DITJENBUN PERCAYAKAN BPI MELATIH RATUSAN PETANI OKI SUMSEL

SUMATERAEKSPRES.ID - BEST PLANTER INDONESIA menurunkan pelatih-pelatih senior yang berlatar belakang praktisi atau planter pada pelatihan Panen dan Pasca Panen Gelombang 6 kerjasama BPDPKS-DITJENBUN-BPI di Hotel Swarna Dwipa Palembang.

Salah satu pelatih senior Ir. Sigit Prasetyo,  dalam pelatihan kelas menyampaikan bahwa OKI Sumatera Selatan secara georafis sangat sesuai untuk pertumbuhan tanaman kelapa sawit. 

“Iklim di Kabupaten OKI dengan curah hujan 2500 - 3000 mm per tahun dengan sebaran curah hujan yang merata sepanjang tahun sangat ideal untuk tanaman kelapa sawit. Untuk daerah yang sering banjir karena luapan Sungai, disarankan tanam atau sisip dengan bibit tua umur 3-4 tahun dan ditanam jauh sebelum perkiraan banjir datang,” demikian Sigit yang mantan direktur salah satu perusahaan perkebunan  swasta di Sumsel ini menjelaskan.

Sigit juga menyarankan agar replanting kebun yang tergabung dalam koperasi tidak dilakukan secara sekaligus tetapi cukup 5% - 10%, sehingga pendapatan pekebun tidak langsung jatuh, sementara pemupukan tanaman yang akan memasuki usia replanting agar menggunakan pupuk organik dalam rangka upaya memperbaiki kondisi tanah. Untuk aktifitas panen Sigit menyoroti pekebun yang mempekerjakan pemanen tetapi belum menerapkan sanksi atau pinalti, oleh karena itu disarankan agar pemanen diberikan pengertian cara panen yang benar dan disepakati untuk dikerjakan secara konsisten.

Ir. Heri DB, MM., sebagai Direktur Utama sekaligus pendiri BEST PLANTER INDONESIA, sependapat dengan saran narasumber. Heri DB mengkonfirmasi penjelasan sebelumnya tentang pentingnya mandor lapangan yang harus berperan sebagai pengawas sekaligus eksekutor best management practices yang mewakili pemilik kebun untuk difalisitasi mengikuti pelatihan mandor dengan durasi yang lebih lama minimal 1 (satu) bulan.


Ir. Sigit Prasetyo-foto: ist-

BACA JUGA:BPDPKS-DITJENBUN-BPI BANGUN SINERGITAS MELATIH PEKEBUN SAWIT SUMSEL

BACA JUGA:BPDPKS, Ditjenbun, dan BPI Bangun Sinergi Melatih Pekebun Sawit di Sumsel

“Karena mandor harus dilatih tidak hanya pengetahuan sawit, tetapi lebih penting adalah habits dan karakternya dan ini tentu memerlukan durasi pelatihan yang lebih lama. Materi pelatihan untuk mandor kebun selain best technical practices  terkait teknis agronomi, juga materi managerial dan kepemimpinan yang sesuai dengan levelnya,” demikian Heri DB menjelaskan.

Sigit memberikan tips dalam menjaga keberlanjutan perkebunan sawit rakyat antara lain sebagai berikut: #1.  tingkatkan produktifitas setinggi tingginya, #2 tingkatkan efisiensi perawatan dengan menaikkan produktifitas pekerja dengan penerapan kontrak kerja dan aturan yang jelas, #3 tingkatkan upaya pengamanan angkutan TBS ke PKS, sehingga pekebun tidak menemui masalah di jalan dan buah aman serta utuh sampai ke PKS.

Direktur BEST PLANTER INDONESIA Friyandito, SP, MM.,  dalam sambutannya menyampaikan fokus pelatihan panen dan pasca panen adalah efektifitas dan efisiensi. Friyandito memberi gambaran tentang katagori produktifitas (rendah-sedang-tinggi-sangat tinggi). Kebun yang produktifitasnya hanya 1 ton per ha per bulan adalah rendah, sedangkan kalau bisa 1,5 ton per ha per bulan.

Termasuk katagori sedang dan kebun yang tergolong tinggi produktifitasnya apabila mencapai 2 ton per ha per bulan, kalau produktifitas bisa mencapai 3 ton per ha per bulan maka sudah dianggap sangat tinggi dan ini kemungkinan belum pernah terjadi di tingkat pekebun sawit rakyat. Friyandito mengajak para peserta untuk banyak menanyakan hal-hal yang belum diketahui kepada nara sumber yang semuanya adalah para planter atau praktisi perkebunan kelapa sawit, demikian Friyandito menutup sambutannya. (adv/iol)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan