Faktanya, Konsumsi Kafein Berlebihan di Masa Kehamilan Berpotensi Ganggu Perkembangan Hati Janin
BERLEBIHAN: Konsumsi kafein dalam kopi dan minuman berenergi berlebihan saat hamil ganggu perkembangan hati janin. -Foto: copilot by Dall-E 3-
SUMATERAEKSPRES.ID-Faktanya, mengkonsumsi kafein secara berlebihan selama masa kehamilan berpotensi mengganggu perkembangan hati janin dan meningkatkan risiko terkena penyakit hati saat sang anak menjadi dewasa.
Hal ini diungkapkan sebuah studi dalam Journal of Endocrinology.
Mengutip Science Daily, peneliti menjadikan tikus hamil sebagai objek penelitian.
Peneliti mendapati bayi tikus lahir dengan berat lebih rendah, perubahan tingkat hormon pertumbuhan dan stres, serta mengalami gangguan perkembangan hati.
Konsumsi kafein setara 2-3 cangkir kopi ternyata bisa mengubah hormon stres dan pertumbuhan dan meningkatkan risiko penyakit hati saat dewasa.
BACA JUGA: Bahaya Kafein dan Gula Tinggi pada Anak Balita, Orang Tua Wajib Baca!
BACA JUGA:Bagaimana Kafein dalam Kopi Hitam Mengendalikan Nafsu Makan dan Membakar Lemak? Ini Jawabannya!
Sementara itu, studi sebelumnya mengindikasikan asupan kafein saat hamil sebanyak 300 mg atau setara 2-3 cangkir kopi per hari, bisa menyebabkan bayi lahir dengan bobot lebih rendah.
Sedangkan penelitian pada hewan juga menunjukkan konsumsi kafein prenatal mungkin memiliki efek jangka panjang yang lebih merusak pada perkembangan hati dengan peningkatan kerentanan terhadap penyakit perlemakan hati, yakni suatu kondisi yang biasanya terkait dengan obesitas dan diabetes.
Tetapi, peneliti mengakui hubungan mendasar antara paparan kafein prenatal dan gangguan perkembangan hati masih belum dipahami.
"Hasil studi kami menunjukkan kafein prenatal menyebabkan aktivitas hormon stres berlebihan pada ibu, yang menghambat aktivitas hormon hati IGF-1 untuk perkembangan hati sebelum kelahiran," kata Dr Yinxian Wen, penulis studi tentang kafein pada kehamilan tersebut.
Temuan penelitian ini sekaligus mengkonfirmasi paparan kafein prenatal menyebabkan berat badan lahir lebih rendah dan gangguan perkembangan hati sebelum kelahiran.
Tapi, temuan itu perlu dikonfirmasi pada tubuh manusia.
BACA JUGA:Konsumsi Kopi Bisa Bantu atur Berat Badan, Ini Syaratnya