9 Jembatan Putus Terdampak Banjir, Bertaruh Nyawa Angkut Hasil Kebun Lintasi Jembatan Gantung Sudah Miring

DARURAT: Warga terpaksa melintas jembatan gantung yang sudah putus sebelah dan miring di Kecamatan Karang Jaya, untuk menuju kebun dan mengangkut hasil bumi. -FOTO: ZULQARNAIN/SUMEKS-

MURATARA, SUMATERAEKSPRES.ID - Banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) sejak 16 April 2024, belum kembali normal. Meski ketinggian air banjir yang menerjang 48 desa di 5 kecamatan, sudah mulai menyurut.

Kerusakan infrastruktur akibat bencana alam yang terjadi, berdampak pada bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan. Sebagaimana BPBD Kabupaten Muratara mencatat, banjir bandang yang terjadi memutuskan 9 jembatan penghubung antar desa dan kecamatan yang ada.

Seperti 6 jembatan di Kecamatan Karang Jaya, yakni jembatan beton penghubung Desa Suka Menang-Desa Rantau Telang-Desa Tanjung Agung. Jembatan gantung di Desa Suka Menang, Desa Lubuk Kumbung, Desa Tanjung Agung, Desa Suka Raja, dan Desa Terusan.

Kemudian 2 jembatan di Kecamatan Rupit, jembatan gantung Desa Batu Gajah, dan Desa Karang Anyar. Serta 1 jembatan gantung Batu Tulis Kelurahan Muara Kulam, di Kecamatan Ulu Rawas.

BACA JUGA:Dampak Tragis Banjir di Muratara: Jembatan Putus, Rumah Hanyut, Korban Jiwa Meningkat

BACA JUGA:Diguyur Hujan Sebentar, Langsung Banjir, Temukan Banyak Sampah Plastik dan Pasir di Selokan saat Gotong Royong

“Banyak warga yang ke kebun, susah nak melintas. Apalagi waktu bawa hasil kebun, mudah-mudahan jembatan yang putus segera bisa diperbaiki," harap Wahyu, warga Kecamatan Karang Jaya, Sabtu, 20 April 2024.

Menurutnya kondisi itu menyulitkan masyarakat dalam melakukan aktivitas. Masyarakat hanya bisa memperbaiki ala kadarnya, untuk sekedar melintas. Wahyu sendiri merasakannya, melipir sambil berpegangan pada jembatan gantung yang sudah miring.

“Kalau jembatan yang putus total, warga harus menyeberang pakai perahu,” tambahnya. Banjir kali ini, terbilang cukup parah. Merusak fasilitas jalan dan jembatan, selain puluhan rumah rusak atau hanyut, dan merendam ribuan rumah warga.

"Sudah orang meninggal dunia akibat terseret aliran banjir luapan. Terakhir kemarin yang ketemu di Desa Lubuk Kumbung," timpalnya. Yakni, Taiin (72), suami Inil (66). Pasangan suami istri itu meninggal dunia akibat tenggelam. Satu korban jiwa lagi, Robi (22).

BACA JUGA:Berkat Gotong Royong, Warga Prabumulih Temukan Biang Kerok Penyebab Banjir di Jalan Padat Karya

BACA JUGA:Heboh! Wabup Muratara Dimarahi Pengacara Lokal Saat Salurkan Bantuan Banjir, Ada Apa?

Staf Ahli Bupati Muratara, sekaligus Koordinator Pendataan Dampak Banjir, Suhardiman, menjelaskan bencana banjir kali ini meremdam 48 desa di 5 kecamatan. Yakni, Kecamatan Rupit, Karang Jaya, Ulu Rawas, Rawas Ulu, Karang Dapo.

Data terakir, rumah yang rusak berat dan hanyut bertambah menjadi 131 unit, rusak sedang 13 unit, rusak ringan 170 unit, dan rumah yang terendam banjir 4.258 unit. “Data sudah kami laporkan ke atasan, ke BPBD Provinsi Sumsel, dan juga pihak kementerian,” jelasnya, kemarin.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan