Terima Beras Impor Thailand, Masuk Bulog sejak Awal Tahun, Harga Bergejolak Jelang Ramadan

--

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Sebulan jelang bulan suci Ramadan, harga sejumlah komoditi pokok sudah mengalami kenaikan di pasaran di Kota Palembang.

Meski begitu, Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang memastikan tidak ada kekurangan stok dan mengimbau masyarakat tidak panik (panic buying). 

BACA JUGA:Panen Raya Mundur 2 Bulan, Pemerintah Putuskan Impor 1,6 Juta Ton Beras

BACA JUGA:Ritel Tunda Beli Beras Premium, Harga Dari Produsen Naik, HET Tetap

Pj Wali Kota Palembang, Drs H Ratu Dewa MSi, mengatakan, pihaknya mendatangi Pasar Lemabang, gudang minyak, dan Gudang Bulog M Isa untuk memastikan pengendali inflasi dan kesiapan stok menjelang Ramadan.

"Kondisi inflasi kita sebelumnya di angka 3,22 persen, sekarang terkendali dengan baik di angka 2,24 persen," ujarnya, Jumat (16/2). 

Dikatakan, hasil pengecekan ke lapangan memang ada beberapa komoditi yang saat ini mengalami kenaikan, seperti harga beras, daging ayam ras, telur, bawang merah, cabai rawit, cabai merah keriting, cabai burung.

Selain komoditi pokok, penyokong lain tak kalah penting di kelompok sayur mayur, ada timun yang harganya cukup tinggi, kol, kentang, dan komoditi lainnya. 

Sehingga ini perlu upaya kerja sama dengan Bulog untuk pelaksanaan operasi pasar, kemudian pasar murah bersama program Pj Gubernur Sumsel setiap Senin, Selasa, dan Kamis. “Semoga ini tepat sasaran, itu yang utama," ujarnya. 

Dirinya mengimbau kepada masyarakat agar tidak panik dan resah. "Kita sudah mendapatkan informasi dari Bulog, insya Allah stok kita tersedia aman dan terkendali untuk bulan puasa ini seperti beras, minyak, gula, dan lain-lain," tukasnya. 

Perum Bulog Wilayah Sumsel dan Babel, Elis Nurhayati, menjelaskan persiapan Ramadan untuk stok beras tersedia sampai dua bulan ke depan.

"Stok beras medium ada 5 ribu ton, tapi kita terus menerima beras impor dari Thailand. Jumlah sedang diatur oleh pemerintah pusat," katanya.

Proses masuknya beras impor ini sudah sejak awal tahun ini hingga saat ini masih berproses.

"Tugas kami hanya menerima beras-beras impor ini nantinya. Tahun lalu totalnya 88 ribu ton untuk beras impor," pungkasnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan