Rahasia Kesehatan Tersembunyi dari Santan yang Jarang Diketahui, Salah Satunya Memperbaiki Kelembaban Kulit
Rahasia Kesehatan Tersembunyi dari Santan yang Jarang Diketahui, Salah Satunya Memperbaiki Kelembaban Kulit-Foto: Grid.id-
SUMATERAEKSPRES.ID - Siapa yang tidak kenal dengan santan? Bahan masakan yang satu ini kerap menjadi andalan dalam memasak berbagai hidangan khas Indonesia, memberikan sentuhan lezat pada setiap sajian.
Dari rendang hingga kolak, santan menjadi bahan wajib yang tak terpisahkan. Kehadirannya memberikan tekstur kental dan cita rasa khas yang memanjakan lidah.
Meskipun sering dianggap sebagai penyebab kolesterol tinggi, konsumsi santan dalam takaran yang tepat ternyata memiliki manfaat bagi kesehatan.
Namun, seperti halnya segala sesuatu, kelebihan konsumsi juga bisa berdampak buruk pada tubuh.
BACA JUGA:Kurangi 6 Makanan Bewarna Putih Jika Ingin Sehat
BACA JUGA:Sudah Banyak Makan Tapi Tetap Kurus, Kok Bisa? Kenali 10 Faktor Penyebabnya
Santan, yang berasal dari daging buah kelapa tua, mengandung beragam nutrisi penting.
Proses pembuatannya yang melibatkan parutan dan perasan kelapa menghasilkan kandungan nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh.
Dalam 240 gram santan segar, terkandung kalori sebanyak 552, serta berbagai mineral dan vitamin seperti mangan, magnesium, tembaga, zat besi, potasium, folat, dan vitamin C.
Namun, perlu diingat bahwa santan juga mengandung lemak, terutama lemak jenuh, yang jika tidak dikonsumsi dengan bijak dapat berdampak negatif pada kesehatan.
BACA JUGA:Penglihatan Berkurang Padahal Masih Muda? Konsumsi 11 Jenis Makanan Ini Untuk Mencegahnya
BACA JUGA:Olahan Omelete Ayam dan Sayur, Cocok buat Menambah Nafsu Makan Anak
Tak hanya untuk cita rasa makanan, santan juga memiliki manfaat yang jarang disadari untuk kesehatan tubuh manusia. Beberapa di antaranya adalah:
Meningkatkan Kolesterol Baik: Konsumsi makanan yang menggunakan santan dapat meningkatkan kadar kolesterol baik atau high-density lipoprotein (HDL), yang pada gilirannya membantu menurunkan kadar kolesterol jahat atau low-density lipoprotein (LDL).