https://sumateraekspres.bacakoran.co/

461 Rumah Sempat Terendam, Banjir Bandang Sisakan Kerusakan

BANTUAN : Pj Bupati Muba naik perahu bagikan bantuan untuk warga terdampak banjir di Kecamatan Lais.--

SUMSEL, SUMATERAEKSPRES.ID - Curah hujan tinggi dan berkurangnya daerah resapan air membuat potensi banjir dan longsor meningkat. Plus topografi wilayah dataran rendan dan tinggi. Seperti kejadian di Lahat dan Pagaralam. Karena hujan lebat, Sabtu (27/1) lalu terjadi banjir bandang dan longsor. 

Data yang berhasil dihimpun, sempat ada 461 rumah warga yang terendam. Lalu, 69 bidang sawah, 117 bidang kebun, 24 kolam ikan dan 6 jembatan terdampak. Dua diantaranya putus, serta 1 retak dan bergeser (lihat grafis).

Saat banjir bandang terjadi, ketinggian air 1-1,5 meter. Kemarin (28/1), kondisi air sudah surut. “Jembatan penghubung Talang Dendam ke Desa Rambai Kace Kecamatan Tanjung Tebat putus,” ujar Pj Bupati Lahat, Muhammad Farid SSTP, kemarin.

Dia didampingi Kapolres Lahat AKBP God Parlasro S Sinaga, Dandim 0405 Lahat Letkol Inf Azis Kamaruddin SE MIP, dan lainnya meninjau lokasi serta warga korban banjir. 

BACA JUGA:Bagikan Momen Bersama Mantan, Olla Ramlan Banjir Pujian Netizen

BACA JUGA:Banjir dan Longsor Guncang Lahat, Warga Perlu Pahami Pentingnya Penanaman Pohon sebagai Upaya Mitigasi Bencana

Telah dibuat pos banjit untuk warga yang terdampak, yakni di Desa Suka Raja, Desa Nanti Giri, Desa Pelajaran dan Desa Tanjung Agung. Forkopimda Lahat juga menyalurkan bantuan kepada warga berupa sembako siap saji, kasur, obat-obatan, selimut, tikar dan sebagian perabot dapur  

Kades Tanjung Agung Lahat, Yopi Alpinas menambahkan, untuk longsor di desanya, lantaran runtuhan dari bukit Tanjung Agung. Topografinya, kemiringan bukit itu sekitar 70 derajat. Dengan minimnya pepohonan besar, maka terjadi longsor. 

“Informasinya ada perkebunan warga datangan di atas perbukitan maupun di kawasan bukit itu," ungkapnya. Kades Pengentaan Kecamatan Mulak Ulu, Dodi, mengatakan, tahun lalu (2023) pernah juga terjadi longsor. “Area perbukitan pada 2017 lalu pernah terjadi kebakaran hutan. Banyak pohon besar yang mati. Ditambah di hulu bukit ada kawasan hutan lindung yang dibuka untuk perkebunan,” bebernya.

Di Pagaralam, Jembatan Air Betung Curup Jare di Kecamatan Pagaralam Utara dinding pondasinya runtuh. badan jalan juga mengalami kerusakan dan retak-retak puluhan meter, dikhawatirkan amblas. Apalagi bila dilintasi kendaraan berbobot dan muatan tonase besar. 

BACA JUGA:Pasca Banjir di Rawas Ulu, Infrastruktur Publik Terancam, Banyak Rusak!

BACA JUGA:Waspada! Banjir di Muratara Picu Kerusakan Jalan dan Jembatan, Ini Lokasinya

Warga sekitar pun melakukan penutupan akses jalan di Jembatan Air Betung Curup Jare itu. "Dinding pondasi jembatan sudah jatuh sekira pukul 07.30 WIB Sabtu (27/1) pagi. Saat itu, karena hujan, Sungai Air Betung naik mencapai 3 meter," ujar Sarudin (60), warga Kelurahan Curup Jare.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan