https://sumateraekspres.bacakoran.co/

13 Bom di Jakarta Diklaim Film Action Indonesia Terbesar, Oscar Darmawan: Ada Andil Irjen Pol A Rachmad Wibowo

13 BOM DI JAKARTA: Film action 13 Bom di Jakarta, yang sedang tayang di bioskop-bioskop Tanah Air. Fim ini diangkat dari kisah nyata CEO Indodax Oscar Darmawan, yang menurutnya ada andil Irjen Pol A Rachmad Wibowo. -FOTO: NET-

PALEMBANG,SUMATERAEKSPRES.ID - Film 13 Bom di Jakarta yang sedang tayang di bioskop-bioskop Tanah Air, diangkat dari kisah nyata terinspirasi dari kasus terorisme yang dialami CEO Indodax Oscar Darmawan pada 2015 silam. 

Namun menurut Oscar, tidak akan ada film yang diklaim sebagai film action Indonesia terbesar ini tanpa andil Irjen Pol Albertus Rachmad Wibowo SIK MIK yang kini menjabat Kapolda Sumsel.

Lho kok bisa? Apa Rachmad Wibowo sutradaranya, produsernya, aktor pemerannya?  Yuk kita simak.

Dari potongan-potongan unggahan video akun instagram centang biru @oscardarmawan, yang viral beberapa hari terakhir ini, dia memberikan testimoninya latar belakang lahirnya film 13 Bom di Jakarta.

BACA JUGA:Terbaik Ke-2 Program Quick Win Presisi 2023, Kapolda Sumsel: Terima Kasih Bapak Kapolri

BACA JUGA:Jelang Pergantian Tahun, Polda Sumsel Razia Petasan dan Kembang Api, Kapolda Sumsel Beri Peringatan Begini!

Dirangkum sumateraekspres.id, Oscar menceritakan pada 2015 silam dia pernah terjebak dalam kasus terorisme terkait peledakan beberapa bom di pusat perbelanjaan di Jabodetabek.

Menyebabkan adanya korban terluka akibat ledakan. “Pelakunya meminta tebusan sebesar 100 Bitcoin,” ungkap Oscar Darmawan.


TEMBAK BAZOKA : Terlihat Arok (diperankan Rio Dewanto) menyerang truk uang dengan bazoka hingga meledak dan terbalik. -FOTO: NET-

Crypto exchange Indodax yang waktu itu baru berdiri, ikut terseret-seret. Sebab ekosistem kripto pada masa itu masih dalam tahap awal. Belum matang seperti sekarang ini.

Akibatnya Oscar Darmawan selaku CEO Indodax, pun turut diamankan polisi untuk menjalani pemeriksaan.

BACA JUGA:Kapolda Sumsel Minta Pemberitaan Media Harus Cover Both Side. Ini Alasannya !

BACA JUGA:Kapolda Sumsel Tutup 33 Titik Illegal Refinery di Muba, Masih Ada yang Bandel

“Kacau banget waktu itu, kami sampai harus berurusan dengan Intel, Bareskrim Polri, hingga Densus 88 Anti-Teror Polri. Lengkap deh, panik banget situasinya” kenangnya.

Tag
Share