Hasilkan Obat Herbal dari Daun Tempuyung
Dr dr Nita Parisa MBmd-Foto: Ist-
*Inovasi Dr dr Nita Parisa MBmd Mengobati Penyakit Gout Artritis Akut
SUMATERAEKSPRES.ID - Penyakit gout artritis adalah radang sendi akibat pengendapan kristal monosodium urat dalam sendi. Salah satu obat pilihan utama yang sering dipakai kolkisin dengan efek samping alergi. Dr dr Nita Parisa MBmd mencoba pengobatan alternatif herbal dengan daun tempuyung. Seperti apa penelitiannya?
Kemas Achmad Rivai - PALEMBANG
TEMPUYUNG banyak dijumpai dan mudah dibudidayakan di Indonesia. Fraksi air daun tempuyung memiliki kandungan flavonoid yang dapat menghambat perjalanan penyakit gout artritis akut. Dr Nita menyebut penelitiannya kali ini melakukan proses ekstraksi dan fraksinasi daun tempuyung sehingga didapat fraksi air daun tempuyung.
Fraksi air yang didapatkan diuji kandungannya dengan metode uji fitokimia, uji GCMS, dan uji LCMS. "Untuk penelitian ini kami gunakan 70 ekor tikus sebagai model hewan coba. Sebanyak 70 ekor tikus dibagi menjadi dua kelompok besar terdiri dari kelompok pencegahan keparahan serangan dan tatalaksana," papar Dr Nita.
BACA JUGA:Alami Gangguan Pencernaan ? Cepat Minum Obat Herbal Ini.
Selanjutnya masing-masing kelompok dibagi kelompok kontrol negatif, kontrol positif (kolkisin), dan Fraksi Air Daun Tempuyung (FADT) dosis 10 mg, 20 mg, dan 40 mg. Variabel yang diamati pada penelitian ini adalah kadar NF-κB, NLRP3, TNF-α, IL-1β, CRP, dan gambaran histopatologi sendi lutut tikus.
Setelah uji fitokimia menunjukkan adanya kandungan tanin, saponin, fenol, flavonoid, terpenoid, alkaloid, dan steroid. Berdasarkan uji Gas Chromatography-Mass Spectrometry didapatkan senyawa volatil paling banyak teridentifikasi adalah 14-methylpentadecanoic acid dengan konsentrasi 23,8 persen.
Lalu berdasarkan uji Liquid Chromatography-Mass Spectrometry didapatkan kandungan flavonoid paling tinggi adalah baicalin. Pemeriksaan histopatologi inflamasi sinovium menunjukkan peradangan derajat berat pada kelompok kontrol negatif dan derajat ringan pada kelompok kontrol positif.
FADT dosis 10 mg memberikan gambaran yang menyerupai gambaran histopatologi kelompok kontrol positif. “Hasil pemeriksaan kadar NF-κB, NLRP3, TNF-α, IL-1β, CRP, dengan metode ELISA menunjukkan bahwa setelah pemberian FADT, kadar paling rendah ditemukan pada dosis 10 mg,” rincinya.
Adapun manfaat penelitian ini selain memperkaya ilmu pengetahuan bidang farmakologi, biokimia, dan ilmu terkait penggunaan tumbuhan berkhasiat obat.
BACA JUGA:Wajar Tanaman Ini Disebut Obat Herbal Paling Terkenal, Manfaatnya Memang Luar Biasa