Tahun Ini Penumpang LRT Tembus 4 Juta
BERBAGI: Kepala BPKARSS Rode Paulus (dua kanan) dan tim berbagi kebahagiaan dengan para pengunjung LRT. Tahun ini penumpang LRT berhasil tembus 4 juta orang.-Foto: ardila/sumeks-
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Adanya libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) serta libur sekolah, mendorong peningkatan okupansi kereta ringan Light Rail Transit (LRT).
Hingga Rabu (27/12), Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan (BPKARSS) mencatat penumpang LRT Sumsel mencapai 4 juta orang. Jumlah yang sangat tinggi bila dibandingkan tahun 2022 yang hanya mencapai 3.087.735 penumpang.
Hal tersebut diungkapkan Kepala BPKARSS Rode Paulus, kemarin (28/12). Menurutnya, secara umum ada beberapa hal menjadi pemicu peningkatan okupansi tersebut. Yakni usaha peningkatan aspek core dan aspek non-core. "Dalam aspek core, ada beberapa strategi yang dilakukan. Contohnya seperti peluncuran Feeder LRT musi emas," katanya.
Selain itu, sambung dia, penyelenggaraan acara komunitas, perjalanan pendidikan (edutrip/eduwisata), digitalisasi pembayaran, tarif promo/diskon, peluncuran kartu berlangganan dan peningkatan fasilitas layanan. Sedangkan dalam konteks non-core, fokus diberikan pada optimalisasi aset pilar, portal, dan tembok pembatas LRT.
BACA JUGA:Malam Tahun Baru Beroperasi Hingga Jam 2 Dini Hari, Operasional LRT Bertambah 8 Perjalanan
BACA JUGA:Ada-Ada saja Bak Dump Truck Fuso Tersangkut di Stasiun LRT, Luar Biasa Begini Dampaknya
Pemanfaatan aset sarana LRT Sumsel, stasiun, serta kerja sama dan promosi menjadi strategi kunci. "Sebagai badan layanan umum, kami memiliki keleluasaan untuk mengelola beragam aset yang dimiliki, guna meningkatkan layanan di LRT Sumsel," tambahnya.
Pada sisi lain, penyebab secara khusus kenaikan tersebut adalah momen-momen naik LRT Gratis pada Perayaan HUT Kota Palembang dan Hari Bhayangkara. Serta perayaan hari besar keagaman seperti Idul fitri, Natal 2023 Tahun Baru 2024 (Nataru). Bila rata-rata harian penumpang LRT Sumsel di angka 11.950 penumpang, maka selama Nataru ini bisa menembus 19.000 orang. “Stasiun dengan okupansi terbanyak berada di Stasiun Asrama Haji, Ampera, DJKA, Polresta dan Bumi Sriwijaya,” katanya.
Dia menerangkan sejak beroperasinya LRT Sumsel pada tahun 2018, grafik penumpang menanjak. Pada tahun 2018, jumlah penumpang sebanyak 922.432. Pada tahun 2019 menembus 2.619.159, tahun 2020 sempat menurun karena Covid-19 yaitu 1.053.637 orang. Di 2021 mencapai 1.599.133, tahun 2022 sebanyak 3.087.735, dan terakhir 2023 mencapai 4 juta penumpang.
BACA JUGA:TERUNGKAP! Inilah Penyebab Bak Truk Tersangkut di Stasiun LRT Asrama Haji, Warga Sudah Teriak-Teriak
BACA JUGA:Jadikan LRT Primadona Palembang
Pada 2024 akan ada inovasi lain untuk menggaet minat masyarakat naik LRT Sumsel. “LRT sudah menjadi backbone transportasi di Sumsel secara umum, dan Palembang secara khusus. Dengan demikian, pelayanan yang diberikan harus maksimal,” katanya.
Tujuannya tentu saja untuk menggalakkan program yang telah dibuat oleh Kementerian Perhubungan, yakni Gerakan Nasional Kembali ke Angkutan Umum (GNKAU). “Gerakan itu hanya bisa terjadi bila BPKARSS didukung oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD), akademisi, dan masyarakat sipil (civil society),” ungkap dia. (yun/fad)