Harga Minyak Dunia Meroket

ilustrasi minyak dunia-Foto: Ist-

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Harga minyak dunia berpotensi terus naik, meskipun pada perdagangan awal hari Rabu (27/12) mengalami penurunan yang tipis. Perusahaan pelayaran besar mulai kembali ke Laut Merah meskipun terjadi serangan terus menerus dan ketegangan yang meningkat di Timur Tengah. sumateraekspres.id

Mengutip Reuters, harga minyak dunia pada hari Selasa (26/12) naik lebih dari 2 persen ke level tertinggi bulan ini. Harga tersebut melanjutkan momentum kenaikan minggu lalu yang menyebabkan harga naik lebih dari 3 persen disebabkan karena harapan penurunan suku bunga AS yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mendorong permintaan.

Sementara itu Rabu (27/12), minyak mentah berjangka Brent turun 18 sen atau 0,22 pesen menjadi US$80,89 per barel pada 0101 GMT. Minyak mentah berjangka WTI AS turun 22 sen atau 0,29 persen menjadi US$75,35 per barel.

Kepala Staf Israel Herzi Halevi, mengatakan, perang Gaza akan berlangsung selama berbulan-bulan, sementara milisi Houthi yang didukung Iran di Yaman mengaku bertanggung jawab atas serangan rudal terhadap kapal kontainer di Laut Merah.

BACA JUGA:Duar, Tangki Minyak Sayur di Jalan Palembang Betung Terbakar, Begini Kronologis Kejadiannya!

BACA JUGA:Warga Pedamaran Serbu Pasar Murah, Lumayan Selisih Harga Beras dan Minyak Goreng Segini!

Meskipun terjadi serangan, perusahaan pelayaran besar seperti Maersk (MAERSKb.CO) dan CMA CGM Perancis tetap melanjutkan perjalanan melalui Laut Merah setelah pengerahan satuan tugas multinasional ke wilayah tersebut. Bahkan, Hapag-Lloyd Jerman (HLAG.DE) diperkirakan akan memutuskan untuk melanjutkan pengiriman pada hari Rabu.

“Pasar terus didukung oleh spekulasi bahwa Federal Reserve AS akan mulai menurunkan suku bunga pada tahun 2024, setelah data menunjukkan pada pekan lalu bahwa melalui beberapa ukuran utama, seperti indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), inflasi sekarang berada pada atau di bawahnya,” tegasnya.  

Adapun target bank sentral sebesar 2 persen. Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya pinjaman, sehingga dapat merangsang pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak yang lebih besar. Stok minyak mentah AS diperkirakan turun 2,6 juta barel pada minggu lalu, sementara persediaan minyak sulingan dan bensin kemungkinan meningkat. (fad) 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan