Pahami Mengatasi Kanker Payudara

PALEMBANG - Penyakit kanker payudara masih menjadi momok menakutkan. Bahkan berdasarkan  Bahkan menempati urutan pertama terbanyak di Indonesia serta menjadi salah satu penyumbang kematian pertama akibat kanker.

Meski demikian kabar gembiranya penyakit ini bisa disembuhkan jika semakin cepat diketahui.  Dokter Spesialis Bedah Konsultan Onkologi di RSMH Palembang dr Benny Kusuma, Sp.B (K) Onk, MARS mengatakan ada tiga langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi kanker payudara yakni dengan melakukan pendekatan primer, skunder dan tersier.

Cara mencegahnya dengan pendekatan primer, skunder dan tersier. “Pendekatan primer yakni mengedukasi masyarakat bahwa kanker payudara tidak bisa dicegah tapi bisa dikurangi resiko dengan berpikir sehat, berpikir sehat, olahraga sehat, pola makan sehat bergizi,” tuturnya.

Kemudian, pendekatan skunder berupa deteksi dini kondisi payudara oleh penderita kanker itu sendiri. Caranya dengan melakukan pemeriksaan sendiri kondisi payudara penderita kanker payudara.  “Ada dua kelompok wanita yang jadi sasaran deteksi dini ini yakni kelompok produktif atau yang masih menstruasi dengan kelompok pose monopose atau yang sudah tidak menstruasi lagi,” jelasnya.

Cara deteksi dini pada wanita produktif yakni misalkan menstruasi tanggal 1 maka tanggal 8 atau setelah menstruasi selesai, maka ditambah tujuh hari lagi maka saat itulah tindakan deteksi dini dilakukan karena kondisi payudara normal.

Sementara itu pada kelompok wanita pose menopose cara deteksinya setiap tanggal satu setiap bulannya. "Tindakan sadari ini dilakukan seumur hidup minimal sekali setiap bulan," ujar Dr Benny. Sementara itu, tindakan tersier yakni ranah medis memberikan layanan kesehatan pada penderita kanker dengan melakukan tindakan bedah dan metode pengobatan lainnya.

Dr Benny mengingatkan pada wanita apabila menemukan ada benjolan pada payudara segera periksakan diri ke pusat pengobatan terdekat atau melalui ujung tombaknya Persatuan Pendukung Wanita Penyandang Kanker Payudara (P2WPKP) Sumsel dan mereka akan memberikan masukan dan arahan selanjutnya.

Biasanya pasien ini sudah tahu ada benjolan di payudara tapi sengaja tidak mau berobat malah sengaja menundanya berobat dan menganggap baik-baik saja dan sehat. “Jangan malu berobat jika ada benjolan sebab semakin cepat kanker diketahui sejak stadium awal semakin baik sehingga potensi kesembuhannya semakin besar,” tegasnya.

Dia mengatakan umumnya pasien yang datang melakukan deteksi dini sudah terlambat karena sudah masuk stadium 3B bahkan ada juga yang stadium 4. Namun jangan pesimis karena kanker bisa disembuhkan. Hanya saja jika deteksi lebih cepat diketahui dan masih stadium awal, harapan sembuh semakin besar. Jika sudah stadium akhir, pemberian obat hanya menunjang kualitas hidup pasien.

Kalau ada benjolan di sekitar payudara segera lakukan pemeriksaan dini jangan tunda lagi bisa ke puskesmas, rumah sakit atau rumah sakit yang memiliki fasilitas bedah tumor. “Jangan tunggu sampai muncul nyeri dan keluhan lainnya,” katanya.

Kanker ini pada umumnya menyerang wanita mulai usia 35 hingga masa puncaknya 50 tahun, namun ada juga pasien saya yang usianya 14 tahun sudah terserang payudara.  "Jadi mari kita bersama sosialisasikan pentingnya deteksi dini kanker payudara agar semakin sedikit yang datang berobat pada stadium akhir sehingga harapan sembuh semakin besar," tutup Dr Benny. (yun) https://sumateraekspres.bacakoran.co/?slug=sumatera-ekspres-24-januari-2023/

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan