Siapa Yang Wajib dan Kapan Sebaiknya Minum Obat Cacing

Kapan dan siapa yang sebaiknya minum obat cacing--

SUMATERAEKSPRES.CO.ID- Setiap orang, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa yang kurang menjaga kebersihan pastinya berisiko terkena cacingan. 

 

Nah, salah satu langkah untuk pencegahan dan pengobatan penyakit cacingan yakni dengan mengkonsumsi obat cacing.

 

Cacingan memang lebih banyak diderita oleh anak-anak. 

 

Kurangnya menjaga kebersihan bisa menjadi salah satu faktor yang mendorong penyebaran penyakit infeksi akibat cacing. 

 

Namun, tidak tertutup kemungkinan orang dewasa juga bisa mengalami cacingan loh.

 

Dokter menganjurkan anak-anak untuk rutin minum obat cacing setiap enam bulan sekali sebagai langkah pencegahan dan pengobatan. 

 

Dan ini juga berlaku bagi orang dewasa yang terkena cacingan.

 

Orang dewasa yang terkena cacingan harus minum obat cacing. 

 

Jika tidak diatasi dengan benar, cacingan bisa menyebabkan komplikasi, seperti penyumbatan usus dan gangguan penyerapan makanan (malabsorpsi).

 

Meminum obat cacing sebagai upaya pencegahan diutamakan hanya untuk orang-orang dewasa yang berisiko tinggi mengalami cacingan.

 

Obat cacing atau dalam istilah medis disebut obat antelmintik bekerja dalam dua cara, yakni dengan membuat cacing mati kelaparan atau melumpuhkan tubuh cacing.

 

Beberapa jenis obat cacing, seperti mebendazole dan albendazole, bakal mencegah cacing dalam usus menyerap gula yang mereka butuhkan untuk bertahan hidup. 

 

Sementara, jenis obat antelmintik lainnya, seperti praziquantel dan ivermectin, bekerja dengan cara melumpuhkan saraf dan otot tubuh cacing dalam usus.

 

Hal ini menjadikan mereka lumpuh atau mati sehingga mudah dikeluarkan dari dalam usus bersama dengan feses saat buang air besar.

 

BACA JUGA:14 Manfaat Mengkonsumsi Buah Kurma bagi Kesehatan.

 

Siapa yang sebaiknya minum obat antelmintik?

 

Selain pada anak-anak, rekomendasi minum obat antelmintik setiap enam bulan sekali umumnya juga direkomendasikan pada orang dewasa yang berisiko tinggi mengalami cacingan karena faktor-faktor berikut.

 

1. Bekerja di lokasi rawan cacing

 

Beberapa profesi, misalnya buruh bangunan, penggali tanah, petani, atau peternak, lebih sering membuat kulit berkontak langsung dengan tanah yang terkontaminasi dengan cacing.

 

Bahkan, risiko cacingan bisa makin meningkat bila orang tersebut tidak mencuci tangan setelah beraktivitas dan tempatnya bekerja tidak memiliki fasilitas sanitasi yang memadai.

 

2. Mengonsumsi makanan tidak bersih

 

Mengonsumsi sayuran atau buah yang tidak dicuci bersih, terkupas benar, atau dimasak hingga benar-benar matang akan membuat seseorang berisiko terkena cacingan. 

 

Rutin mengonsumsi daging sapi atau babi yang tidak dimasak matang juga meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit infeksi akibat cacing.

 

3. Tinggal di lingkungan kumuh

 

Infeksi cacing biasanya terjadi di tempat-tempat yang beriklim hangat dan lembap.

 

Orang-orang yang tinggal di daerah dengan sistem sanitasi yang tidak memadai juga berisiko, seperti di bantaran kali, pinggiran kota, atau pedesaan.

 

4. Tinggal di daerah endemik cacingan

 

Seseorang yang tinggal di daerah endemik penyakit cacingan harus mewaspadai penularan penyakit schistosomiasis yang disebabkan oleh cacing Schistosoma japonicum. 

 

Penularan dapat terjadi saat orang yang mengalami schistosomiasis mencemari sumber air tawar dengan feses mereka yang mengandung telur parasit. 

 

Telur itu lantas akan menetas di dalam air.

 

BACA JUGA:WAJIB TAHU, Kelas 1,2,3 BPJS Kesehatan Dihapus, Kini Resmi Diganti dengan KRIS. Segini Besaran Iurannya!

 

Jenis obat cacing untuk orang dewasa dan anak-anak

 

Pada beberapa kasus, seperti infeksi cacing pita dan cacingan bisa sembuh sendiri selama Anda menjaga sistem kekebalan tubuh dan menerapkan gaya hidup yang sehat.

 

Akan tetapi, beberapa penyakit cacingan memerlukan obat antiparasit khusus yang membantu membasmi cacing dalam tubuh Anda

 

Obat-obatan yang diberikan umumnya akan bergantung pada jenis cacing yang menginfeksi. Berikut ini merupakan beberapa jenis obat cacingan untuk orang dewasa dan anak-anak.

 

1. Albendazole

 

Albendazole adalah obat untuk mengobati infeksi cacing pita yang menyerang otot, otak, dan mata. 

 

Obat ini juga diresepkan untuk mengatasi infeksi cacing gelang dan cacing tambang.

 

Obat ini bekerja dengan cara membunuh cacing dalam tubuh. 

 

Untuk mengatasi cacingan, albendazole membutuhkan waktu 8–30 hari, tergantung tingkat keparahan infeksi.

 

Adapun berikut dosis albendazole untuk mengobati infeksi cacing pita sebagai berikut.

 

Dewasa: 400 mg per hari selama tiga hari berturut-turut. 

 

Dosis maksimal yaitu 400 mg per hari atau 1.200 mg dalam tiga hari. 

 

Jika pasien tidak sembuh setelah tiga minggu, pengobatan kedua diperlukan.

 

Anak-anak (>2 tahun): sama dengan dosis orang dewasa.

 

Albendazole tidak boleh dikonsumsi ibu hamil atau yang sedang merencanakan kehamilan. 

 

Pasalnya, obat ini berisiko mengakibatkan gangguan pada janin.

 

BACA JUGA:Tidak Cuma Buat Masak, Ternyata Ketumbar Puya Segudang Manfaat Buat Kesehatan

 

2. Mebendazole

 

Serupa dengan albendazole, mebendazole merupakan obat untuk mengatasi infeksi cacing, seperti cacing tambang, cacing gelang, dan cacing cambuk.

 

Mebendazole bisa membunuh cacing dewasa di dalam tubuh, tetapi perlu diketahui bahwa obat ini tidak bekerja dengan membunuh telur cacing. 

 

Dosis mebendazole untuk mengobati infeksi cacing tambang, cacing gelang, dan cacing cambuk adalah sebagai berikut.

 

Dewasa: 100 mg dua kali sehari hari selama tiga hari berturut-turut atau 500 mg dalam dosis tunggal. 

 

Jika pasien tidak sembuh setelah dua hingga tiga minggu, pengobatan kedua diperlukan.

 

Anak-anak (>2 tahun): sama dengan dosis orang dewasa.

 

Ibu hamil, menyusui, dan anak-anak di bawah 2 tahun tidak disarankan untuk minum obat ini.

 

3. Pirantel pamoat

 

Pirantel pamoat adalah jenis obat untuk mengobati infeksi cacing gelang atau cacing kremi.

 

Obat ini biasanya tersedia dalam bentuk kapsul dan obat cair. Pirantel dapat Anda konsumsi dengan cara dicampur jus, susu, atau diminum saat perut dalam keadaan kosong. 

 

Dosis yang dianjurkan untuk orang dewasa dan anak-anak yakni sebagai berikut.

 

Dewasa: 10–11 mg per kg berat badan sebagai dosis tunggal dengan dosis maksimal 1.000 mg per dosis. 

 

Ulangi pemberian dosis setelah dua minggu untuk mencegah infeksi ulang.

 

Anak-anak (>2 tahun): sama dengan dosis orang dewasa.

 

Pirantel pamoat mungkin bisa digunakan bila Anda terinfeksi cacing kremi saat hamil atau menyusui. 

 

Akan tetapi, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum minum obat ini.

 

BACA JUGA:Awas, Begadang Bisa Berdampak Bagi Kesehatan

 

4. Praziquantel

 

Praziquantel digunakan untuk mengatasi infeksi cacing yang menyerang pembuluh darah atau hati, seperti schistosomiasis. 

 

Obat ini juga bisa digunakan untuk infeksi cacing pita pada usus.

 

Praziquantel hadir dalam bentuk tablet yang harus dikonsumsi setelah makan. 

 

Obat harus diminum secara utuh, tidak boleh dikunyah atau dihancurkan sebelumnya.

 

Umumnya, dosis obat yang dianjurkan untuk schistosomiasis adalah sebagai berikut.

 

Dewasa: 20 mg per kg berat badan setiap empat hingga enam jam dalam tiga dosis atau 40–60 mg per kg berat badan sebagai dosis tunggal.

 

Anak-anak (>4 tahun): sama dengan dosis orang dewasa.

 

Sementara itu, berikut dosis praziquantel untuk mengobati infeksi cacing pita.

 

Dewasa: 25 mg per kg berat badan setiap empat hingga enam jam dalam tiga dosis selama 1–2 hari atau 40 mg per kg berat badan sebagai dosis tunggal.

 

Anak-anak (>4 tahun): sama dengan dosis orang dewasa.

 

Ibu hamil, menyusui, dan anak-anak di bawah 4 tahun tidak disarankan untuk minum obat ini.

 

5. Ivermectin

 

Ivermectin digunakan untuk mengatasi strongyloidiasis, yakni jenis infeksi cacing gelang yang masuk melalui kulit dan menyerang usus pada orang dewasa dan anak-anak.

 

Obat ini bekerja dengan cara membunuh cacing-cacing yang masih berkembang, tetapi tidak akan membantu membunuh cacing gelang dewasa.

 

Anda perlu mengonsumsi ivermectin saat perut dalam keadaan kosong. 

 

Berikut ini dosis obat ivermectin yang direkomendasikan.

 

Dewasa: 200 mcg per kg berat badan sebagai dosis tunggal atau 200 mcg per kg berat badan yang diberikan selama satu atau dua hari.

 

Anak-anak (>15 kg): sama dengan dosis orang dewasa.

 

Konsultasikan dengan dokter bila Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu, termasuk pernah mengidap meningitis atau penyakit autoimun, sebelum menggunakan ivermectin.

 

BACA JUGA:Ternyata Cokelat Punya Banyak Manfaat Bagi Kesehatan Yang Sayang untuk Dilewatkan, Nomor 2 Disukai Kaum Hawa

 

Efek Samping Obat Cacing

 

Beberapa efek samping yang umum terjadi setelah minum obat antelmintik meliputi:

 

-sakit perut, 

 

-mual,

 

-muntah,

 

-diare,

 

-demam,

 

-pusing,

 

-sakit kepala,

 

-merasa lelah

 

-mengantuk.

 

Segera cari bantuan medis bila mengalami tanda-tanda reaksi alergi, seperti gatal, ruam kulit, kesulitan bernapas, pembengkakan wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan. (berbagai sumber)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan