Berperan Penting Pacu Ekonomi, Indonesia Perlu Cari Solusi Mengatasi Kampanye Negatif terhadap Kelapa Sawit

Berperan Penting Pacu Ekonomi, Indonesia Perlu Cari Solusi Mengatasi Kampanye Negatif terhadap Kelapa Sawit. Foto : IST--

BOGOR, SUMATERAEKSPRES.ID - Kelapa sawit, yang menjadi topik utama dalam diskusi ini, adalah anugerah Tuhan yang memiliki daya saing tinggi dan memberikan kontribusi penting terhadap ekonomi Indonesia.

Indonesia merupakan produsen minyak sawit terbesar di dunia, dan komoditas ini memiliki peran kunci dalam perekonomian negara. Menurut data OJK, kontribusi kelapa sawit, dari hulu hingga hilir, mencapai 6% - 7% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Produksi minyak sawit mencapai 47,4 juta ton pada tahun 2018, dengan 80,7% di antaranya diekspor. Total luas kebun kelapa sawit di Indonesia mencapai 14,03 juta hektar, menciptakan lebih dari 16 juta lapangan kerja, termasuk 12 juta pekerja langsung dan 4 juta petani di perkebunan.

Meskipun kelapa sawit memiliki potensi besar dan memberikan kontribusi penting, ia menghadapi kampanye negatif dan hambatan perdagangan yang menantang pertumbuhannya.

BACA JUGA:Raja Hutan Terjerat Perangkap Babi di Kebun Sawit, Begini Kondisinya

BACA JUGA:Enak Bener, 3 Bulan Panen Sawit Tanpa Izin di Kebun PT BSP

Beberapa isu yang sering muncul dalam kampanye negatif adalah dampak lingkungan dan sosial dari produksi kelapa sawit.

Upaya kampanye negatif ini telah menciptakan stigma negatif di sebagian masyarakat Indonesia, bahkan menciptakan insiden seperti kontroversi ujian sekolah di Provinsi Riau pada tahun 2021, yang berdampak pada citra kelapa sawit.

Ketua Umum Yayasan Pusat Pentaheliks Ilmuwan Pertanian Indonesia Dr Ir Paristiyanti Nurwardan mengatakan, kampanye negatif itu sendiri telah berhasil membuat stigma negatif pada sebagian masyarakat Indonesia.

Sebagai contoh kasus soal ujian sekolah di Provinsi Riau pada tahun 2021 yang dianggap telah mendiskreditkan kelapa sawit.

"Jika hal tersebut dibiarkan tentu akan merugikan industri kelapa sawit dalam jangka pendek maupun jangka panjang," tuturnya.

"Kami dalam acara ini berusaha mengandeng  tenaga pendidik dalam menanamkan sikap positif terhadap sawit sejak dini," katanya.

Tenaga pendidik yang dimaksud terdiri dari guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.

BACA JUGA:Bursa CPO Diresmikan, Dorong Pengusaha-UMKM Sawit Bergabung

BACA JUGA:Bahan Baku Berondolan Sawit, Diolah Selama 3 Jam

Mereka akan membantu menyampaikan informasi yang seimbang dan positif tentang kelapa sawit kepada para siswa dan mahasiswa.

Rencananya, proyek kampanye sawit akan diluncurkan di beberapa pusat produksi kelapa sawit di Indonesia pada semester pertama tahun 2024. Jika respon terhadap kampanye ini positif, rencananya akan diperluas ke seluruh 36 provinsi pada semester kedua tahun 2024.

Upaya ini akan melibatkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) serta Kementerian Agama untuk mengintegrasikan pendidikan positif tentang kelapa sawit di lembaga pendidikan di seluruh Indonesia.

Kampanye akan mencakup penyisipan pendidikan tentang kelapa sawit ke dalam kurikulum perguruan tinggi dan kompetisi di tingkat pendidikan dasar.

Melalui berbagai kegiatan ini, diharapkan pemahaman positif tentang kelapa sawit dapat tumbuh sejak dini dan berdampak positif pada citra dan perekonomian kelapa sawit di masa depan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan