Investasi Sumsel Tercapai Rp36,8 Triliun, Proyek Pelabuhan Tanjung Carat Jadi Harapan

--

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Pemprov Sumsel mencatat realisasi  investasi periode Januari-September 2023, baik Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp36,80 triliun. Angka ini tumbuh 12,95 persen dibanding tahun lalu. 

Rinciannya, PMDN sebesar Rp18,67 triliun atau 50,75 persen dari target, turun 1,79 persen dibanding tahun lalu. Sementara PMA Rp18,12 triliun (45,23 persen), naik 33,53 persen dibanding tahun lalu. Plt Kepala DPMPTSP Sumsel, Eko Agustrianto, menjelaskan target investasi tahun ini mencapai 55 triliun.

"Investasi yang masuk berdampak pada penyerapan tenaga kerja," ujarnya saat Konsolidasi dan Koordinasi Capaian Realisasi Investasi Penanaman Modal Triwulan III Tahun 2023 di Hotel Swarna Dwipa, kemarin. 

Menurutnya, total ada sebanyak 27.958 tenaga kerja yang terserap. Data ini berasal dari pelaporan pelaku usaha. Mengingat, mereka yang mencatat dan melaporkan sejauh mana pertumbuhan usaha termasuk penyerapan lapangan pekerjaan. "Kami terus mengimbau agar daerah aktif melakukan pelaporan," ucap dia.

Ia mengatakan ada 5 sektor realisasi PMA dan PMDN,  yang paling besar berasal dari industri kertas dan percetakan sebesar Rp10,81 triliun, pertambangan Rp5,51 triliun, listrik, gas dan air Rp4,67 triliun, industri makanan Rp3,42 triliun, dan transportasi, gedung dan telekomunikasi Rp3,04 triliun. "Kelima sektor ini yang paling besar menyumbang investasi di Sumsel dari Januari hingga September," papar dia. 

Sedangkan lima lokasi (daerah) dengan tujuan investasi terbesar periode Januari- September untuk PMA berada di Ogan Komering Ilir sebesar Rp10,94 triliun, Muara Enim Rp3,52 triliun, Ogan Komering Ulu Rp1,08 triliun, Musi Banyuasin Rp729 miliar, dan Palembang Rp537 miliar. 

Sementara PMDN paling tinggi di Kota Palembang sebesar Rp4,44 triliun, Muara Enim Rp2,50 triliun, Banyuasin Rp2,41 triliun, Lahat Rp2,03 triliun, dan Pali Rp1,81 triliun. Eko mengatakan negara paling besar investasinya di Sumsel berasal dari Singapura Rp12,19 triliun, Tiongkok Rp2,63 triliun, ada juga Hongkong Rp1,67 triliun, Jepang Rp666 miliar, dan Malaysia dengan investasi Rp319 miliar. 

Diakuinya, investasi di Sumsel masih sangat besar dan terbuka. Masih banyak proyek dan program strategis nasional yang akan dilakukan, salah satunya pelabuhan Tanjung Carat. Pelabuhan ini masih terus berproses dan pihaknya berharap pada 2024 bisa terealisasi. "Saat ini kami masih menunggu dari Kemenko RI dan Kementerian dalam Negeri  terkait skema kerja sama yang akan diterapkan di Tanjung Carat," ulas dia.

Dikatakan, jika skema kerja sama dan administrasi sudah selesai, maka pengerjaan Pelabuhan Tanjung Carat bisa dikejar. "Kalau untuk tahun ini tidak bisa dikejar, ya kalau sudah ada kejelasan Juni 2024 bisa," papar dia.

Terkait prospek investasi, masih kata dia, saat ini pihaknya sedang melakukan kajian dan pemetaan yang tetap bermuara pada hilirisasi. Ada tiga kajian hilirisasi, seperti bidang pertanian di OKU Timur, kelapa di Banyuasin, dan jagung. Di samping tentunya hilirisasi di sektor sumber daya alam pun perlu dilakukan seperti di Pertamina berupa pembangunan pembangkit listrik tenaga surya. "Hilirasi ini akan terus kami dorong agar pemanfaatan potensi bisa dilakukan secara makismal," ulas dia.

Tak kalah penting program kemitraan, dimana investor besar jangan dianggap sebagai ancaman melainkan kemitraan, bagaimana usaha kecil menjadi mitra bagi usaha besar tersebut. "Ini akan terus didorong dan kami juga akan menggandeng asosiasi usaha seperti Hipmi dan KADIN," pungkas dia. (yun/fad)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan