Ini 3 Alasan Calon Mama Sebaiknya Pilih Metode Persalinan ERACS

Persalinan dengan metode ERACS membuat ibu merasa lebih nyaman--

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID- Biasanya, proses persalinan melalui operasi caesar butuh waktu cukup lama untuk pulih. 

Namun saat ini, metode Enhanced Recovery After Cesarean Surgery atau ERACS, proses pemulihan pascaoperasi caesar bisa berlangsung lebih cepat.

Metode ini memungkinkan sang ibu langsung bisa duduk dan aktif bergerak usai proses persalinan menggunakan pendekatan ERACS.  

Padahal dulu, setelah menjalani operasi caesar, seseorang biasanya tidak boleh menggerakan badannya selama 12 jam.

Lalu,  sebenarnya seperti apa sih  metode persalinan caesar dengan pendekatan ERACS?  

BACA JUGA:Icon Sunsuria Buka Pusat Perawatan Kanker Pertama di Island Hospital, Sediakan Perawatan Kanker Kelas Dunia

BACA JUGA:Lima Faktor Risiko Pemicu Kanker Ovarium 

Menurut dr Asmar Dwi Agustine SpOG, dokter kebidanan dan penyakit kandungan RS Hermina Jakabaring Palembang, istilah ERACS berasal dari istilah Enhanced Recovery After surgery (ERAS) sebagai pendekatan yang bertujuan untuk meminimalkan respons fisiologis selama operasi. 

Pendekatan tersebut sudah digunakan sejak tahun 1990-an untuk tindakan bedah atau colorectal secara umum. 

“Metode ERAS adalah langkah-langkah yang disusun untuk mencapai pemulihan lebih cepat pada pasien yang menjalani tindakan pembedahan secara mayor atau besar,” ujarnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, pada bidang obstetri atau cabang kedokteran yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan, pendekatan tersebut dinamakan dengan Enhanced Recovery After Cesarean Surgery (ERACS). 

Sebagai pendekatan khusus untuk perawatan yang mengoptimalkan kesehatan ibu, sebelum, selama, dan setelah menjalani operasi caesar. 

“Tujuannya, agar mobilitas dan proses penyembuhan atau recovery persalinan dapat dipercepat,” katanya lagi.

Pendekatan ERACS dikatakannya memungkinkan pasien untuk melakukan pergerakan tubuh lebih cepat. 

Yakni, sekitar dua jam pascaoperasi caesar dengan nyeri yang minimal. 

“Agar proses pemulihan berjalan semulus mungkin, pendekatan ERACS melibatkan kolaborasi antara dokter kandungan atau ginekolog, dokter anestesi, dokter anak, beserta para perawat dan bidan,” kata dr Asmar.

BACA JUGA:Buka Klinik Menopause, RS Siloam Dukung Kesehatan Wanita di Masa Menopause

BACA JUGA:Efek Serius Kabut Asap Pada Kesehatan Mata, Yang Nomor 3 Terbanyak

Dokter yang bertugas di RS BARI Palembang ini juga mengatakan, setidaknya ada tiga kelebihan metode ERACS dalam persalinan. 

1.Meningkatkan kepuasan dan kenyamanan pasien

2.Berkurangnya risiko komplikasi dan durasi rawat pasien

3.Ibu dapat pulang ke rumah dalam rentang waktu yang lebih singkat. 

Namun untuk pengerjaan, kata dr Asmar sebetulnya hampir sama. 

Hanya saja karena menggunakan pisau yang sangat tajam, sekali sayat bisa tembus beberapa lapisan kulit jadi tidak perlu berkali-kali melakukan penyayatan. 

Hal ini juga mengurangi rasa nyeri pasien. 

Penyembuhan juga lebih cepat. “Dua jam sudah bisa bergerak,  enam jam sudah bisa jalan dan 24 jam sudah bisa pulang,” tukasnya.

 

BACA JUGA:3 Kecamatan Dengan Kasus ISPA Terbanyak di Palembang

BACA JUGA:Dies Natalis UNSRI ke-61, Ikuti Periksa USG Gratis di RS BARI

Selain itu, pendekatan operasi caesar dengan protokol ERACS juga telah terbukti memiliki beragam kelebihan lainnya, yaitu: waktu puasa yang lebih pendek. 

Tak seperti operasi caesar pada umumnya, waktu puasa dengan pendekatan ERACS memiliki waktu yang lebih pendek. 

Sebab, ibu hanya perlu berhenti makan enam jam sebelum operasi dan berhenti minum dua jam sebelum operasi.  

Metode ini juga mencegah Mual pada pasien. 

Pascaoperasi caesar biasa, banyak ibu yang kerap merasakan mual akibat efek samping obat bius yang diberikan.

 “Nah, pendekatan ERACS menerapkan terapi cairan infus dan kombinasi obat antimual,” tukasnya. 

Hal ini terbukti dapat menghilangkan rasa mual pascaoperasi. 

Selain itu, ibu juga akan diberikan petunjuk makanan dan minuman yang sebaiknya dikonsumsi untuk mencegah mual.

Pasien juga dapat kembali bergerak lebih cepat. 

Proses persalinan menggunakan pendekatan ERACS dapat membuat ibu bebas bergerak lebih cepat. 

Sebab, pemberian cairan infus dan pelepasan kateter urine akan dilakukan lebih awal pada pendekatan ERACS bila dibandingkan dengan operasi caesar biasa.

Kelebihan lain, kata dr Asmar, rasa nyeri yang lebih minim. 

Pada pendekatan ERACS, tim dokter akan memberikan obat-obatan pereda nyeri seperti tylenol dan ibuprofen terjadwal atau obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) lainnya. 

Selain itu, dokter juga mungkin akan memberikan dosis kecil obat nyeri long-acting di tulang belakang atau epidural pasien selama di ruang operasi. 

Tujuannya untuk memaksimalkan penghilang rasa sakit sambil mengurangi efek samping seperti gatal dan mual.

BACA JUGA:4 Ribu Bumil USG Gratis 

BACA JUGA:Ajak Warga Gandus Periksa USG 

Selanjutnya, metode ini meminimalkan risiko kerusakan jaringan. 

Pendekatan ERACS dilakukan dengan pisau berukuran kecil dengan ketajaman khusus. 

“Pisau tersebut dapat mencapai lapisan fascia dengan sekali sayatan, sehingga meminimalkan risiko kerusakan jaringan,” tegasnya.

Meski begitu, metode persalinan ERACS juga dapat menimbulkan komplikasi. 

Sebagian pasien dapat mengalami pusing, mual, muntah, hingga pendarahan.

 “Karenanya, sebelum melakukan persalinan dengan metode ini calon ibu sebaiknya membicarakan terlebih dahulu dengan dokter spesialis kandungan,” pungkasnya.(lia)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan