Sumsel Tergantung Bawang Brebes
*Banyak Dapat Suplai, Produksi Sendiri Belum Mencukupi
PALEMBANG , SUMATERAEKSPRES.ID- Pengendalian inflasi dan pemenuhan pasokan komoditas menjadi fokus Pemprov Sumsel saat ini.
Terutama kondisi musim kemarau yang berpotensi menurunkan suplai komoditas. Kepala Biro Perekonomian Setda Sumsel, Hengky Putrawan, mengatakan, inflasi nasional masih didominasi kelompok volatile food akibat adanya pengaruh shocks (kejutan) dalam kelompok bahan makanan, seperti panen, gangguan alam, atau faktor perkembangan harga komoditas pangan baik domestik maupun internasional.
"Di Sumsel pun komoditas pada kelompok ini kerap kali menjadi penyumbang utama inflasi, khususnya komoditas bawang merah, cabai merah, daging ayam ras, dan bawang putih," katanya, kemarin.
Persoalannya memang, sambung Hengky, Sumsel masih ketergantungan dengan pasokan bawang merah dari Jawa, utamanya Brebes.
Tekstur rasa dan bentuk fisik yang khas membuat bawang merah dari Jawa itu memang sangat diminati masyarakat Sumsel.
"Tapi sebenarnya berbagai upaya budidaya komoditas bawang merah di Sumsel telah dilakukan pada sejumlah daerah," ujarnya.
Ia mengatakan, setidaknya terdapat 6 (enam) wilayah percontohan pengembangan komoditas bawang merah, yakni Kabupaten Ogan Komering Ilir, Ogan Komering Ulu, Musi Rawas, Muara Enim, Ogan Komering Ulu Timur, dan Lahat.
"Namun hasil produksi ke enam wilayah tersebut belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Sumsel yang diperkirakan mencapai 23.000 ton/tahun," tegasnya.
Untuk mengatasi hal itu, Pemprov Sumsel merasa perlu belajar dan berkunjung ke Provinsi Jawa Timur.
“Kita sharing sektor pertanian, pasokan komoditas, sekaligus pengendalian inflasi di wilayahnya, termasuk program peningkatan nilai tambah dan upaya optimalisasi lahan pertanian di tengah fenomena el nino,” terangnya.
Apalagi potensi produksi komoditas bawang merah Jawa Timur yang surplus lebih dari 40 persen, pasokan berasal dari Kabupaten Nganjuk.
Kunjungan lapangan itu menghasilkan rencana KAD antara Provinsi Sumsel dan Pemerintah Kabupaten Nganjuk, serta Pemerintah Kota Palembang dan Pemerintah Kabupaten Nganjuk di tingkat Government to Government (G to G) maupun Business to Business (B to B).
“Ke depan kegiatan ini diharapkan tak hanya mampu memenuhi pasokan komoditas bawang merah di Sumsel, tetapi juga mampu mendorong transfer pengetahuan teknologi pertanian untuk optimalisasi produksi bawang merah di Sumsel,” imbuhnya.
Hengky pun dapat memastikan pasokan komoditas bawang merah di wilayah Sumsel tetap terjaga.
"Kunjungan ini dapat mendorong kerja sama antar daerah dalam rangka menjaga pasokan komoditas penyumbang inflasi," bebernya.
Kepala Biro Perekonomian Setda Provinsi Jawa Timur, Dr Didik Chusnul Yakin SSos MSi mengatakan kegiatan ini bisa menjadi momentum penyerapan hasil panen khususnya komoditas bawang merah sehingga dapat menstabilkan harga komoditas saat musim panen. (yun/fad)