ISPA Meningkat di Kelompok Bayi-Balita

Akibat Kabut Asap

PALEMBANG - Musim kemarau yang melanda wilayah Provinsi Sumatera Selatan menyebabkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Hal ini berefek pada kesehatan masyarakat termasuk di Kota Palembang lantaran merebaknya kabut asap dari karhutla. Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palembang periode Juli-Agustus sudah ada kenaikan jumlah kasus inspeksi saluran nafas akut (ISPA). Kepala Bidang P2P Dinkes Kota Palembang, Yudi Setiawan mengakui ada kenaikan kasus ISPA saat ini dan ia tak memungkiri lantaran kondisi cuaca kemarau dan adanya kabut asap. "Ada kenaikan kasus ISPA khususnya di kelompok bayi dan balita," terangnya saat dikonfirmasi terkait dampak kesehatan karena kabut asap, Sabtu (9/9).
Dia memaparkan, kasus ISPA untuk kelompok usia di bawah 1 tahun periode Januari-Agustus 2023 sudah mencapai 5.452. “Penambahan kasus pada Juli sebanyak 495 dan Agustus 793,” tuturnya.
Di kelompok usia 1-5 tahun, jumlah kasus total dari Januari-Agustus 2023 mencapai 17.426 dengan angka Juli bertambah 2.035 dan Agustus bertambah 2.397. Sedangkan kelompok usia di atas 5 tahun total berjumlah 58.303 dengan tren penambahan Juli 7.233 kasus, namun Agustus turun tipis 6.948 kasus.
“Berdasarkan sebaran per kecamatan, dari total 18 kecamatan yang ada di Kota Palembang, jumlah kasus ISPA dari Januari sampai Agustus sebanyak 10.138 kasus,” tuturnya.
Kecamatan mendominasi Sukarami sebanyak 1.119 kasus, Kecamatan Sako 1.048 kasus, dan Ilir Barat 1 939 kasus. Dijelaskan Yudi, kabut asap ini meningkatkan kasus ISPA lantaran adanya partikel udara yang masuk ke saluran pernapasan menyebabkan alergi dan peningkatan sekresi saluran napas. "Ada peningkatan cairan saluran napas yang membuat risiko infeksi bakteri dan virus semakin besar," jelasnya. Terkait kabut asap ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palembang sudah mengeluarkan surat edaran kewaspadaan dan kesiapsiagaan dampak kabut asap. (tin/fad/)  

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan