Menanam di Luar Musim, Hama Tikus dan Walang Sangit Jadi Kendala

Fahrurozi, PPL Desa Sungai Rasau, Ogan Ilir Masifkan Panen Tiga Kali Setahun

Waktu tanam padi di luar musim biasanya memungkinkan terjadi akumulasi hama dan penyakit di lahan yang sedang digarap. Jika biasanya hama seperti wereng dan tikus menyebar di setiap ladang padi. Namun, saat sebagian kecil lahan saja yang menanam padi di luar musim. Memungkinkan serangan hama berpusat pada lahan tersebut. ANDIKA – Ogan Ilir MENANAM padi dengan system satu hingga tiga kali panen dalam setahun mulai digandrungi para petani. Program ini memang terus disebarluaskan secara masif oleh para Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). Namun, belum seluruhnya mau ataupun mampu mengaplikasikannya.
PPL Desa Sungai Rasau, Fahrurozi menyebut, bila pengaplikasian tanam padi di luar musim masih sedikit, maka akan menimbulkan beberapa kelemahan. Salah satunya terjadi tingkat akumulasi hama. "Bukan masalah mampu tidak mampu, tapi ini masalah perilaku. Yang biasanya sudah enak-enak selesai panen ini malah harus tanam lagi," ungkapnya.
Hama tikus yang berada di suatu wilayah biasanya akan menyebar saat musim tanam padi tiba. Namun, apabila di luar musim tanam hanya sedikit yang tanam, maka kawanan tikus tadi akan mengelompok menyerang lahan yang ada. Jika biasanya tanam 300 hektare, di luar musim hanya 5 hektare yang tanam. Jadi tikusnya kelihatan banyak.
"Makanya kita harapkan sebanyak mungkin yang ikut tanam. Kalau banyak yang tanam berbagi lagi, jadi hamanya rata tidak banyak lagi," tukasnya.
Selain itu, jika dari segi hama serangga juga bermacam- macam. Mulai dari walang sangit, penggerek batang dan wereng. Hama ini meskipun kecil, kerap diremehkan petani. Serangan walang sangit dianggap memiliki efek paling parah. "Hama itu sering kali tidak kelihatan,’’ ujarnya.
Tetapi jika segera ditanggulangi akan bahaya. Serangan walang sangit yang dianggap sedikit bisa mematikan. Kelamaan buah padi jadi kering, petani sadar selalu terlambat. ‘’Semula mereka anggap walang sangit itu tidak menyerang, hanya sedikit hamanya, tapi sebetulnya banyak," sebutnya.
Akibatnya, biji bulir padi menjadi belang kehitaman. Bintik-bintik hitam ini membuat harga gabah ikut jatuh dan volume panen juga berkurang. "Inilah bedanya petani luar dengan petani lokal. Kalo petani lokal sewaktu sudah terkena serangan hama baru konsultasi ke penyuluh, harusnya dari awal sudah mulai melakukan langkah pencegahan," ulas Ozi. Alasan akumulasi hama inilah yang juga jadi keharusan agar setiap petani mulai mengaplikasikan tanam padi di luar musim. ‘’Selain mendapatkan penghasilan lebih setiap tahunnya, juga membantu petani lain agar hasil panenya tidak banyak diserang hama,’’ ujarnya. (*)  

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan