MU Kalah dari Tottenham di Final Liga Europa 2025, Gagal ke Liga Champions dan Terancam Denda Rp219 Miliar
SELEBRASI: Para pemain Tottenham Hotspur melakukan selebrasi merayakan kemenangan atas MU dalam final Liga Europa 2024-2025 dan meraih tiket Liga Champions. (foto bawah) Tampak para pemain MU yang lesu usai kalah dari Tottenham. FOTO: IST--
SAN MAMES, SUMATERAEKSPRES.ID -Sudah jatuh tertimpa tangga. Begitu apes nasib klub besar sekelas Manchester United (MU).
Alih-alih bisa meraih gelar juara Liga Europa untuk menutupi buruknya prestasi di Liga Inggris, malah keok dari Tottenham Hotspur. MU bahkan harus bayar denda.
BACA JUGA:Final Liga Europa 2025: Manchester United vs Tottenham, El Clownico Demi Tiket Liga Champions
MU kalah tipis 0-1 dari Tottenham Hotspur dalam laga final di San Mames Stadium, Kamis (22/5) dini hari WIB. Mimpi buruk MU itu datang dari gol tunggal lewat kaki pemain Tottenham, Brennan Johnson pada menit ke-42.
Sepakannya ke arah gawang tak mampu ditangkap kiper Setan Merah. Gol itu membuyarkan mimpi MU untuk memboyong pulang trofi Liga Europa.
Seiring melayangnya trofi itu, hilang juga kesempatan MU untuk mendapatkan tiket ke Liga Champions dan guyuran uang.
Padahal, dua hal itu sangat penting buat MU yang saat ini nangkring di posisi 16 klasemen Liga Inggris. Gagalnya MU mendapat tiket Liga Champions membuat mereka harus bayar penalti kepada Adidas, selaku sponsor apparel.
Tim asuhan Ruben Amorim itu dalam kontrak kerja sama dengan Adidas yang diperbarui pada 2023 menyepakati sejumlah klausul.
Salah satunya adalah denda 10 juta pound atau sekitar Rp219 miliar, jika MU gagal lolos ke Liga Champions musim 2025/2026.
Dalam klausul lain dengan Adidas, MU bisa kehilangan separuh nilai kontrak kerja sama. Adidas juga punya opsi untuk membatalkan kontrak, dengan pemberitahuan semusim sebelumnya. Belum lagi, ancaman degradasi di Liga Inggris sudah menanti.
Klub pemilik gelar terbanyak Liga Inggris itu berada pada posisi 16 dari 20 tim. Manajer MU, Ruben Amorim menyatakan tidak akan menuntut kompensasi jika manajemen Setan Merah memecatnya karena hasil buruk final Piala Europa.
Ia pasrah apabila dewan MU memutuskan bahwa ia bukan orang yang tepat sebagai manajer di klub tersebut untuk musim depan.
Amorim berhak atas pembayaran kompensasi jika ia dipecat. Pelatih asal Portugal itu masih memiliki sisa kontrak dua tahun sejak penunjukannya November 2024 lalu.
