Konsumsi Makanan Bayi Ultra-Prosesan Picu Obesitas Dini, Studi Baru Bunyikan Alarm Bahaya
Konsumsi Makanan Bayi Ultra-Prosesan Picu Obesitas Dini, Studi Baru Bunyikan Alarm Bahaya-Foto: sumateraekspres.id-
SUMATERAEKSPRES.ID – Produk makanan bayi dalam kemasan yang dianggap praktis ternyata menyimpan ancaman serius bagi kesehatan anak-anak.
Sebuah studi terbaru dari Universitas Leeds mengungkapkan bahwa hampir sepertiga makanan bayi siap saji tergolong ultra-prosesan dan berisiko tinggi menyebabkan obesitas serta berbagai penyakit kronis.
Penelitian tersebut menelaah 632 produk dari merek ternama seperti Heinz dan Ella’s Kitchen. Hasilnya mengejutkan: beberapa makanan bayi mengandung hingga 89 persen kalori dari gula. Camilan populer seperti puff dan stik melty, meski digemari anak-anak, ternyata miskin nilai gizi.
BACA JUGA:Mendiktisaintek Dorong Pertumbuhan Ekonomi Lewat Riset, Hilirisasi, dan Pendidikan Tinggi
BACA JUGA:Mayat Pria Mengapung di Bendung Perjaya, Identitas Masih Teka-Teki
Dibungkus Label Sehat, Tapi Sarat Zat Tambahan
Makanan ultra-prosesan umumnya dibuat dalam skala industri menggunakan banyak aditif seperti pengawet, pemanis buatan, dan penambah rasa. Bahan-bahan ini telah lama dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes, kanker, dan penyakit jantung.
Ironisnya, banyak produk tersebut dilabeli “organik” atau “tanpa tambahan gula”, meski kandungan gulanya tetap tinggi. “Orang tua kerap tertipu oleh label yang menyesatkan,” kata Katharine Jenner, Direktur Obesity Health Alliance.
BACA JUGA:Hino dan Bagong Transport Perkuat Kolaborasi Lewat Penyerahan 35 Unit Bus Pariwisata
BACA JUGA:Satresnarkoba Polres Prabumulih Bongkar Jaringan Pengedar Sabu, 30,08 Gram Diamankan
Tak hanya itu, bahkan makanan yang tidak dikategorikan ultra-prosesan seperti pure buah pun mengandung gula alami tinggi karena proses pemecahan buah saat produksi.
“Rata-rata bar camilan bayi mengandung dua kali lebih banyak gula dibanding biskuit biasa,” tambah tim peneliti.
Dampak Jangka Panjang dan Seruan Regulasi
Penelitian menunjukkan anak-anak yang mengonsumsi makanan ultra-prosesan sejak dini berisiko mengembangkan kecanduan rasa manis, yang dapat membentuk pola makan buruk hingga dewasa.
Dampak jangka panjangnya tak main-main—mulai dari obesitas, depresi, hingga kecenderungan hidup tidak sehat seperti merokok dan kurang berolahraga.
“Anak-anak kita diajari menyukai makanan yang seharusnya dihindari,” ujar Dr. Diane.
