Tim Berdikari Polsri Temukan Alat Pemantau Berbasis Sensor Untuk Budidaya Ikan Gabus, Ini Keunggulannya
ALAT PENGENDALI : Mahasiswa yang tergabung dalam Tim Berdikari Politeknik Negeri Sriwijaya mencoba alat Channa Sense yang dapat dimanfaatkan untuk pemantau dan pengendali budidaya Ikan Gabus agar lebih efektif dan produktivitasnya meningkat. Foto : neni/s-Foto : neni/sumeks-
SUMATERAEKSPRES.ID - Pemanfaatan tekhnologi Channa Sense dalam budidaya Ikan Gabus menjadi topik pada workshop diselenggarakan oleh Berdikari Politeknik Negeri Sriwijaya (Polsri) yang berkerjasama dengan Dinas Ketenagakerjaan Kota Palembang dan Kandang Om Bobby selaku mitra. Apa dan bagaimana tekhnologi Channa Sense ini ?
Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memanfaatkan Ikan Gabus sebagai bahan baku utama pembuatan pempek, tak heran jika kebutuhan akan ikan dengan nama latin Channa striata terus meningkat.
Namun potensi usaha budidaya Ikan Gabus yang menjanjikan tak diimbangi dengan jumlah produksi Ikan Gabus yang saat ini masih relatif rendah, tak sebanding dengan permintaan Ikan Gabus yang mencapai hingga 10 ton perharinya.
Akibatnya para pembuat pempek terpaksa harus membeli Ikan Gabus dari luar wilayah Sumsel seperti dari Riau hingga dari sejumlah daerah di Pulau Kalimantan.
BACA JUGA:Puluhan Peserta Antusias Ikuti Workshop Budidaya Ikan Gabus Berbasis Teknologi di Palembang
Nah, berkaca akan hal inilah Tim Berdikari Polsri mencoba melalukan eksperimen penelitian dengan mengembangkan perangkat pemantau dan pengendali budidaya Ikan Gabus berbasi sensor yang dinamai Channa Sense.
Channa Sense ini dikembangkan oleh tim Berdikari Polsri dipimpin oleh Dr Nyayu Latifah Husni sebagai bentuk inovasi dalam budidaya cerdas yang penelitiannyadibiayai oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dan difasilitasi oleh Direktorat Diseminasi dan pemanfaatan Sains dan Teknologi, Ditjen Sains Teknologi, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi.
Channa Sense perangkat pemantau dan kendali berbasis sensor, seperti suhu, pH, oksigen, kekeruhan air, yang membantu proses pemijahan dan perawatan ikan gabus secara efisien dan real-time,” ungkap Latifah, kemarin (11/6).
Latifah menyebut jika tim yang dipimpinnya selalu siap sedia membantu petani ikan gabus melalui teknologi Channa Sense dan juga teknologi lainnya yang diperlukan oleh pembudidaya Ikan Gabus.
"Kita harapkan kegiatan ini akan lahir inisiatif-inisiatif baru, kolaborasi antara akademisi, pelaku usaha, dan masyarakat, serta munculnya bibit-bibit wirausaha muda perikanan yang mandiri," sebutnya.
BACA JUGA:Channa Sense Hindari Kegagalan Budidaya Gabus, Perangkat Inovasi Dosen Polsri
BACA JUGA:Budidaya Ikan Lele dan Gabus di Desa Martajaya OKU Terus Eksis, Hasilkan Ratusan Kilogram per Panen
Sementara itu, Kadisnaker Kota Palembang, Raddiyan Deddy Umrien SE MM menekankan budidaya Ikan Gabus menjadi potensi usaha yang luar biasa, dikarenakan nilai produksi yang relatif rendah dengan nilai eknomi yang tinggi.
