Harga Turun, Petani Jagung Merugi

MUARADUA - Petani  jagung kini sedang merana. Harga jual jagung turun awal tahun 2023 ini jika dibanding 2022 lalu. "Untuk 2023 harga jagung kering itu Rp3.200 perkilo, sedangkan di tahun 2022  kisaran Rp4.000 sampai Rp4.500 per kilonya," ujar Mulyadi, petani jagung dari Desa Tanjung menang, Kecamatan Buay Pemaca.

Dikatakan, harga jagung sangat murah dan cukup memberatkan bagi petani. ‘’Biaya operasional yang tinggi tak sebanding dengan harga jual jagung,’’ katanya.

Untuk 1 hektar tanah yang ditanami jagung, membutuhkan modal sekitar Rp7 juta sampai Rp10 juta bahkan 15 juta. Pendapatan kotor perhektar sekitar Rp15 juta sampai dengan Rp20 juta.  ‘’Biaya Rp7 juta tersebut untuk bajak tanah kisaran Rp800 ribu. Lalu pupuk kotoran ayam seharga Rp30 ribu per karung, dan membutuhkan sekitar 100 karung per hektar. Pupuk kimia membutuhkan 8 kwintal. Belum lagi untuk beli bibit dan jaring monyet, juga racun rumput, bisa bisa total biaya tanam sampai panen sekitar Rp15 juta,’’ ujarnya.

Senada dikatakan Unsri (58) petani di Desa Tanjung Menang, Kecamatan Buay Pemaca . "Tahun 2022 lalu saat panen, saya dapat harga Rp5.000 per kilo. Pendapatan bersih saya tahun lalu Rp 30 juta," ujarnya yang berharap pemerintah bisa menstabilkan harga jagung.

 Terpisah, Iwan (25) seorang pengepul jagung di Desa Tanjung Menang mengakui, harga jagung anjlok sejak  awal 2023. ‘’Ada perbedaan harga antara jagung kering dan jagung basah, untuk harga jagung kering lebih mahal dibandingkan dengan jagung basah,’’ ujarnya yang menyebutkan di 2023, harga jagung kering berkisaran Rp2.800 sampai Rp3.200 dan jagung basah Rp2.000 perkilogramnya.

Menurutnya, para petani mayoritas menjual jagung basah dengan alasan memiliki bobot jagung lebih besar. ‘’Sebenarnya lebih untung kalau jual kering. Namun, untuk proses jemur jagung dari jagung basah menjadi jagung kering butuh waktu sekitar sepekan  dengan kondisi cuaca yang cerah," pungkasnya. (end)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan