Ketemu Beragam Karakter, Tetap Dorong Petani Menanam Sayur

Amelia Permatasari SP, petugas PPEP di Desa Batumarta Unit I, OKU

Tugas sebagai penyuluh pertanian lapangan yang ditugaskan dari Pemerintah Provinsi Sumsel menjadi pengalaman baru bagi Amelia Permatasari SP. Dari tugas pertamanya mendampingi petani di lapangan, dirinya mendapat pengalaman berharga baik bagi dirinya maupun petani itu sendiri.

BERRY SUNISU – Baturaja

AMELIA Permatasari SP, nama lengkapnya. Tapi biasa disapa Amel. Sebagai penyuluh lapangan, pertama dia mendapat penugasan pendampingan bagi petani yang menerima bantuan dari Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP). Lokasinya di Desa Batumarta Unit 1, Kecamatan Lubuk Raja, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU).

“Ada sebanyak 20 penerima bantuan GSMP,” ujar petugas PPEP wilayah OKU ini.

Bantuan yang diberikan berupa bibit sayuran, seperti tomat, caisin, bayam, kangkung, dan cabai. Ada bantuan bibit ikan lele yang diterima petani dalam jumlah bervariasi.

Sebagai penyuluh lapangan, lanjut Amel, mereka melakukan pendampingan dan memberikan motivasi kepada petani yang sudah menerima bantuan. Termasuk menyampaikan progres yang sudah dicapai penerima bantuan.

Diakui Amel, tidak mudah memang untuk memberikan edukasi dan motivasi kepada petani yang menerima bantuan. Meski sudah ada bimbingan teknis dari Dinas Pertanian dan Dinas Perikanan. ‘’Hanya saja sebagian petani masih banyak yang tidak terlalu antusias menerima bantuan tersebut,’’katanya.

Ada sebagian yang sudah menerima bantuan, menurut Amel,  memang benar-benar mengurus bibit sayuran hingga mendapat panen yang cukup baik. Disamping bisa untuk konsumsi sendiri. Ada juga hasil panen yang dijual sehingga bisa menjadi tambahan pemasukan.

Salah satu contoh Siti Rohani penerima bantuan. Dia menggunakan hasil panen sayuran untuk bahan campuran dagangan. ‘’Karena ibu tersebut juga berprofesi menjual pecel. Sehingga panenan sayur bisa dimanfaatkan untuk kelengkapan dagangan pecelnya,’’ kata Amel.

Ada juga yang semangat dan malah membeli sendiri pupuk mutiara untuk tanaman sayuran. Namun ada juga penerima bantuan yang pemahaman kurang. Serta tidak terlalu peduli dan terkesan enggan untuk mengurusi bantuan yang sudah diberikan.

Dia mencontohkan bantuan benih ikan yang sudah ditebar dalam drum plastik tidak diganti airnya secara berkala. Saat didatangi, ternyata sebagian ikan dalam drum kondisinya mati. Disamping petani mengeluhkan ukuran pakan ikan yang mereka sebut tidak sesuai dengan ukuran ikan.

Ada juga keluhan dari penerima bantuan penggunaan aerator untuk ikan yang dinyalakan menambah beban pengeluaran biaya listrik di rumah mereka. “Sebagai penyuluh sudah disampaikan hal hal yang menyangkut pemeliharaan yang baik. Termasuk untuk budidaya sayuran,” ujarnya.

Untuk melindungi sayur mayur, petani juga menggunakan waring atau juga menggunakan kandang dari bambu. ‘’Tapi secara umum penerima bantuan sudah berupaya memanfaatkan pekarangan mereka untuk budidaya sayuran dan ikan,’’ ujarnya.  (*)  

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan