Gaji Sopir Feeder LRT Belum Dibayar, Operator Menunggu Pembayaran dari Pemkot
BEROPERASIONAL Angkutan Kota (Angkot) Feeder LRT Musi Mas beroperasional di Kota Palembang. Sejumlah sopir feeder mengeluhkan gaji bulan April 2025 belum dibayar hingga pertengahan Mei ini. -foto: sumeks-
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Belakangan sopir feeder LRT Emas Musi Kota Palembang yang terintegrasi dengan LRT Sumsel mulai mengeluhkan gaji bulan April mereka yang belum dibayar. Seyogianya gaji itu sudah diterima pada awal Mei, namun hingga pertengahan Mei ini belum juga ada kejelasan kapan dibayarkan.
Mereka juga mengeluhkan sejak dua bulan terakhir, gaji mereka terlambat dibayar seperti Maret lalu baru dibayar pada 15 April 2025. "Sudah dua bulan ini, gaji kita selalu terlambat dibayar. Gaji bulan Maret telat, gaji bulan April belum jelas," beber IR, salah satu sopir feeder dibincangi koran ini di dekat Stasiun Bumi Sriwijaya, kemarin.
Untuk menutupi keperluan sehari-hari, dirinya sambil menunggu gaji ia terpaksa meminjam kepada kerabat dan orangtua. “Setelah gaji diterima, baru saya bisa membayar hutang. Karena kalau menunggu gaji kan belum tahu kapan cair, padahal kebutuhan rumah, anak sekolah harus saya penuhi,” sesalnya.
Senada sopir feeder LRT Musi Emas, RM yang mangkal di depan Asrama Haji. "Gaji April belum diterima hingga kini. Bulan Maret juga telat, sekitar tanggal 15 baru masuk. Padahal kalau mau normalnya dibayar awal bulan," katanya lagi. Dengan kondisi ini, ia pun terpaksa hutang ke orang tua untuk membiayai kehidupan sehari-hari.
BACA JUGA:Angkot Feeder Hubungkan Penumpang dengan LRT, Ongkos Tetap Gratis, Kini Punya 8 Koridor
BACA JUGA:Palembang Tambah Angkot Feeder Koridor Asrama haji-talang betutu
"Saya kebetulan masih tinggal dengan orang tua, jadi selama gaji belum masuk pinjam orang tua dulu, ya walaupun kena omel dulu sebelum dipinjamkan," ujarnya.
Mengenai hal ini, Kepala Operasional PT Transportasi Global Mandiri sekaligus Operator Feeder LRT Musi Emas, Fajar Wahyudi memahami keresahan para sopir. Hal ini tentu membuat mereka merasa kesulitan.
Ia beralasan gaji sopir belum bisa dibayarkan karena pembayaran biaya operasional oleh Pemkot Palembang melalui Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Palembang juga telat 2 bulan terakhir. “Feeder Musi Emas bersubsidi dari Pemkot Palembang ini melayani dua rute, yaitu Asrama Haji-Sematang Borang via Nurdin Pandji, dan Asrama Haji-Talang Kelapa,” terangnya.
Dia menyebut pihaknya telah secara aktif melakukan penagihan dan terus berkoordinasi dengan pihak terkait di Pemkot Palembang untuk mempercepat proses pembayaran. “Kami sangat bergantung pada pembayaran Pemberi Kerja. Keterlambatan pembayaran dari pihak pemberi kerja secara langsung berdampak pada cash flow perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya, termasuk pembayaran gaji karyawan,” tegasnya.
Diakuinya, gaji driver yang belum dibayarkan saat ini hanya bulan April. “Kami tidak pernah tidak membayarkan gaji, hanya saja jatuh tempo waktunya yang mungkin mengalami keterlambatan," tuturnya lagi. Dua bulan belakangan molor 10 hari karena terganggunya cash flow perusahaan, penggajian normal setiap awal bulan. "Pembayaran dari Pemkot Palembang yang kita terima setiap bulan sekitar Rp1 miliar," tambahnya.
BACA JUGA:Hadirkan Feeder Prioritas, Tersedia di 5 Koridor, Lebih Efisien
BACA JUGA:Tahun Depan Teman Bus Tinggal 2 Koridor, Bakal Jadi Feeder LRT
Meksi terjadi keterlambatan pembayaran, untuk BPJS Kesehatan para sopir hingga saat ini masih aktif dan bisa digunakan. "Untuk BPJS Ketenagakerjaan, kami membantah tuduhan bahwa kami tidak membayar," tegasnya. Saat ini pihaknya hanya menunda pembayaran, bukan tidak membayarkan tagihan, perlindungan BPJS semuanya masih berjalan. “Akan kita selesaikan setelah cash flow kembali normal," tukasnya.
