Beasiswa Kedokteran untuk Anak Desa, UIGM Cetak Tenaga Medis Berkualitas

PROGRAM BEASISWA : Gubernur Sumsel, H Herman Deru, Kepala LLDIKTI wilayah II, Prof Dr Iskhaq Iskandar MSc (dua kanan), Rektor Universitas IGM, Dr H Marzuki Alie (tiga kiri) saat sosialisasi program Kedokteran untuk Anak Desa. -foto: evan/sumeks-
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Terobosan Universitas Indo Global Mandiri (IGM) patut diacungi jempol. Perguruan Tinggi ini menggagas program Kedokteran Untuk Anak Desa. Rektor Universitas IGM, Dr H Marzuki Alie menjelaskan UIGM merupakan aset daerah yang sangat berharga bagi perkembangan pendidikan dan kesehatan di Provinsi Sumsel.
Sejak berdiri, Yayasan IGM telah mewujudkan berbagai lembaga pendidikan dari tingkat TK, SD Plus, SMP LTI, SMA LTI, hingga pondok pesantren. IGM tak hanya fokus pengembangan pendidikan formal, juga kualitas pendidikan agama melalui pesantren, yang bertujuan mencetak generasi yang cerdas dan berakhlak mulia. Lembaga ini juga melibatkan pengajar dan tenaga pendidik dari berbagai negara.
"Kami memiliki dosen-dosen yang telah rampung dan tengah melaksanakan studinya dari 18 negara. Ini menunjukkan komitmen kami menghadirkan pendidikan berkualitas dengan perspektif internasional," ujar Marzuki saat sosialisasi Program Beasiswa Prodi Kedokteran, Senin (14/4).
Dikatakan, lembaga pendidikan ini bersifat nirlaba, yang artinya segala keuntungan kembali dialokasikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya bagi anak-anak di daerah. Salah satu program unggulan yang disosialisasikan adalah beasiswa untuk anak-anak berprestasi namun memiliki keterbatasan ekonomi.
BACA JUGA:Deretan Beasiswa untuk Calon Mahasiswa Baru 2025: Peluang Emas Meraih Pendidikan Tinggi
"Kami berkomitmen memberikan beasiswa kepada anak-anak yang membutuhkan agar mereka dapat menikmati pendidikan terbaik di Universitas IGM," tambahnya. Marzuki juga menyoroti pentingnya perhatian terhadap sektor kesehatan, terutama terkait kekurangan tenaga medis di daerah. Ia menjelaskan distribusi tenaga dokter di Sumsel sangat tidak merata, dengan beberapa daerah terpencil yang masih kekurangan tenaga kesehatan.
"Kami memiliki peran besar mencetak dokter-dokter muda yang siap mengabdi di daerah-daerah yang membutuhkan," katanya lagi. Melalui program kedokteran yang dijalankan, Universitas IGM berharap dapat mencetak tenaga medis yang tak hanya berkualitas juga peduli terhadap kondisi kesehatan masyarakat di desa-desa terpencil. "Kita berharap program ini menjadi solusi bagi permasalahan kesehatan di Sumsel serta memberi kesempatan bagi anak-anak desa meraih cita-cita di bidang kedokteran," pungkasnya.
Kepala LLDIKTI wilayah II, Prof Dr Iskhaq Iskandar MSc memberikan apresiasi tinggi langkah UIGM mewujudkan impian anak-anak desa yang sebelumnya sulit tercapai menjadi seorang dokter. Program ini sangat penting menciptakan peluang bagi anak-anak desa yang memiliki potensi, namun terbatas oleh akses pendidikan yang memadai.
Selain masalah pendidikan, Iskhaq menyoroti isu kesehatan masih menjadi tantangan di daerah-daerah terpencil. Kekurangan tenaga medis, khususnya dokter salah satu masalah besar yang harus segera diatasi. “Di desa, kekurangan tenaga dokter sangat besar. Hal ini tentu mempengaruhi kualitas layanan kesehatan di daerah tersebut,” ungkapnya. Program Kedokteran UIGM sangat relevan mengatasi masalah tersebut, dengan menghasilkan tenaga medis yang siap mengabdi di daerah-daerah yang membutuhkan.
BACA JUGA:Terima Beasiswa LPDP, Kenalkan Budaya Indonesia hingga ke Inggris
Gubernur Sumsel, H Herman Deru mendukung penuh program beasiswa kedokteran UIGM. “UIGM membuktikan dirinya sebagai lembaga pendidikan yang tak hanya berkualitas, juga peduli perkembangan pendidikan dan kesehatan di Sumsel,” ungkapnya. Deru kemudian menyoroti pentingnya distribusi tenaga medis yang merata di Sumsel.
Berdasarkan standar WHO, rasio 1 dokter untuk setiap 1000 penduduk Sumsel, dengan jumlah penduduk sekitar 10 juta, kekurangan sekitar 2000-3000 dokter. Meskipun demikian, tantangan terbesar adalah ketidakmerataan sebaran tenaga medis di berbagai daerah. “Kami kekurangan dokter, namun yang lebih penting bagaimana mendistribusikan tenaga medis ini secara merata. Program UIGM ini sangat brilian karena memberikan akses mengatasi masalah tersebut,” tambahnya.