https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Ceng Beng sebagai Bukti Hormat ke Leluhur

SEMBAHYANG KUBUR : Warga Tionghoa sembahyang kubur pada salah satu makam leluhurnya di TPU Talang Kerikil. Ini merupakan bagian dari tradisi Ceng Beng sebagai perwujudan mencintai dan menghormati para leluhur. (foto bawah) Dua anak terlihat sedang members--

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Puncak perayaan Hari Ceng Beng atau Hari Ziarah Kubur masyarakat Tionghoa berlangsung Jumat (4/4). Di Kota Palembang, perayaan Qing Ming Jie ini biasanya ramai di TPU Talang Kerikil, Jl Sinaraga, Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Kemuning.

Pantauan Sumatera Ekspres, kemarin (2/4), beberapa warga Tionghoa sudah terlihat di area TPU. Di sana mereka terlihat membersihkan makam, lalu menaruh berbagai sesaji dan hio.

BACA JUGA:Peringatan Hari Pahlawan di OKI Dihadiri Upacara dan Ziarah di Taman Makam Kusuma Bangsa

BACA JUGA:Ribuan Umat Islam Sambut Bulan Suci Ramadhan dengan Ziarah Kubro, Berjalan Kaki Sambil Bershalawat

Ada pula beberapa umat menyusuri sepanjang kawasan mencari titik makam leluhur dan kerabatnya yang telah meninggal dunia. “Hari ini (kemarin, red) saya bersama keluarga datang untuk ziarah ke makam orang tua, rutin setiap tahun saat Hari Ceng Beng.

Biasanya saya datang lebih dulu, bersih-bersih makam sebelum bersembahyang dan berziarah di hari puncak,” ujar Bian Cheung, warga Jl Sukabangun saat ditemui koran ini. 

Selama ini Bian tinggal dan bekerja di Kota Jakarta, karena ia tidak bisa sering-sering ziarah kubur ke makam orang tuanya. “Tapi kalau saya pulang ke Palembang selalu menyempatkan diri, terutama di Hari Ceng Beng seperti saat ini. Ini sudah menjadi tradisi bagi kami sebagai upacara perwujudan mencintai dan menghormati para leluhur,” ungkapnya lagi.   

Terpantau kawasan TPU Talang Kerikil semakin ramai pengendara dan orang yang mau berziarah. Untuk memberikan rasa aman sekaligus kenyamanan bagi mereka ini yang berdoa di makam, ratusan petugas TNI-Polri, panitia, hingga instansi terkait turut mengatur arus lalu lintas dan titik parkir bagi masyarakat yang berziarah. 

"Dalam tradisi masyarakat Tionghoa terutama umat Tridharma, Ceng Beng telah berlangsung sejak ribuan tahun lalu. Dimana setiap bulan April, umat akan datang berziarah ke makam leluhur dan kerabatnya yang telah meninggal dunia. Di momen ini masyarakat Tionghoa berduyun-duyun ke TPU untuk berziarah dan sembahyang. Mereka mendoakan para leluhur dan kerabatnya," urai Ketua Walubi Sumsel, Tjik Harun. \

Untuk menjaga kenyamanan para peziarah di TPU Talang Kerikil, pihaknya memberikan waktu dan tempat kepada masyarakat Tinghoa, khususnya bagi yang membawa kendaraan ke lokasi parkir yang telah disiapkan sebelumnya di dekat makam yang ada.

"Perayaan Ceng Beng ini berlangsung pada H-10 hingga H+10, namun untuk ketertiban ziarah, kita hanya memberikan waktu selama tiga hari. Pola ini untuk meminimalisir kemacetan dan kepadatan di lokasi TPU. Mereka juga dapat berziarah dengan khusyuk," terangnya.

Pelaksanaan Ceng Beng, jelas Harun, merupakan tradisi turun menurun warga Tionghoa di seluruh dunia terutama Tiongkok. Makna utama ziarah kubur ini sebagai bukti bakti dan hormat anak ke orangtua atau leluhurnya. Momen ini juga menjadi waktu yang tepat untuk bersilahturahmi dengan kerabat dan keluarga besar. 

"Banyak pelajaran dan filosofi berkenaan Ceng Beng. Paling utama sebagai bukti bakti anak kepada orang tua dan leluhur yang terlebih dulu meninggal dunia. Kita lihat peziarah yang datang memanjatkan doa pula untuk para leluhurnya," tegasnya.

Ketua Majelis Rohaniawan Tridharma Komda Sumsel, Chandra Husin menjelaskan dalam budaya masyarakat Tionghoa, ada lima festival besar yang dirayakan dengan sukacita dan meriah. Pertama Festival Musim Semi (Imlek) yang jatuh pada tanggal 1 bulan 1 (Cia Gwee) penanggalan Imlek. Kedua Festival Ceng Beng pada tanggal 4 April. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan