Menjangkau Pasar Luar Negeri, Sebulan Omzet Puluhan Juta

SONGKET PULIR LIMAR : Karyawan Songket PaSH Palembang menunjukkan salah satu koleksi kain Songket Pulir Limar yang dijual seharga Rp750 ribu. -foto: neni/sumeks-
Kisah Sukses UMKM Songket Palembang Memanfaatkan Platform Digital
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Di galeri Songket PaSH Palembang Jl Kiranggo Wirosentiko No 998, 30 Ilir, Kgs M Aditia sibuk memotret satu persatu kain selendang dan baju songketnya, seperti songket lepus, bunga cina premium, cantik manis, pulir. Selanjutnya, ia segera mem-posting gambar-gambar tersebut ke marketplace Shopee Indonesia.
“Saya punya tiga toko online, yaitu Songket PaSH Official Store, Nyayu Songket, dan Tino Songket di Shopee dengan brand produk masing-masing,” ujar Owner Songket PaSH ini kepada Sumatera Ekspres, Rabu (26/3). Ia menawarkan ke market online dengan harga bervariasi mulai Rp200 ribu hingga Rp1 jutaan.
Aditia rajin meng-update koleksi songketnya supaya lebih banyak customer tertarik membeli, terutama pada momen Idulfitri saat ini. “Sengaja saya bikin tiga akun toko online agar konsumen punya ragam pilihan toko dan produk. Daftarnya gratis alias tanpa biaya,” ungkapnya. Selain itu konsumen menjadi gampang menemukan produk Songket PaSH ketika searching Songket Palembang di aplikasi.
Untuk penjualan langsung, ia hanya memiliki satu toko offline saja di Kelurahan 30 Ilir. “Zaman sekarang, pelanggan maunya belanja online, lebih praktis dan murah, tanpa tawar menawar. Berminat, langsung check out di keranjang. Tinggal tunggu di rumah, barang datang,” tuturnya.
Tak heran jika pelanggannya bukan cuma orang Palembang, tapi berkat platform digital ini ia bisa menjual songket ke masyarakat seantaro negeri. Apalagi saat ini customer yang berkunjung ke toko tak begitu banyak, penjualan offline hanya memberikan sumbangsih omzet sekitar 15 persen.
BACA JUGA:Songket Ubur-Ubur Terinspirasi dari Nelayan, Hadirkan Zaya Raya Series Ampera Musi 2025
BACA JUGA:Tenun Siang Malam, Harapkan Harga Songket Meningkat
Makanya Aditia memilih fokus memasarkan online lewat marketplace dan media sosial (medsos). “Dari platform Shopee, saya dapat menjual ratusan produk dengan omzet belasan hingga puluhan juta per bulan. Kontribusinya mencapai 60-an persen atau menopang pendapatan lebih dari separuhnya,” terangnya lagi. Dari sini pula, Songket PaSH keliling Indonesia sampai wilayah pelosok negeri. Ia pernah mengirim ke Banda Aceh, Padang, Jakarta, Makassar, Banjarmasin, Lombok, Surabaya, Papua.
Peminat Songket Palembang tak hanya orang lokal (Palembang) atau perantauan, tapi banyak pula orang luar. Mereka melihat Songket Palembang memiliki motif-motif yang bagus, sehingga cocok dikenakan pada acara resmi misalnya menghadiri hajatan, pernikahan, bekerja ke kantor, dan sebagainya.
“Selain pakaian pribadi, konsumen dari daerah lain membeli baju songket untuk seragam resmi perusahaan,” tutur Aditia. Khusus momen Idulfitri, mayoritas family belanja baju songket couple set. “Kita desain khusus satu set couple untuk keluarga,” tambahnya. Namun mengingat harganya cukup mahal, pembeli rata-rata masyarakat menengah (middle).
Aditia mengaku sebulan ia memasarkan ratusan kain selendang dan baju songket hasil produksi sendiri. “Kami punya beberapa karyawan toko dan 5 orang perajin tetap. Jika permintaan sedang ramai, hingga 2 kali lipat hari biasa, seperti menjelang Lebaran ini, perajin kita tambah,” sebut pria kelahiran Mei 1993 ini.
BACA JUGA: Promosi Produk Kreatif, Pempek-Songket Ludes Terjual
BACA JUGA:Pempek-Songket Palembang Diserbu Pengunjung di Hari Pertama Jogja TCTI Expo 2024, Mantap Nian!
Sebelum Covid-19 Sudah Jualan Online