https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Desak Status Internasional Bandara SMB II Dikembalikan, Tingginya Biaya Umrah

LINTAS ASOSIASI: AMPHURI, ASITA, SAPUHI, dan Forum KBIH Silaturahmi dengan Ketua DPRD Sumsel Andie Dinaldi di Rumah Dinas Jl Demang Lebar Daun sepakat dan mendukung naiknya status Bandara SMB II Palembang menjadi Bandara Internasional. -FOTO: IST-

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Asosiasi Muslim Penyelenggara Umrah dan Pariwisata Republik Indonesia (AMPHURI) Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) mendesak pemerintah segera mengembalikan status Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II (SMB II) Palembang sebagai bandara internasional. ‘’Status internasional sangan krusial bagi kelancaran bisnis perjalanan umrah dan pariwisata di wilayah Sumbagsel,’’ ujar Ketua DPD AMPHURI Sumbagsel, Kuswariansyah, Senin (24/03).

Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 31 Tahun 2024 yang diberlakukan sejak 2 April 2024 mengubah status Bandara SMB II menjadi bandara domestik, dengan menutup penerbangan internasional langsung dari Palembang. Hal ini berdampak signifikan terhadap industri perjalanan haji dan umrah serta sektor pariwisata di Sumsel.

Dikatakan, perubahan status ini menghambat perjalanan ibadah jamaah umrah dari wilayah Sumbagsel. Pengembalian status internasional akan sangat membantu efisiensi perjalanan jamaah, serta menekan biaya operasional yang selama ini cukup tinggi. ‘’Dengan status bandara internasional, perjalanan jamaah umrah akan lebih efisien, biaya operasional dapat ditekan, dan tentunya menguntungkan bagi calon jamaah serta pelaku bisnis perjalanan haji dan umrah di Sumatera Selatan,” ujarnya.

AMPHURI Sumbagsel telah menyampaikan aspirasi ini pada Ketua DPRD Sumsel Andie Dinaldi saat silaturahmi di Rumah Dinas Jl Demang Lebar Daun Palembang, dan sepakat juga mendukung naiknya status Bandara SMB II Palembang menjadi bandara internasional kembali. “Kami percaya pemerintah dan DPRD dapat mengambil tindakan yang tepat untuk mendukung pengembalian status internasional ini. Kami sudah mengajukan laporan dan keluhan resmi terkait dampak penurunan status bandara ini,” tegasnya.

Kuswariansyah menambahkan, Bandara SMB II berpotensi menjadi pintu gerbang utama bagi calon jamaah umrah dari wilayah sekitar Lampung, Jambi, Bengkulu, dan Bangka Belitung. Selain itu, status internasional akan memberikan dampak positif bagi perekonomian Sumsel dengan meningkatnya kunjungan wisatawan domestik maupun asing. ‘’Potensinya sangat besar untuk mendongkrak perekonomian Sumsel. Dengan status internasional, Bandara SMB II bisa menjadi pusat transit utama bagi jamaah umrah dari berbagai daerah,” katanya.

BACA JUGA:AMPHURI Sumbagsel Desak Pemerintah Kembalikan Status Internasional Bandara SMB II untuk Menurunkan Biaya Umrah

BACA JUGA:Bandara SMB II Palembang Siapkan 121 Penerbangan Tambahan untuk Mudik Lebaran 2025

Saat ini, penerbangan umrah dari Palembang ke Jeddah atau Madinah masih menggunakan sistem charter flight oleh satu maskapai. Hal ini menimbulkan risiko monopoli harga, yang berakibat mahalnya tiket perjalanan.

Ke depannya AMPHURI Sumbagsel bersama lintas asosiasi lain yakni ASITA Sumsel, SAPUHI Sumsel, dan Forum KBIH Sumsel akan mengadakan diskusi dengan mengajak asosiasi pariwisata lainnya dan juga unsur akademisi, media, masyarakat Pemprov Sumsel untuk terus mendorong percepatan kenaikan status SMB II. ‘’Harapannya agar dengan dukungan penuh semua unsur pentahelix bahkan multihelix pariwisata ini agar segera dapat ditindak lanjuti pusat untuk kenaikan status bandara internasional SMB II Palembang," pungkasnya.

Di tempat yang sama, Irawan Manager YK Madira Travel dan Umrah yang juga anggota AMPHURI Sumbagsel serta Asita, menegaskan kondisi ini menyebabkan harga tiket umrah tetap tinggi karena hanya didominasi satu maskapai. ‘’Jika Bandara SMB II kembali menjadi bandara internasional, diharapkan akan ada penerbangan reguler umrah internasional dari Palembang yang bisa terkoneksi ke Arab Saudi, maupun transit melalui Kuala Lumpur dan Singapura. Hal ini juga akan meningkatkan kunjungan wisatawan asing ke Palembang,” jelasnya.

Dikatakan,  dengan kondisi saat ini charter flight sangat berpengaruh terhadap biaya tiket umrah yang tinggi, serta minimnya variasi pilihan penerbangan bagi jamaah umrah dan wisatawan domestik maupun mancanegara. ‘’Dengan penerbangan reguler, biaya tiket bisa lebih kompetitif dan pilihan maskapai lebih bervariasi, sehingga jamaah dan wisatawan mendapatkan layanan terbaik,” katanya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan