Nyelimut dalam Pernikahan Suku Ogan yang Hampir Hilang

ADAT NYELIMUT : Pasangan pengantin Suku Ogan diselimutkan kain panjang disertai beberapa pantun pujian, sindiran, nasihat, juga doa. Nyelimut diibaratkan perpindahan tanggung jawab dari orang tua sang gadis menjadi tanggung jawab suaminya usai ijab-FOTO: BERRY/SUMEKS-
BATURAJA, SUMATERAEKSPRES.ID - Suku Ogan memiliki kultur budaya yang unik, baik dalam prosesi pernikahan maupun seni tari sebagai pelengkap kemeriahan dalam perayaan perkawinan.
Berdasarkan catatan jurnal C.F.G Praetorius asal Belanda, adat pernikahan Suku Ogan sebagai sesuatu yang unik.
BACA JUGA:Kentungan Jadi Alat Komunikasi Suku Ogan
BACA JUGA:Sembelih Kambing Hitam saat Nikahi Suku Ogan Pusar
Dikatakannya, masyarakat Ogan merupakan etnis yang tersebar di huluan Sungai Ogan di Sumatera Selatan. Etnis ini hidup dalam prinsip adat yang egaliter dan kosmopolitan.
Pada Tahun 1843, Residen Belanda di Palembang, kala itu C.F.G Praetorius dalam laporan De Indische Bij dan Eenige Bijzonderheden Omtrent Palembang, ia banyak mencatat dengan rinci kehidupan masyarakat di daerah Uluan, termasuk Suku Ogan.
Salah satunya bagaimana masyarakat Ogan kala itu melangsungkan acara pernikahan. Dalam catatannya di Marga Bindung Langit Lawang Kulon (Baturaja), tahapan pernikahan Suku Ogan dimulai dengan pengantin melakukan mandi dan membenam dua buah kelapa di Sungai Ogan yang diiringi dengan tabuh gamelan.
Selanjutnya pengantin dilemparkan jala, kemudian diucapkan berkat-berkat untuk kedua mempelai ketika menuju ke daratan kembali.
Pengantin kemudian diinapkan bersama selama 3 hari dan setelah itu dilakukan seserahan maskawin serta kado jujur (kado nikah) yang disebut dengan Tikat Ampat.
Bentuk seserahan Tikat Ampat ini berupa seserahan berupa subang (anting) dan uang 50 real dari pengantin laki-laki, sementara pengantin perempuan akan membalas pemberian berupa peralatan dapur dan sandang (pakaian).
Di tahapan inilah akad pernikahan berlangsung dan penanda sahnya kedua mempelai tersebut. Sesudah prosesi Tikat Ampat, ada acara Tandak (hiburan tari-tarian) yang terdiri atas Tari Nyambai di malam hari dan Tari Begandai di siang hari. Tari-tarian ini dilakukan oleh para bujang gadis yang saling bersahut-sahutan seperti paduan suara.
Dalam adat perkawinan Suku Ogan ada juga yang namanya tradisi Nyelimut. Nyelimut melambangkan tanda kasih sayang orang tua terhadap anak mereka.
Acara adat Nyelimut dilakukan oleh orang yang masih mempunyai aliran keluarga atau orang tua kedua mempelai, yakni menyelimutkan kain panjang kepada kedua mempelai yang sedang berbahagia disertai beberapa pantun pujian, sindiran, nasihat untuk kedua mempelai.
Juga disertai doa untuk kedua mempelai yang diawali dengan kata pengantar dan penutup.