Menjemput Takdir Dengan Ikhtiar dan Doa Menuju Rektor Terbaik UIN Raden Fatah
Oleh : Muhammad Isnaini (Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Raden Fatah Palembang)-foto: ist-
SUMATERAEKSPRES.ID - Di dalam, Islam, ikhtiar atau usaha merupakan bagian integral dari kehidupan. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an, "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri." (QS. Ar-Ra’d: 11). Ayat ini menegaskan bahwa manusia diberi tanggung jawab untuk berusaha dan berikhtiar dalam mencapai tujuannya.
Dalam konteks pemilihan rektor, ikhtiar ini tercermin dalam proses penilaian pertimbangan kualitatif yang dilakukan oleh senat. Setiap calon rektor telah mempersiapkan diri dengan matang, menyusun visi dan misi yang jelas, serta merancang program-program unggulan yang diharapkan dapat membawa UIN Raden Fatah ke level yang lebih tinggi. Ini adalah bentuk tanggung jawab moral dan intelektual yang harus dijalankan dengan serius.Namun, ikhtiar saja tidak cukup. Ada dimensi spiritual yang harus dilibatkan, yaitu doa.
Setelah berusaha semaksimal mungkin, manusia harus menyadari bahwa hasil akhir berada di tangan Allah SWT. Doa adalah bentuk penyerahan diri dan pengakuan bahwa manusia memiliki keterbatasan, sedangkan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada yang dapat mengubah takdir selain doa." (HR. Ahmad).
Tanggal 11 Maret 2025 menjadi hari yang bersejarah bagi UIN Raden Fatah Palembang. Di ruang sidang senat, sepuluh calon rektor telah selesai memaparkan visi, misi, tujuan, dan program unggulan mereka dalam Pernyataan Kualifikasi Diri (PKD). Suasana penuh khidmat itu mengingatkan kita pada tanggung jawab besar yang diemban oleh universitas ini. Visi UIN Raden Fatah, “Menjadi Universitas Berstandar Internasional, Berwawasan Kebangsaan, dan Berkarakter Islami,” menjadi kompas utama dalam proses penilaian ini. Visi tersebut tidak lahir secara tiba-tiba. Ia adalah hasil dari perencanaan strategis yang tertuang dalam Rencana Induk Pengembangan (RIP) 2015-2039. Pada fase ketiga (2025-2029), UIN Raden Fatah memasuki tahap Pengembangan Adaptif Research University Unggul Asia Tenggara. Ini adalah fase krusial di mana universitas harus memperkuat posisinya sebagai pusat penelitian yang kompetitif di kawasan Asia Tenggara, sambil tetap memegang teguh nilai-nilai kebangsaan dan keislaman.
BACA JUGA:Gencarkan Haji Ramah Lansia, Ini Ikhtiar yang Dilakukan Kemenag
Menjadi universitas berstandar internasional bukan sekadar tentang pencapaian akademik, tetapi juga tentang bagaimana UIN Raden Fatah dapat bersaing di kancah global. Pada fase 2025-2029, universitas harus fokus pada peningkatan kualitas penelitian, publikasi ilmiah bereputasi internasional, dan kolaborasi dengan institusi terkemuka di luar negeri. Calon rektor yang terpilih harus memiliki visi yang jelas tentang bagaimana membawa UIN Raden Fatah ke panggung dunia, tanpa melupakan akar lokalnya. Sebagai universitas yang berada di Indonesia, UIN Raden Fatah memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi pada pembangunan bangsa. Visi berwawasan kebangsaan menuntut universitas untuk menghasilkan lulusan yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki rasa cinta tanah air dan semangat untuk memajukan Indonesia. Program-program unggulan yang ditawarkan oleh calon rektor harus mencerminkan komitmen ini, seperti pengembangan kurikulum yang mengintegrasikan nilai-nilai kebangsaan atau penelitian yang relevan dengan kebutuhan nasional.
Karakter Islami adalah identitas utama UIN Raden Fatah. Pada fase pengembangan adaptif, universitas harus mampu menunjukkan bahwa keunggulan akademik dan penelitian tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Justru, nilai-nilai Islam harus menjadi landasan dalam setiap aktivitas akademik dan non-akademik. Calon rektor yang terpilih harus mampu memastikan bahwa semua program dan kebijakan yang dijalankan tidak menyimpang dari prinsip-prinsip Islam. Fase ketiga RIP 2025-2029 menempatkan UIN Raden Fatah pada posisi sebagai Research University. Ini berarti universitas harus fokus pada pengembangan penelitian yang inovatif dan berdampak luas. Untuk menjadi unggul di Asia Tenggara, UIN Raden Fatah perlu meningkatkan kapasitas dosen dan mahasiswa dalam menghasilkan penelitian berkualitas tinggi, memperkuat jejaring internasional, dan memastikan bahwa hasil penelitian dapat diaplikasikan untuk memecahkan masalah nyata, baik di tingkat lokal, nasional, maupun Internasional.
Proses pemberian pertimbangan kualitatif terhadap calon rektor ini mengajarkan kita tentang pentingnya keseimbangan antara ikhtiar dan doa. Para calon rektor telah berikhtiar dengan memaparkan visi dan program mereka, sementara anggota senat telah berusaha menilai dengan objektif dan transparan. Namun, di balik semua usaha itu, ada keyakinan bahwa hasil akhir berada di tangan Allah SWT. Doa menjadi penyeimbang dalam proses ini. Seluruh civitas akademika UIN Raden Fatah harus memanjatkan doa agar keputusan yang diambil adalah yang terbaik untuk masa depan universitas. Pemimpin yang terpilih nantinya harus mampu membawa UIN Raden Fatah mewujudkan visinya sebagai universitas berstandar internasional, berwawasan kebangsaan, dan berkarakter Islami, sekaligus memastikan bahwa fase ketiga RIP 2025-2029 dapat terlaksana dengan baik.
BACA JUGA:7 Ikhtiar yang Bisa Diterapkan Jika Ingin Segera Menikah
BACA JUGA:9 Ikhtiar Kemenag Tingkatkan Layanan Haji Ramah Lansia, Mitigasi Risiko Berhaji 2024
Momen ini adalah titik balik bagi UIN Raden Fatah. Pemilihan rektor bukan sekadar pergantian kepemimpinan, tetapi juga penentuan arah universitas untuk lima tahun ke depan. Visi besar yang telah digariskan dalam RIP 2015-2039 harus diwujudkan melalui kerja keras, kolaborasi, dan doa. Semoga Allah SWT memberikan petunjuk-Nya, memilih pemimpin yang terbaik, dan membimbing UIN Raden Fatah menuju kejayaan yang lebih besar. Aamiin. Dengan ikhtiar dan doa, kita yakin UIN Raden Fatah akan mampu mencapai tujuannya sebagai Research University Unggul Asia Tenggara, sambil tetap memegang teguh nilai-nilai kebangsaan dan keislaman.
Proses pemberian pertimbangan kualitatif oleh semua anggota senat UIN Raden Fatah Palembang bukan sekadar momen formalitas, tetapi sebuah titik balik strategis yang akan menentukan arah universitas untuk lima tahun ke depan. Dalam fase ketiga Rencana Induk Pengembangan (RIP) 2025-2029, UIN Raden Fatah memasuki tahap Pengembangan Adaptif Research University Unggul Asia Tenggara. Visi besar universitas—“Menjadi Universitas Berstandar Internasional, Berwawasan Kebangsaan, dan Berkarakter Islami”—menjadi landasan utama dalam proses ini. Para calon rektor telah berikhtiar dengan memaparkan visi, misi, dan program unggulan mereka, sementara anggota senat telah menjalankan tugas penilaian dengan penuh tanggung jawab.
Namun, di balik semua usaha manusia, ada keyakinan bahwa hasil akhir berada di tangan Allah SWT. Doa menjadi penyeimbang dalam proses ini, mengingatkan kita bahwa kepemimpinan adalah amanah yang harus dijalankan dengan keikhlasan dan tanggung jawab. Pemimpin yang terpilih nantinya harus mampu membawa UIN Raden Fatah mewujudkan visinya, memperkuat posisinya sebagai pusat penelitian unggul di Asia Tenggara, sambil tetap memegang teguh nilai-nilai kebangsaan dan keislaman. Dengan keseimbangan antara ikhtiar dan doa, kita yakin UIN Raden Fatah akan mampu mencapai tujuannya, menjadi universitas yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga berkontribusi bagi kemajuan bangsa dan umat. Semoga Allah SWT memberikan petunjuk-Nya dan memilih pemimpin yang terbaik untuk masa depan UIN Raden Fatah. Aamiin.
