Memaknai Puasa Bulan Ramadan

Oleh: Prof. Dr. H. Duski Ibrahim, M.Ag. Guru besar UIN Raden Fatah-foto: ist-
SUMATERAEKSPRES.ID - DALAM Islam, menurut teori maqashid syari’ah ada 5 hal penting yang harus dipelihara kelestriannya. Yaitu: memelihara agama, memelihara jiwa atau hidup, memelihara akal, memelihara keturunan, dan memelihara harta.
Memelihara agama: Pertama, dapat dalam bentuk meyakini rukun iman. Yaitu meyakini adanya Allah, meyakini adanya malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, meyakini adanya hari kiamat dan adanya ketentuan baik-buruk dari Allah.
Kedua, mengamalkan rukun Islam. Yaitu bersyahadat, salat lima waktu, puasa bulan Ramadan, menunaikan zakat dan berhaji ke Baitullah bagi yang mampu. Ketiga, dalam bentuk berpegang teguh dengan ihsan, yaitu berperilaku yang baik dan berakhlak mulia.
Dengan demikian, berpuasa bulan Ramadan adalah salah satu bagian penting dari ajaran yang harus dilakukan dalam rangka memelihara agama dan memelihara jiwa atau hidup. Sebab, puasa menjadi salah satu rukun Islam yang diwajibkan kepada orang-orang yang beriman.
Secara sederhana atau berdasarkan formulasi fikih, berpuasa berarti menahan diri segala yang dapat membatalkannya. Baik dengan cara makan, minum, melakukan aktivitas reproduksi, dan lain sebagainya.
BACA JUGA:Jamin tak Ada Penyetopan Air Bersih, Selama Momen Ramadan
BACA JUGA:Promo Ramadan dari PLN, Diskon Tambah Daya 50% + 50%, Begini Penjelasannya!
Tetapi, secara lebih mendalam atau berdasarkan tasawuf, berpuasa tidak hanya itu. Tetapi juga ditambah bersabar, menahan diri dari marah dan mengendalikan hawa nafsu. Kemudian di malam harinya melakukan qiyam al-lail, baik Tarawih, Witir, Tahajud, dan ibadah-ibadah lain. Termasuk tadarus Alquran, zikir. Inilah cermin orang-orang yang beriman.
Dalam konteks ini, Allah Swt memanggil manusia dengan sebutan ya ayyuhalladzinamanu. ‘hai orang-orang yang beriman’. Seperti lengkapnya dinyatakan Alquran surat al-Baqarah ayat 183, yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan kepada kamu berpuasa, sebagaimana diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu (umat sebelum umat Nabi Muhammad Saw) mudah-mudahan kamu bertakwa.”
Adanya ajaran berpuasa yang disyariatkan Allah Swt ini, karena sangat bermanfaat bagi orang-orang yang beriman, bahkan juga bagi manusia secara umum. Bagi orang-orang yang beriman, selain berpartisipasi memelihara agama, berpuasa juga berguna untuk diri mereka sendiri, baik secara fisik maupun spiritual.
Secara fisik berpuasa adalah untuk menyehatkan badan dengan mengistirahatkan diri dari makan, minum, dan aktivitas reproduksi atau hubungan suami-istri di siang hari. Secara spiritual, berpuasa itu bermanfaat: Pertama, untuk meningkatkan keimanan kepada Allah. Kalau sebelas bulan yang lalu iman kita mungkin bekurang (yanqush), maka di bulan puasa mudah-mudahan iman kita semakin bertambah tebal (yazid).
BACA JUGA:Jelang Ramadan, Pencurian Getah Karet di Lempuing Makin Marak, Petani Rugi Jutaan Rupiah
BACA JUGA:Jadwal Imsakiyah Ramadan 1446 H Kabupaten OKU Timur Pekan 3 & 4, Cek Waktu Salat!
Kedua, meningkatkan derajat ketakwaan kepada Allah Swt, dengan konsisten (istiqamah) melaksanakan perintah-perintah Allah Swt dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Ketiga, meningkatkan ihsan dengan berbaik sangka dengan ketentuan-ketentuan Tuhan dan dengan berprilaku baik terhadap sesama manusia, teman, tetangga dan lingkungan.