https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Penggunaan Gedung Pakai Konsep “Cohemitation”, Jaga Nilai Historis, Kuatkan Identitas Budaya

LIHAT PRASASTI : Anggota TACBN, Prof Dr Semiarto Aji Purwanto melihat prasasti pendirian Kantor Ledeng. -foto: ist-

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Anggota Tim Ahli Cagar Budaya Nasional (TACBN), Prof Dr Semiarto Aji Purwanto mengapresiasi penemuan prasasti pendirian Kantor Wali Kota Palembang yang berasal dari era kolonial Belanda. 

“Prasasti ini merupakan bagian dari budaya material yang bisa menjadi model bagi kota-kota lain di Indonesia dalam mengembangkan identitasnya. Penguatan identitas budaya kota sangat penting,” ujarnya saat berkunjung memenuhi undangan Pj Wali Kota Palembang, Dr Cheka Virgowansyah SSTP ME belum lama ini. 

 Dikatakan, Palembang punya modal besar memperkuat identitas budayanya. Prasasti-prasasti ini menggambarkan bagaimana kota ini terbentuk dan berkembang. Menurutnya, identitas kota sering kali terpinggirkan oleh modernisasi. Ia mencontohkan Yogyakarta yang dahulu dikenal sebagai kota budaya Jawa, namun kini mulai kehilangan karakter khasnya akibat perkembangan sosial dan ekonomi yang pesat. 

Oleh karena itu, penting bagi Palembang mempertahankan ciri khasnya, baik sebagai bagian dari warisan Sriwijaya, Kesultanan Palembang Darussalam, maupun kebudayaan sungai Musi. Mengenai masa depan Gedung Wali Kota Palembang, Prof Semiarto menawarkan dua pendekatan. Pertama, menjadikannya sebagai cagar budaya murni yang dilindungi tanpa aktivitas pemerintahan di dalamnya. 

BACA JUGA:Keris Murah Tapi Estetik: Pilihan Terbaik untuk Hiasan; Koleksi, dan Pecinta Budaya Indonesia

BACA JUGA:Batik Khas Muara Enim, Keanekaragaman Motif dan Upaya Pelestarian Budaya Lokal

Kedua menggunakan konsep "cohemitation", yaitu pemanfaatan gedung untuk aktivitas sehari-hari namun tetap menjaga nilai historisnya. Ia menekankan setiap renovasi harus dilakukan dengan pendampingan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) agar tetap mempertahankan keasliannya.

Pj Wali Kota Palembang, Dr Cheka Virgowansyah menyambut baik gagasan tersebut. Ia menegaskan apresiasi terhadap cagar budaya harus dibarengi langkah nyata pelestarian. “Kami siap berkolaborasi dengan TACBN dan TACB Palembang untuk merumuskan strategi kebudayaan kota. Harapannya, siapapun wali kotanya nanti, program ini tetap berjalan,” ungkapnya.

Selain melestarikan prasasti dan artefak yang telah ditemukan, pemerintah juga akan mencari potensi cagar budaya lainnya di Palembang. “Kita ingin memastikan sejarah dan identitas budaya Palembang tetap hidup dan diwariskan kepada generasi mendatang,” tambahnya. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan