JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menegaskan pentingnya kebebasan beragama bagi seluruh umat di Indonesia.

Hal ini diungkapkan Menag saat memberikan sambutan pada perayaan Hari Raya Imlek 2569 BE/2025 M yang berlangsung di Auditorium Wihara Mahavira Graha Pusat, Jakarta.

“Mari kita menjelaskan ajaran agama sebaik-baiknya kepada umat. Jika semua umat beragama menjalankan ajarannya dengan benar, Indonesia akan menjadi negara yang damai dan sejahtera,” ujar Menag Nasaruddin Umar.

Menurutnya, semakin seseorang memahami ajaran agamanya, semakin mudah baginya untuk menemukan kesamaan dengan agama lain.

BACA JUGA:EduRank 2024: 7 PTKIN Masuk 100 Universitas Terbaik Indonesia

BACA JUGA:Kemenag Sediakan 200 Naskah Khotbah Jumat, Dorong Transformasi Digital Melalui Pusaka Superapps

“Semua agama memiliki banyak persamaan. Sebenarnya lebih sulit mencari perbedaan antara agama yang satu dengan lainnya,” lanjutnya.

Inspirasi dari Tokoh-tokoh Agama

Menag juga mengajak umat beragama untuk belajar dari tokoh-tokoh yang menjadi teladan dalam agama masing-masing, seperti Nabi Muhammad Saw dalam Islam, Yesus Kristus dalam Kristen, dan Buddha Sidharta Gautama dalam Agama Buddha.

“Dalam ajaran Agama Buddha, misalnya, kita diajarkan untuk merasakan nirwana dan surga di mana pun kita berada. Kita hadir di dunia untuk berbagi kasih dan kesejahteraan,” ungkap Menag.

BACA JUGA:Cara Mendapatkan Saldo DANA Gratis dari Surveyon, Begini Panduannya

BACA JUGA:Cara Ampuh Menambah Penghasilan dengan Surveyon dan Tukarkan Poin Jadi Saldo DANA

Menghidupkan Budi Pekerti di Era Digital

Perayaan Imlek yang diselenggarakan oleh Indonesian Buddhist Center Association kali ini mengusung tema "Menghidupkan Budi Pekerti di Era Digital".

Dalam rangkaian acara tersebut, sebanyak 4.000 bingkisan dalam bentuk Angpao Bingkisan Parcel Cinta Kasih juga dibagikan kepada masyarakat sebagai simbol kepedulian dan kasih sayang.

Acara tersebut turut dihadiri oleh sejumlah pejabat penting, termasuk Dirjen Bimas Buddha Supriyadi, Staf Khusus Menteri Agama Bidang Kebijakan Publik Ismail Cawidu, dan Staf Khusus Menteri Agama Bidang Kerukunan dan Layanan Keagamaan Gugun Gumilar, serta sejumlah pemimpin Buddhis di Indonesia.

Meneguhkan Kerukunan Umat Beragama