5 Penyebab Timnas Indonesia Tersingkir di Piala AFF 2024, Nomor Terakhir Paling Menyakitkan

Reporter: Akda |

Editor: Rian Sumeks |

Minggu , 22 Dec 2024 - 10:18

Timnas Indonesia hanya mampu mengumpulkan 4 poin dari empat laga yang dimainkan, hasil yang jauh dari harapan publik Tanah Air.-Foto: Instagram Timnas Indonesia-

JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID - Langkah Tim Nasional (Timnas) Indonesia di ajang Piala AFF 2024 atau yang kini dikenal sebagai Piala ASEAN Mitsubishi Electric Cup 2024, harus terhenti secara mengecewakan di fase grup.

Harapan besar masyarakat Indonesia untuk melihat skuad Garuda melangkah lebih jauh pupus setelah hanya menempati peringkat ketiga grup, di bawah Vietnam dan Filipina.

Dalam klasemen akhir, Vietnam memimpin dengan 10 poin, diikuti Filipina dengan 6 poin.

Sementara itu, Timnas Indonesia hanya mampu mengumpulkan 4 poin dari empat laga yang dimainkan, hasil yang jauh dari harapan publik Tanah Air.

Hasil ini memicu kekecewaan mendalam di kalangan pecinta sepak bola nasional.

Apa saja faktor yang menyebabkan kegagalan Timnas Indonesia di turnamen ini? Berikut adalah ulasan lengkapnya.

5 Penyebab Timnas Indonesia Tersingkir di Piala AFF 2024

1. Dominasi Pemain Muda yang Minim Pengalaman

Pelatih Shin Tae-yong mengambil keputusan berani dengan menurunkan mayoritas pemain berusia di bawah 22 tahun.

Namun, keputusan ini menjadi pedang bermata dua. Minimnya pengalaman pemain muda di panggung internasional terlihat dari performa yang kaku dan kurang percaya diri saat menghadapi pemain senior dari negara lain.

Beberapa pemain yang baru debut di level internasional tampak demam panggung. Situasi ini membuat mereka sering salah mengambil keputusan di momen-momen krusial, sehingga merugikan permainan tim secara keseluruhan.

2. Hasil Imbang 3-3 Melawan Laos

Pertandingan melawan Laos seharusnya menjadi kesempatan emas bagi Indonesia untuk meraih poin penuh.

5 penyebab timnas indonesia tersingkir di piala aff 2024, nomor terakhir paling menyakitkan                            jakarta, sumateraekspres.id - langkah tim nasional (timnas) indonesia di ajang piala aff 2024 atau yang kini dikenal sebagai piala asean mitsubishi electric cup 2024, harus terhenti secara mengecewakan di fase grup.
harapan besar masyarakat indonesia untuk melihat skuad garuda melangkah lebih jauh pupus setelah hanya menempati peringkat ketiga grup, di bawah vietnam dan filipina.
dalam klasemen akhir, vietnam memimpin dengan 10 poin, diikuti filipina dengan 6 poin.
sementara itu, timnas indonesia hanya mampu mengumpulkan 4 poin dari empat laga yang dimainkan, hasil yang jauh dari harapan publik tanah air.
baca juga:timnas indonesia diminta tonton laga filipina vs vietnam, shin tae yong siapkan taktik khusus
baca juga:masih ada peluang! timnas indonesia siapkan strategi untuk tembus babak selanjutnya piala aff 2024
hasil ini memicu kekecewaan mendalam di kalangan pecinta sepak bola nasional.
apa saja faktor yang menyebabkan kegagalan timnas indonesia di turnamen ini? berikut adalah ulasan lengkapnya.
5 penyebab timnas indonesia tersingkir di piala aff 2024
1. dominasi pemain muda yang minim pengalaman
pelatih shin tae-yong mengambil keputusan berani dengan menurunkan mayoritas pemain berusia di bawah 22 tahun.
baca juga: keraguan coach sty terbukti, kena bombardir timnas indonesia kalah tipis 0-1 dari vietnam
baca juga:jamu timnas indonesia di sydney football stadium
namun, keputusan ini menjadi pedang bermata dua. minimnya pengalaman pemain muda di panggung internasional terlihat dari performa yang kaku dan kurang percaya diri saat menghadapi pemain senior dari negara lain.
beberapa pemain yang baru debut di level internasional tampak demam panggung. situasi ini membuat mereka sering salah mengambil keputusan di momen-momen krusial, sehingga merugikan permainan tim secara keseluruhan.
2. hasil imbang 3-3 melawan laos
pertandingan melawan laos seharusnya menjadi kesempatan emas bagi indonesia untuk meraih poin penuh.
bermain di stadion manahan solo yang merupakan kandang sendiri, timnas indonesia malah gagal memanfaatkan keunggulan tersebut.
laga yang berakhir imbang 3-3 ini mencerminkan kurangnya efektivitas dan konsistensi skuad garuda.
bahkan, laos yang dianggap sebagai tim underdog mampu menyulitkan indonesia. hasil ini menjadi salah satu tanda kegagalan dalam memanfaatkan pertandingan yang semestinya lebih mudah.
3. pemain senior tidak optimal
timnas indonesia memanggil tiga pemain senior untuk membimbing skuad muda, yaitu asnawi mangkualam, marselino ferdinan, dan pratama arhan.
namun, kontribusi mereka tidak sesuai harapan. ketiganya dianggap kurang "nyetel" dengan para pemain muda, sehingga pengalaman yang seharusnya ditularkan tidak terlihat dalam permainan tim.
absennya chemistry antara pemain senior dan junior menjadi salah satu alasan mengapa performa indonesia tidak maksimal di atas lapangan.
4. ketajaman lini depan yang tumpul
dari total empat gol yang dicetak timnas indonesia di turnamen ini, tiga di antaranya berasal dari pemain belakang, dan satu gol lagi merupakan hasil bunuh diri pemain lawan.
padahal, indonesia memiliki penyerang potensial seperti rafael struick, hokky caraka, dan arkhan kaka. namun, trio lini depan ini belum mampu menunjukkan performa optimal sebagai ujung tombak serangan.
ketidakmampuan striker untuk mencetak gol menjadi kelemahan fatal yang sulit ditutupi oleh lini lainnya.
5. kekalahan dari filipina yang menyakitkan
pertandingan terakhir melawan filipina menjadi momen paling pahit bagi timnas indonesia. kekalahan 0-1 di kandang sendiri membuat indonesia harus menerima kenyataan pahit tersingkir dari fase grup.
dari dua laga kandang di stadion manahan solo, indonesia hanya mampu meraih satu poin, hasil yang sangat mengecewakan bagi tim yang bermain di depan pendukungnya sendiri.
kekalahan ini memperlihatkan kurangnya mentalitas dan kemampuan tim untuk memanfaatkan keuntungan bermain di rumah sendiri.
kegagalan ini harus menjadi pelajaran berharga bagi timnas indonesia.
pembinaan pemain muda perlu terus diperkuat, namun tetap membutuhkan keseimbangan dengan pengalaman pemain senior.
selain itu, pembenahan strategi dan peningkatan mentalitas tim harus menjadi fokus utama untuk menghadapi turnamen selanjutnya.
kekecewaan yang dirasakan publik memang besar, tetapi ini bisa menjadi awal kebangkitan baru bagi sepak bola indonesia jika direspons dengan langkah konkret oleh para pemangku kepentingan.