Menteri Agama Resmikan Masjid Al-Abduh, Wasiat Pendakwah yang Pernah Jadi Tukang Semir Sepatu dan Penjual Kue
WASIAT : Almarhum H Mohammad Abduh, pernah berwasiat kepada istri dan anak-anaknya, agar lahannya dibangunkan masjid. Kini sudah berdiri megah, Masjid Al-Abduh di Jl Sunarna, Sematang Borang, Palembang. FOTO: ANDRI IRAWAN/SUMEKS --
Lanjut Iqbal, ayah dan ibunya (Hj Siti Muslaini) menikah pada 1967. Dikaruniai 5 orang anak. Dra Hj Novi Rahmi MM, Irjen Pol H Mohammad Iqbal SIK MH, almarhum Imam Al Farabi, H Muhammad Haikal SE MM, dan H Aga Khan SH MH.
“Beliau juga menjadi pengurus beberapa musala dan masjid. Kecintaannya akan masjid, mendorongnya untuk menginisiasi pembangunan musala dan masjid di lingkungan sekitar,” tambah Iqbal.
Almarhum H Mohammad Abduh, juga sebagai sosok yang bertanggung jawab kepada semua keluarga besar lainnya.
“Di rumah kami dulu, ada 4 meja, selalu berisi makan pagi, siang, dan malam. Karena ada sekitar 20 orang yang tinggal di sana. Sekarang semua sudah berhasil, Alhamdulillah,” ucapnya.
M Iqbal juga mengenang masa kecilnya bersama almarhum. Rumah mereka selalu penuh dengan keluarga dan sahabat.
“Ayah sering berkata, jika kita punya rezeki, jangan hanya memikirkan diri sendiri. Tidak perlu naik haji seribu kali, tapi yang terpenting adalah membantu saudara, tetangga, dan orang-orang di sekitar kita. Itulah jiwa beliau,” kenangnya.
Dalam kehidupan sehari-hari, anak laki-lakinya selalu dilibatkan ketika memperbaiki rumah. Diajarkan hidup mandiri dan pantang menyerah sejak kecil.
“Salat Maghrib harus dilakukan berjemaah. Sambil diajarkan menjadi imam salat secara bergantian kepada anak laki-lakinya. Bagi beliau, pembangunan karakter dan akhlak menjadi yang utama,” kenang Iqbal.
HADIRKAN VIRTUAL: Irjen Pol H Mohammad Iqbal SIK MH, dalam kata sambutannya menyampaikan ibunya tidak bisa hadir langsung karena dalam masa pemulihan atas sakitnya. Dihadirkannya secara virtual, menyaksikan peresmian masjid almarhum suaminya, Masjid Al-Ab-FOTO: ANDRI IRAWAN/SUMEKS-
Di masa pensiunnya, Abduh memfokuskan diri menjadi pendakwah. Menjadi pengurus di beberapa masjid. Seperti Masjid Al-Fallah, Kampus, Palembang. Masjid Nurul Khair, Pasar Cinde, Palembang. Masjid Darul Fallah, Lemabang, Palembang. Masjid Jihad, Km 15 AAL.
“Pesantren Darrul Abroor, Desa Telang, Banyuasin. Masjid Pasar Lama, Tanjung Sakti, Lahat, ” urai Iqbal.
Ayahnya, merupakan sosok suami dan seorang bapak yang menjadi panutan, contoh, serta teladan. Bahkan hingga akhir hidupnya, beliau selalu erat dan dekat dengan masjid
Soal Masjid Al-Abduh ini, pada 1990 dulu ayahnya membeli sebidang tanah dari hasil tabungannya sebagai awal usaha penggilingan padi di Sematang Borang.
“Sebelum beliau wafat tahun 2012, beliau berpesan kepada anak-anak tercintanya. Agar suatu hari nanti, di atas tanah tersebut dibangunkan sebuah masjid,” ungkap Iqbal.
Hal inilah yang menginspirasi istri dan putra-putrinya, untuk dapat mewujudkan amanah mulia mendirikan masjid.