Plaju, Ikon Bersejarah di Palembang: Jejak BPM, Rumah Kolonial, dan Pesona Sungai Musi
Plaju, saksi sejarah industri minyak bumi Indonesia, kini menjadi destinasi budaya dan wisata internasional. Nampak Baterley mengunjungi tanah kelahirannya, Plaju. Foto : Istimewa--
BACA JUGA:Nama Kecamatan Kemuning Palembang: Simbol Keindahan dan Ketenangan
Sebagai seorang Belanda yang lahir di Indonesia pada masa transisi, Berteley menyampaikan pesan penting tentang pentingnya menjaga warisan budaya dan sejarah.
Ia mengimbau kepada generasi muda dan masyarakat luas untuk terus menghargai dan melestarikan aset sejarah yang ada, baik itu bangunan bersejarah, prasasti, atau dokumen-dokumen penting.
Kunjungan Berteley ke Palembang bukan hanya perjalanan pribadi untuk mencari asal-usul, tetapi juga sebuah refleksi tentang bagaimana sejarah, budaya, dan ingatan masa lalu saling terhubung. Dia juga mengapresiasi office museum yang ada sebagai tambahan informasi.
Plaju memiliki sejarah panjang yang erat kaitannya dengan perkembangan industri minyak bumi di Indonesia. Kawasan ini dahulu dikenal sebagai pemukiman bagi para pekerja kilang minyak milik PT Pertamina. Hingga saat ini, jejak sejarah tersebut masih terlihat dari keberadaan rumah-rumah tua bergaya kolonial yang memberikan nuansa khas tersendiri.
Nah menyoal dengan kecamatan Plaju memang ada banyak sejarah yang mengemukakan erat kaitannya dengan perkembangan industri minyak bumi di Indonesia, khususnya pada masa penjajahan Belanda. Plaju mulai berkembang sejak awal abad ke-20, sekitar tahun 1904, ketika perusahaan minyak Hindia Belanda, Bataafsche Petroleum Maatschappij (BPM), mendirikan kilang minyak di kawasan tersebut.
Plaju menjadi salah satu pusat industri minyak pertama di Indonesia dan kawasan permukimannya dibangun untuk menampung para pekerja BPM serta keluarganya. Pada masa itu, dibangunlah berbagai fasilitas pendukung seperti perumahan, sekolah, tempat ibadah, dan sarana kesehatan, yang sebagian besar berarsitektur kolonial Belanda.
Setelah Indonesia merdeka, kilang minyak di Plaju diambil alih oleh pemerintah Indonesia dan dikelola oleh Pertamina. Kawasan ini terus berkembang menjadi bagian penting dari sejarah industri energi nasional, sekaligus pusat permukiman yang tumbuh seiring waktu menjadi salah satu kecamatan di Kota Palembang.
Dengan latar belakang sejarah yang panjang ini, Plaju tidak hanya dikenal sebagai kawasan industri, tetapi juga sebagai wilayah yang menyimpan banyak cerita berharga tentang perkembangan sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat Palembang.
Keunikan Plaju juga terletak pada masyarakatnya yang menjaga tradisi lokal dengan baik. Salah satu tradisi yang paling menarik perhatian adalah Festival Seni dan Budaya Plaju, yang menampilkan tarian tradisional, musik khas Palembang seperti dul muluk, dan kuliner khas seperti pempek dan laksan. Festival ini kerap menjadi daya tarik bagi wisatawan dari berbagai negara, seperti Singapura, Malaysia, hingga Belanda.
Lokasi Plaju yang berada di tepi Sungai Musi memberikan daya tarik tersendiri. Wisata perahu di Sungai Musi yang melintasi Jembatan Ampera hingga kawasan Plaju menjadi salah satu aktivitas favorit bagi turis. Dari sini, wisatawan dapat menikmati pemandangan spektakuler matahari terbenam yang tidak kalah indah dibandingkan destinasi wisata kelas dunia.
Dengan meningkatnya kunjungan wisatawan internasional, sektor ekonomi di Plaju mengalami pertumbuhan yang signifikan. Para pelaku UMKM di kawasan ini, seperti pengrajin kain songket dan penjual makanan tradisional, merasakan dampak positif dari kunjungan wisatawan. Bahkan, beberapa produk lokal dari Plaju telah diekspor ke luar negeri, seperti kain songket yang diminati di Jepang dan Inggris.
BACA JUGA:Profil Kecamatan Sako Potensi Ekonomi yang Terus Berkembang di Palembang
BACA JUGA:Rapat Pleno Rekapitulasi Suara Kecamatan Ilir Timur I Palembang Berjalan Lancar
Pemerintah kecamatan Plaju, menyatakan komitmen pemerintah daerah untuk terus mendukung pengembangan potensi wisata dan budaya Plaju. "Kami ingin Plaju menjadi pintu gerbang wisata di Palembang yang dikenal hingga ke seluruh dunia".