Diberdayakan BRI, Petani Mangga Bondowoso Tingkatkan Produktivitas dan Kesejahteraan
Diberdayakan BRI, Petani Mangga Bondowoso Tingkatkan Produktivitas dan Kesejahteraan-Foto: Bank BRI-
BONDOWOSO, SUMATERAEKSPRES.ID – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) terus membuktikan komitmennya dalam mendukung pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di pedesaan.
Salah satu kisah sukses datang dari Abu Sufyan, petani mangga dari Desa Botolinggo, Kecamatan Botolingo, Bondowoso, Jawa Timur, yang berhasil meningkatkan produktivitas dan taraf hidupnya melalui program pemberdayaan BRI.
Mangga Alpukat, produk unggulan Desa Botolinggo, terkenal karena rasa manisnya, kadar air rendah, tekstur lembut, dan cara unik menyantapnya seperti alpukat.
Keunggulan ini membuat mangga dari daerah tersebut diminati tidak hanya di pasar lokal tetapi juga menarik perhatian pasar luar daerah.
BACA JUGA:Keripik Kentang Albaeta: UMKM Lokal yang Melesat Berkat Pemberdayaan BRI
BACA JUGA:Redmi Note 13 5G Resmi Meluncur, Tawarkan Desain Tipis dan Segudang Fitur Unggulan
Kredit Usaha Rakyat (KUR) Jadi Penopang Usaha
Abu Sufyan memulai perjalanan transformasi bisnisnya setelah mengenal program Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI melalui Kelompok Sumber Mangga.
Dana KUR yang diterimanya dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panennya.
Tak hanya modal usaha, ia juga mendapat edukasi mengenai pengelolaan keuangan hingga pemanfaatan teknologi pembayaran modern seperti QRIS dan aplikasi BRImo.
“BRI sangat membantu usaha saya. Prosesnya cepat, dan saya dibimbing untuk mengelola keuangan dengan lebih baik. Dengan BRImo, transaksi jual beli menjadi lebih praktis dan efisien,” ujar Abu Sufyan.
BACA JUGA:Mahasiswa dari 9 Kampus Ini Bakal Dapat Beasiswa Unggulan Bank Indonesia, Ini Daftarnya
BACA JUGA:Besok! Kenaikan Tunjangan Sertifikasi Diumumkan di Peringatan Hari Guru Nasional, Ini Besarannya
Pemasaran Lokal dan Daring
Berbekal pendampingan dari BRI, Abu Sufyan mampu memasarkan mangganya hingga ke luar daerah, termasuk DKI Jakarta.
Meski pemasaran utama masih dilakukan di sekitar desa, platform daring mulai membuka peluang untuk memperluas jaringan pasar.