Tagana Siaga Antisipasi Banjir, Ajukan Bantuan Perahu Karet dan Tenda Pengungsian
--
PALEMBANG – Banjir genangan air pasca hujan deras di Kota Palembang menjadi atensi sejumlah OPD (organisasi perangkat daerah) terkait. Untuk mengantisipasi dampaknya meluas pada musim penghujan ini, Dinas Sosial (Dinsos) Kota Palembang turut menyiagakan 50 personel Taruna Siaga Bencana (Tagana) untuk membantu proses evakuasi dan penanganan banjir yang ada. Mereka stand by 24 jam dan kapanpun siap diterjunkan ke lapangan.
"Hingga saat ini, kita masih memantau dan mengamati situasi yang ada, termasuk memenuhi kebutuhan di lapangan," ungkap Kadinsos Kota Palembang, M Ichsannul Akmal saat dibincangi koran ini, Selasa (19/11) siang. Penerjunan personel Tagana, kata Ichsan, melihat kondisi dan situasi. Penempatan personel akan disebar ke beberapa titik dengan karakteristik dan tingkat urgensi di lapangan.
Bahkan kalau memang dibutuhkan semua personel, pihaknya akan menerjunkan semuanya ke lokasi. Namun bila dirasa cukup dengan jumlah terbatas, penempatan ini disesuaikan situasi di lapangan. "Sisa personel yang ada bisa bantu ke lokasi berbeda," cetusnya. Terkait alat bantu seperti perahu karet dan tenda pengungsian, hingga saat ini masih proses pengajuan ke Kementerian Sosial (Kemensos) RI.
Perahu karet dan tenda ini bisa digunakan di situasi genting termasuk banjir dan bencana lainnya. “Total perahu karet yang kita ajukan lima unit dan tenda pengungsian 4-5 Unit. Kami berharap usulan ini semuanya disetujui, sehingga bisa digunakan secepatnya,” bebernya. Diakuinya, perahu karet sangat dibutuhkan dalam mengevakuasi para korban banjir terutama lokasi yang sulit dijangkau kendaraan seperti mobil atau sejenisnya. Untuk tenda dapat ditempatkan di titik banjir atau bencana lainnya.
BACA JUGA:Banjir Melanda Desa Tanjung Sirih dan Lubuk Sepang, Jalan Lahat-Pagaralam Tergenang
BACA JUGA:Curah Hujan Tinggi, Jalan Provinsi Putus, Mobil dan Motor Terperosok, Palembang Langganan Banjir
Kepala Dinas PUPR Kota Palembang, Ir Ahmad Bastari Yusak mengakui tingginya curah hujan seringkali menyebabkan banjir di beberapa kawasan Kota Palembang. Ada banyak faktor pencetus, bukan hanya minimnya kolam retensi, juga akibat saluran air dan sungai yang ada di Kota Palembang mengalami sedimentasi dan tertutup akibat sampah yang menyumbat saluran air, sehingga membuat satu kawasan rentan banjir.
“Hasil studi para ahli, Kota Palembang membutuhkan paling sedikit 120 kolam retensi. Namun di Kota Palembang baru memiliki hingga saat ini baru ada 50 kolam retensi,” tegasnya. Hal ini membuat banjir musim hujan selalu mengingati, untuk itu ke depan pihaknya akan terus membangun kolam retensi, terutama di kawasan rawan banjir dan genangan air.
“Personel kami juga patroli titik-titik yang tergenang air, terutama pasca hujan termasuk menyiapkan pompa,” bebernya. Banjir juga sering disebabkan oleh Sungai Musi yang pasang seperti hujan saat Senin (18/11) sore yang menimbulkan banyak genangan. Jadi air yang harusnya mengalir ke Sungai Musi, malah kembali lagi sehingga membuat satu kawasan tergenang. Titik tergenang dengan ketinggian bervariasi, 5-40 cm tersebar hampir di sebagian wilayah Kota Palembang, terutama dataran rendah dan dekat aliran sungai.