Hoaks sebagai Alat Black Campaign, Melanggar Hukum dan Mencederai Prinsip Demokrasi yang Sehat
--
Elen juga meminta seluruh pihak untuk mengantipasi segala kemungkinan yang bisa terjadi. Karena Sumsel dipetakan sebagai salah satu daerah yang diindikasikan rawan. “Namun dengan koordinasi bupati/wali kota, semua kerawanan itu bisa dikendalikan dengan aman,” ulasnya.
BACA JUGA:Pilkada Muratara 2024 Pengamanan Ditingkatkan dengan Personel Gabungan
BACA JUGA:Raja Dangdut Rhoma Irama Serukan Dukungan untuk Hj Lucianty-Syaparuddin di Pilkada Muba
Kesiapan penanganan soal kerawanan, sambung Elen, pihaknya sudah berkoordinasi dengan aparat penegak hukum, dan forkopimda yang ada. “Tanggal 18 November, kami akan ada deklarasi damai Polda Sumsel dan forkopimnda Sumsel,” ungkapnya.
Dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2024, di Sentul,Kabupaten Bogor, Jawa Barat, beberapa waktu, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo, menyoroti maraknya penyebaran hoaks dan misinformasi di media sosial selama tahapan Pilkada 2024.
Disebutnya, hoaks menjadi ancaman tertinggi yang berpotensi mengganggu jalannya Pilkada 2024. Hoaks harus menjadi poin penting yang harus diantisipasi, sebab tidak semua masyarakat bisa membedakan informasi yang benar dan yang bohong. “Karen saat ini kalau kita ikuti, ada 33 miliar interaksi media sosial yang mana 38 persen isinya positif, 23 persen netral, dan 29 persen negatif,” ujar Kapolri.
Berita hoaks akan menimbulkan reaksi. Mulai hanya sekadar dibaca, kemudian dibagikan ke orang lain. Berita hokas juga bisa menimbulkan aksi di lapangan. Karena itu Kapolri meminta forkopimda siap mengatasi kejadian-kejadian yang tidak diinginkan selama penyelenggaraan Pilkada 2024, termasuk mengantisipasi penyebaran berita hoaks.
Sementara itu, Penata Kebijakan Kapolri Madya (PKKM) Polda Sumsel Kombes Pol Sigit Adiwuryanto SIK MH, menegaskan komitmen Polri khususnya Polda Sumsel, untuk bersikap netral di Pilkada Serentak 2024. Tidak memberi dukungan kepada salah satu calon, fasilitas, arahan atau tanggapan yang dapat mempengaruhi pemilih.
Bagi personel yang terlibat politik praktis, akan ditindak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Akan berurusan dengan Bidpropam Polda Sumsel “Operasi Mantap Praja (OMP) Musi 2024 sendiri telah dimulai sejak 24 Agustus 2024, memastikan kelancaran pemilihan,” ungkapnya.
Sigit mengimbau seluruh personel Polda Sumsel untuk menciptakan cooling system. “Dengan menyebarkan informasi yang akurat tentang keamanan dan ketertiban kepada masyarakat,” imbaunya.
Hal ini bertujuan untuk mencegah penyebaran hoaks, isu SARA, dan propaganda yang dapat mengganggu ketenteraman dan kerukunan antarumat beragama. Pesta demokrasi juga harus tetap menjadi momen silaturahmi dan persaudaraan. “Mari kita jaga ketenteraman dan tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang tidak jelas kebenarannya,” ajaknya.