Kemenkes Minta Masyarakat Rutin Cek Gula Darah untuk Cegah Diabetes
RUTIN: Kemenkes minta masyarakat Indonesia rutin lakukan cek gula darah. -Foto: freepik-
SUMATERAEKSPRES-ID Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengingatkan masyarakat Indonesia agar rutin melakukan pegecekan gula darah setiap tahunnya.
Hal tersebut dilakukan untuk mencegah tingginya kasus diabetes di Indonesia.
"Masyarakat Indonesia diharapkan minimal satu kali dalam setahun untuk melakukan pemeriksaan gula darah. Ini dilakukan agar mengetahui apakah ada diabetes atau tidak," ujar Ketua Tim Gangguan Otak Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes, Tiersa Vera Junita saat konferensi pers di Jakarta Pusat, Minggu (17/11/2024) melansir RRI.
Kata dia, Indonesia sekarang ini sudah dilengkapi beragam fasilitas dan layanan kesehatan.
Mulai dari posyandu, puskesmas, hingga rumah sakit.
"Jadi masyarakat di tingkat komunitas masyarakat kita punya posyandu. Kemudian di layanan kesehatan kita punya puskesmas, itu semua mampu untuk melaksanakan kegiatan deteksi dini atau screening," bebernya.
BACA JUGA:Jaga Kualitas Hidup Penderita Diabetes, Perhatikan Pola Hidup Sehat, Jangan Malas Bergerak
BACA JUGA:Jalan Cepat Ternyata Bisa Turunkan Resiko Diabetes, Yuk SImak Penjelasannya
Di samping layanan kesehatan, kata Tiersa, Kemenkes pun melakukan berbagai upaya demi menekan angka kasus diabetes di Indonesia.
Di antaranya mempromosikan kesehatan, melakukan edukasi hingga pemberdayaan masyarakat.
"Setelah promosi kesehatan, kemudian kita edukasi, dan pemberdayaan masyarakat. Untuk di layanan primer juga kita punya program untuk mulai dari deteksi dini," tambahnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, persentase penyandang diabetes di Indonesia mencapai 11,7 persen.
Apabila melihat jumlah penduduk usia 15 tahun di tahun 2023, terdapat 200 jutaan lebih sehingga penderita diabetes di Indonesia hampir menyentuh angka 25 juta.
"Itu sangat banyak dan peningkatannya cukup sinifikan, kalau di 2018 data prevalensinya masih di angka 8,5 persen, di 2023 naiknya cukup drastis. Angkanya di 11,7 persen dan itu untuk diabetes tipe 2," ungkap Tiersa.