Kebijakan Protektif Trump: Dampaknya pada Ekonomi Indonesia di Tengah Ancaman Perang Dagang AS-China
Kebijakan Protektif Trump: Dampaknya pada Ekonomi Indonesia di Tengah Ancaman Perang Dagang AS-China-Foto: Dudun/sumateraekspres.id-
Sunarso menyoroti bahwa perekonomian Indonesia memiliki korelasi yang lebih kuat dengan ekonomi China dibandingkan dengan AS. Berdasarkan data yang ada, Indonesia memiliki indeks korelasi sebesar 0,351 dengan China, sementara dengan AS sedikit lebih rendah, yakni 0,347. Hal ini menunjukkan bahwa setiap perubahan dalam pertumbuhan ekonomi China cenderung lebih mempengaruhi ekonomi Indonesia dibandingkan dengan perubahan yang terjadi di AS.
“Artinya, setiap perubahan dalam pertumbuhan ekonomi China akan berdampak lebih besar bagi Indonesia daripada perubahan yang sama pada ekonomi AS. Oleh karena itu, jika AS melanjutkan kebijakan proteksionismenya dan China merespons dengan perang dagang, dampaknya bisa sangat besar bagi Indonesia,” tambah Sunarso.
Kewaspadaan untuk Ekonomi Indonesia
Sunarso juga menekankan pentingnya kewaspadaan bagi sektor perbankan dan pelaku ekonomi Indonesia. Perekonomian Indonesia sangat bergantung pada kebijakan global dan bagaimana hubungan dagang antara AS dan China dapat mempengaruhi pasar ekspor Indonesia serta rantai pasokan internasional.
“Penting bagi kita untuk terus memantau perkembangan kebijakan proteksionisme ini. Stabilitas ekonomi Indonesia sangat bergantung pada dinamika perdagangan global, dan jika perang dagang AS-China terjadi, kita harus siap menghadapi berbagai dampak yang bisa mengarah pada penurunan pertumbuhan ekonomi,” tutup Sunarso.
Kebijakan proteksionisme yang diterapkan oleh Donald Trump, dengan prinsip "America First", dapat memicu inflasi di AS dan mempengaruhi kebijakan moneter The Fed. Potensi perang dagang antara AS dan China semakin mengancam, dan Indonesia harus siap menghadapi dampak ekonominya. Dengan korelasi yang lebih kuat terhadap ekonomi China, Indonesia berisiko mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi jika ketegangan global semakin meningkat. Pelaku ekonomi Indonesia, terutama sektor perbankan, harus tetap waspada terhadap kemungkinan dampak dari kebijakan global yang sedang berkembang ini.