https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Hemat Daya dengan PLTS Atap on Grid

PLTS ATAP : Sejak 2020, Gedung Dinas ESDM Sumsel menggunakan PLTS atap on grid yang connect ke sistem kelistrikan PLN. FOTO: RENDI/SUMEKS--

Cuma harganya mahal, baterainya saja lebih dari separuh dari harga solar cell. Misalnya PLTS atap kami, jika berbaterai mungkin harganya jadi Rp1 miliar lebih” lanjutnya. 

Dengan adanya pilihan sistem on grid yang lebih murah, pihaknya berharap penggunaan panel surya atap semakin ramai oleh instansi, perusahaan, rumah tangga ke depan.

“Perawatan PLTS atap pun gampang, tinggal bersihkan panel saja. Kalaupun ganti sparepart paling 5 tahun sekali, biasanya ada vendor yang me-maintenance,” imbuhnya.  

BACA JUGA:PLTSa 17,7 MW Tuntaskan Sampah Kota

BACA JUGA:Pastikan Peringatan HUT RI Pakai Listrik Hijau, Menteri BUMN Tinjau PLTS di IKN

Menurutnya, rumah-rumah rakyat dapat memasang PLTS atap on grid secara mandiri dengan kapasitas standar 5-10 kilo volt ampera (kVA). “Harganya sekitar Rp20-40 juta.

Mungkin berat membelinya, padahal hitungan jangka panjang sangat ekonomis. Tagihan listrik berkurang hingga 60 persen setiap bulan,” terang Ary.

Selain itu, lanjut Ary, masyarakat turut menyukseskan program transisi energi untuk lingkungan lebih hijau, mengurangi emisi karbon dan efek GRK dari penggunaan bahan bakar fosil, serta mewujudkan netral karbon 2060. “Semakin masif penggunaan EBT, semakin sedikit pula pencemaran udara,” tandas Ary.

Hal sama dirasakan Hotel Santika Premiere Bandara Palembang yang memasang 910 modul panel surya di rooftop lobby, ballroom, dan kamar hotel sejak November 2020.

PLTS atap kapasitas 318,5 kWp atau 350 Wp per panel itu juga sistem on grid alias tanpa baterai. Keberadaannya memenuhi sekitar 20-30 persen kebutuhan listrik hotel yang tegangannya 860 kVa, selebihnya di-backup listrik PLN.

Kendati kontribusinya sedikit dan hanya menyuplai listrik hotel pada siang hari, namun penggunaan PLTS atap telah mengurangi biaya tagihan listrik Santika Premiere hingga 30-60 persen atau sekitar Rp30-35 juta per bulan, serta mengefisiensi sumber daya listrik 448.893 kWh setiap tahun.

“Sehari produksi PLTS kita mencapai 600 kWp-1 MWp tergantung sengat (suhu) matahari,” ungkap Fadli Peudada, Chief Engineer Santika Hotels & Resorts.

Tak hanya menghemat energi, kata Fadli, paling penting pihaknya turut berkontribusi mengurangi emisi CO2 sebesar 419.266 kg.

Jumlah CO2 itu setara yang dihasilkan dari konsumsi 117.173 liter bensin, atau perlu menanam 5.260 pohon untuk menyerap CO2 tersebut.

Sementara itu, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menjelaskan PLN ikut berusaha mewujudkan NZE di Indonesia 2060, salah satunya melalui program transisi energi PLTS atap.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan